Cindy Pov
"Apa tom?"
"Waktu aku mengejarmu karena kau terburu buru, aku sempat mendengar kamu bilang sesuatu tentang pembunuhan. Apa kau tau sesuatu tentang pembunuhan?"
"Tidak, aku tidak tau, maksudku aku tidak mengingatnya" aku mencoba mengingat-ingat tapi aku tidak dapat mengingat tentang pembunuhan.
"Atau memang itu alasan kenapa kamu di sini." Aku menggeleng frustasi aku hanya ingin agar tau kenapa aku masih di sini sehingga niall bisa melihat aku. "Cindy aku tau kau pasti akan ingat coba ingat lebih keras lagi"
"I will tom" aku mengangguk.
"Aku harus menemui sarah"
"What? Kau mau menemui sarah? Tapi tom..."
"Aku ingin mengatakan bahwa aku sudah tidak ada dan aku ingin dia tidak mengkhawatirkanku"
"Lalu kau akan bilang bahwa jasadmu belum ditemukan, lalu kau membuatnya lebih khawatir tom" aku melihat ke tom dan dia menurunkan bibirnya. "Tom aku akan membantumu aku janji, aku akan membuat niall atau siapapun itu menguburkanmu dengan layak dan memberitau ini semua ke Sarah"
"Tapi aku masih mau menemuinya cindy, at least aku akan berbicara aku menyayanginya."
"Aku tak bisa menahanmu tom, tapi aku akan berusaha agar kamu dimakamkan dengan layak, aku akan berusaha, maafkan aku tom" sebenarnya di lubuk hatiku yang terdalam aku masih menyimpan rasa bersalah, karena aku tom harus begini.
"Cindy sudahlah, ini sudah takdirku, dan aku senang bisa mengenalmu walaupun keadaan kita seperti ini" dia tersenyum padaku, aku berharap aku mengenalnya sebelum kami berdua sepeeti ini. Dia orang yang baik.
"Tom.. kau membuatku merasa aku akan kehilangmu lebih cepat" aku memeluknya erat dan dia memelukku.
"Cindy aku juga merasa begitu."
--
Tom memutuskan untuk ke Ireland untuk menemui sarah, adik tercintanya. Aku yakin dia pasti sangat bersedih melihat adiknya yang mengharapkan kakaknya kembali. Seandainya malam itu aku mendengarkan dia dan berbalik untuk menemuinya sebentar.
"Aku dengar apartment ini makin berhantu" aku mendengar suara louis di ruang tv. Aku mencoba menghampiri mereka ternyata louis sedang berkunjung.
"Aku sebenarnya tidak percaya, tapi aku mengalaminya sendiri mate" niall meminum coffee nya dan menatap ke dalam gelasnya.
"Benarkah? Jadi semuanya nyata.. tapi kau sudah tinggal di sini lama, maksudku kenapa baru sekarang. Oh!" Light bulb seperti berada di atas kepala louis dan niall melihat ke louis dengan mengangkat alisnya. "Jangan jangan ada yang melakukan ritual pemanggilan arwah dan apartment ini menjadi terkutuk"
"Aku sudah mendengarkan serius, twat!"
"Hahaha boohooo niall horan" louis mengangkat kedua tangannya seperti menakut-nakuti niall.
"What? Hahaha" aku tak bisa menahan ketawaku, astagah louis dia benar benar kebanyakan nonton film. Dia selalu saja take it too serious saat menonton film.
"Mate apa kau mendengarnya?" Mereka saling bertatapan, membuatku terdiam dan melihat ke mereka.
"Yes, suaranya benar benar jelas" niall mengangguk dan mereka berdua menatap ke arahku, aku yakin mereka tidak melihatku karena mereka tidak terlihat shock, maksudku mereka shock tapi tidak benar benar shock. Apa mereka mendengarku. Apa barusan mereka mendengarku. Benar benar mendengarku, aku menutup mulutku. "Kau benar louis, ada yang memanggil arwah"
"Niall!" Aku tak percaya niall bahkan mempercayai itu. Aku tak sadar aku berteriak pada mereka. Membuat mereka makin pale.
"Dia memanggil namamu bodoh!"
"Louis apa yang harus aku lakukan!" Aku melihat mereka berdua dengan muka yang pucat, tunggu mereka mendengarku lagi. Niall my baby tidak ada yang perlu kau lakukan, aku tidak akan membuatmu terluka atau apa.
"Kenapa kau tanya aku ini kan apartementmu. Aku harus pulang"
Louis mencari cari sesuatu."Don't you dare louis, leave me alone in this fu-cking situation!"
"Horan this is between life and death, I am not deal with that" louis terus mencari sesuatu. "Di mana kunciku?!"
"Di gantungan kunci lah louis" aku menjawab pertanyaan louis, membuat mereka berteriak.
"Dengar! Dia pasti akan mengikutimu!" Niall melihat ke louis, entah kenapa ini sangat menyenangkan, sekarang aku mengerti kenapa hantu gemar sekali menakuti, karena ini menyenangkan. Melihat mereka yang ketakutan, I am sorry babe tapi kau sangat lucu. Aku tarik kata kataku sayang, aku tidak akan membuatmu terluka aku hanya akan membuatmu takut.
"Stop it horan!" Louis langsung kembali duduk di sofa nya dan menarik selimutnya. "Setidaknya kita harus tetep bersama horan, itu akan lebih tidak menakutkan"
"Nah sekarang kau yang ketakutan, dasar idiot" niall smirk melihat ke louis tapi mukanya kembali ketakutan.
"Horan, kita harus selalu bersama malam ini, oke?" Louis melihat ke niall meyakinkannya dengan tatapan. "Oh fu-ck! sekarang aku ingin pipis"
"Seriously louis?" Aku makin ingin tertawa melihat kelakukan mereka, astagah mereka sangat konyol sekali, aku tidak bisa mengatasi ini.
"Yes horan! Ayo, prinsip kita malam ini adalah tetap bersama. Oke? Jadi kau ikut denganku ke kamar mandi dan berdiri di belakangku saat aku pipis oke?!" Mereka berjalan ke kamar mandi.
"Wow lou! Sounds like a plan!" Aku bisa melihat niall memutar matanya mendengarkan louis membuatku semakin ingin ketawa. Niall mau tak mau mengikutinya, padahal mukanya dia terlihat terganggu tapi juga ketakutan. Aku mengikuti mereka sampai ke kamar mandi, tentu saja aku membelakangi mereka aku tidak mau melihat louis buang air kecil.
"Aku selalu menganggap di film hantu mereka yang kebelet buang air kecil itu orang yang bodoh, aku tak percaya aku melakukannya! Aku orang bodohnya"
"Kau semakin bodoh saat mengatakannya!" Niall membelakangi louis sambil melihat sekeliling dengan waspada, dan louis mulai buang air kecil. Muka niall yang ketakutan sangat lucu, aku jadi ingin menciumnya. Ya Tuhan maafkan aku tapi aku ingin melakukan ini.
"Boo..." aku mengeluarkan suara kecil.
"Please jangan ganggu aku, aku hanya mengantar si bodoh ini buang air kecil"
"Horan what-"
"Hahahaha" aku tak bisa menahan ketawaku. Aku melihat niall langsung pucat pasi.
"Niall suara apa itu" louis langsung berbalik. Begitupun juga dengan aku, aku tak mau melihat his thing.
"Fu-ck louis! Selesaikan dulu pipismu" louis tak sadar berbalik dan membuat air kencingnya membasahi celana niall, dia belum selesai buang air kecil. Aku tertawa lirih, mereka sangat bodoh. "Look what did you do moron!"
"Oh oh sorry mate! Fu-ck gara gara hantu sialan" dia langsung memencet flush, dan memakai celananya.
"Siapa yang sialan?" Aku berbalik melihat ke mereka.
"Fu-ckkkkkkk"
Aku mendengar mereka mengumpat sambil berlari keluar kamar mandi. Aku tak tau kedua bocah besar itu ternyata bisa bertingkah seperti ini.
--
Mereka berdua tidur sambil berpelukan betapa menggemaskannya mereka, aku tak percaya membuat mereka takut sampai seperti ini. Aku mulai berpikir aku benar benar bisa didengar ini akan menjadi lebih mudah.
Kemudian aku melihat ke niall, or not. Niall bahkan ketakutan setengah mati, bagaimana bisa aku berkomunikasi dengannya, itu malah membuatnya menjadi gila. Ternyata dapat di dengar sekalipun sama susahnya.
--
Hello updating again. Hope you really enjoy this chapter, hahaha. I always ship Nouis! Hahaha. Sorry louis for make you silly in this chapter.
Please leave vomments. I would like to some advice. Thank you!
Love ya ❤
YOU ARE READING
One More Chance [n.h]
Fanfictionhow if you die but you dont want die yet because you still love your boyfriend. And how if you die in front of thousands people. And how if you still want to be human, theres still chance for you to alive?? We'll see. Write In Bahasa :)