Chapter 14

71 5 1
                                    

Cindy M

Aku langsung bergegas pergi meninggalkan niall yang masih meneguk tequilla nya. Aku harus mencari tom bagaimana bisa aku ada di foto. Aku mencari tom di tangga darurat seperti biasanya tapi tidak ada. Kemana tom apa dia masih di pemakaman. Aku pergi keluar dan aku langsung berpapasan dengan tom.

"tom aku terlihat di foto!" "cindy aku dibunuh!" kami berbicara bersamaan, betapa terkejutnya aku saat tom bilang dia dibunuh, tom juga terkejut melihatku. "kau dibunuh tom??"

"kau tampak di foto?" tom melihatku. Ada apa hari ini, kenapa hari ini penuh kejutan sekali. "ceritakan aku bagaimana bisa kau tampak di foto?"

"aku tidak tau, tapi aku tampat di foto niall aku tepat di belakangnya, dan sekarang sepertinya dia depresi karena foto itu" aku menunduk sedih. Niall benar benar kelihatan depresi, apa aku harus menjauhinya.

"ya memang kemungkinan bisa seperti itu, kita tampak di foto" tom mengusap usap pundakku. Aku tak keberatan tampak di foto tapi aku sedih ketika melihat niall depresi.

"tapi niall terlihat depresi dengan foto itu, apa dia tak menginginkanku" aku melihat tom dia menggeleng kepalanya melihatku.
"tidak mungkin dia hanya shock saja dan aku yakin dia akan biasa saja besok" kata kata tom sedikit menenangkanku. Aku mengangguk pelan.

"eh? Sekarang ceritakan kenapa kau bisa tau jika kau di bunuh? Apa memori itu muncul lagi?" aku tak percaya tom dibunuh, malangnya tom.

"tadi saat di pemakaman aku bertemu old man, aku mengatakan padanya aku tak menemukan makamku, lalu dia bilang mungkin aku tidak di kubur, aku bingung maksudnya tidak di kubur itu. Lalu dia bilang ada kemungkinan aku dibunuh dan tidak di makamkan. Lalu yang lebih mengerikan aku mendapat memori aku melihat dua orang berpakaian serba hitam dan membawa pisau aku bisa merasakan perih di lengan dan kakiku, juga merasakan sakit di wajah dan perutku." aku benar benar merinding mendengar cerita tom, dia sepertinga sangat terpukul. Aku memeluknya mencoba memenangkannya.

"tom jika memang kau di bunuh dan tidak di makamkan, maka kita harus mencari tau siapa yang membunuhmu, dan dimana jasadmu" aku melihat tom dan meyakinkan dia semuanya akan baik baik saja. Dia pria yang baik, aku senang bisa mengenalnya.

---

Setelah percakapan mengerikan aku dan tom aku memutuskan untuk kembali ke apartment niall. Aku masuk dan melihat niall tertidur di kasurnya. Wajahnya masih tampak lelah, aku mengusap pipinya walaupun tak bisa tersentuh aku yakin dia bisa merasakannya karena dia langsung bergerak. Tapi dia hanya akan merasakan dingin.

"cindy.." niall mengucapkannya dengan pelan bahkan sedikit mendesah. Apa dia sedang memimpikan aku. "cindy go!" dia mengatakannya cukup keras apa dia tak menginginkan aku bahkan dalam mimpinya. Niall tak mengucapkan apapun lagi tapi wajahnya tampak tak enak. Apa niall sudah tak menginginkan aku, lagi lagi aku meneteskan air mata. Niall tak menginginkan aku lagi. "go! Cindy!" niall tiba tiba berteriak membuyarkan lamunanku. Dia benar benar ingin aku pergi. Air mataku menetes tambah deras dan aku langsung pergi keluar kamarnya.

Niall H

Aku berada di pantai yang sejuk, aku duduk di bawah pohon kelapa yang rindang, aku melihat hamparan pantai yang berwarna biru muda sangat indah. Sungguh ini yang aku butuhkan sekarang.

Saat aku sedang bersantai ada seseorang mendekatiku, seseorang sangat cantik ia mengenakan bikini berwarna putih kontras dengan kulit tannya. Ya dia kekasihku cindy. Dia membawakanku minuman yang berwarna merah di bawah dan biru di atas dengan hiasan cherry dan payung kecil berwarna kuning. Dia duduk di sebelahku.

"niall ini minumanmu" aku tersenyum dan menerima minumannya. Saat aku meminum minumanku cairan dingin langsung membasahi tenggorokanku.

"thank you babe" dia tersenyum dan bersender di pundakku, aku memegang tangannya. Jika ini mimpi aku tak ingin bangun aku harap ini kenyataan.

"kau terlihat sexy dengan bikini itu" aku wink melihatnya dia langsung mencubit perutku main main, aku senang sekali menggodanya apalagi sampai dia blushing.

"niall kau bisa saja, dasar genit" aku tertawa mendengarnya dia sangat manis dan lucu. Aku mendekatkan mukaku padanya tapi dia menahanku.

"niall kita berbeda" dia melihatku dengan tatapan sedih. Aku mengusap pipinya.

"aku tak perduli kau masih milikku" aku mencium bibir lembutnya, cukup lama akhirnya dia merespon dia mencium bibirku. Aku menyusuri kulit tangannya dari pundak hingga telapak tangannya, aku memegang tangannya. Dan tanganku berpindah ke pipinya. Kami berciuman lembut aku sangat amat merindukannya. Aku mencium dagunya dan turun kelehernya.

"mm niall" aku mengecup lehernya, aku merindukan suara manis nya saat dia mendesah namaku.

"cindy.." dia meremas sesuatu di balik celanaku.

Tiba tiba ada suara tembakan yang membuat kami terkejut. Aku melihat seseorang tak jelas wajahnya dia membawa pistol. Dan menodongkannya ke kami.

"cindy go!" aku langsung bangun dan menyuruh cindy untuk pergi aku tak mau kehilangan dia untuk kedua kalianya. Dia memegang tanganku menggelengkan kepalanya, sebenarnya aku tak ingin dia pergi. "go! Cindy!" aku berteriak padanya dan melepaskan tangannya. Dia akhirnya pergi lari dan tinggal aku dan laki laki itu. Tapi laki laki itu malah melihat ke cindy yang sedang berlari, dia sepertinya mengincar cindy kakiku tak dapat bergerak. Tiba tiba laki laki itu menembakkan pelurunya ke cindy.

"cindy no!" aku terbangun dari tidurku. Aku melihat sekeliling sepi dan gelap. Aku terengah engah aku merasakan keringat bercucuran. Aku melihat kesamping ku tak ada siapapun cindy benar benar tak ada. Dia sudah pergi meninggalkanku.

-----

Happy fasting :*

One More Chance [n.h]Where stories live. Discover now