ch. 20

1.5K 162 6
                                    

Doyoung menuntun jihoon dengan hati hati disetiap langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung menuntun jihoon dengan hati hati disetiap langkahnya. Keduanya sudah berada di lorong rumah sakit untuk kembali melihat junkyu.

Sebelum mereka berangkat tadi, doyoung tentunya sudah melarang jihoon untuk pergi karena kondisinya yg tidak memungkinkan. Tetapi jihoon tetaplah jihoon yg keras kepala.

Jihoon memaksa doyoung agar ia bisa ikut bersama dan jihoon berjanji akan memeriksa kondisinya pada dokter dirumah sakit ini. Sehingga doyoung tidak bisa menolak permintaan kakak sulungnya itu.

"Kita periksa dulu kak ji ya? Kalau kak ji udah diperiksa, baru nanti kita liat kak kyu di ruangannya."

Jihoon sontak menghentikan langkahnya dan berjalan sedikit jauh dari doyoung. Jihoon tersenyum lalu kedua tangannya memegang bahu doyoung.

"Kakak udah gapapa doy. Kita liat dulu junkyu sekarang, takutnya gak ada yang jaga. kakak bisa diperiksa nanti oke?"

Doyoung menghela nafasnya lalu mengangguk pelan. Baiklah doyoung akan menuruti ucapan jihoon lagi sekarang. Tetapi jika nanti jihoon menolak kembali untuk diperiksa, doyoung akan menyeret kakaknya itu.

Doyoung yg kembali ingin menuntun jihoon dengan cepat jihoon langsung menghindar darinya. "Kakak bisa jalan sendiri dob." Ucapnya tersenyum lebar.

"Tapi nanti kalau kak ji jatuh gimana?" Tanya doyoung penuh khawatir. Ia terlalu khawatir dengan kondisi jihoon.

"kakak gak selemah itu doy. Udah ayo cepet kita ketemu kak junkyu."

Tanpa menunggu jawaban dari doyoung, jihoon langsung merangkul bahu doyoung. Keduanya kembali berjalan untuk menaiki lift dan pergi ke lantai 3, dimana ruangan junkyu berada.

Tidak butuh waktu lama bagi keduanya untuk sampai diruangan junkyu. Jihoon dan doyoung sudah berada dihadapan junkyu yg masih memenjamkan kedua matanya dengan damai.

Tidak ada pembicaraan disana, terkecuali suara detak jantung junkyu yg terdengar dari mesin ekg.

Drrt

Jihoon merogoh saku celananya dan ternyata ponsel junkyu yg bergetar. Saat melihat nomor yg tidak dikenal disana, jihoon langsung mematikan telpon itu dan ingin kembali memasukkan ponselnya.

Tetapi dering telpon terus saja bergetar di ponsel junkyu. Mau tidak mau jihoon mengangkat telponnya setelah melirik doyoung sekilas.

"Halo?"

"JUNKYU KAMU DIMANA HAH?!"

Jihoon menjauhkan ponsel junkyu dari telinganya. Demi tuhan, suara itu sangat melengking keras bahkan sampai membuat doyoung terlonjak kaget.

"Maaf ini dengan siapa?" Tanya jihoon setelah kembali mendekatkan ponselnya pada telinganya.

"Jangan pura pura tidak tahu ya kamu junkyu. Saya sudah berbaik hati menerima kamu bekerja dengan saya, tetapi kamu malah menyepelekan pekerjaan ini. Kalau kamu tidak datang besok pagi, saya pastikan kamu akan saya pecat dan tidak akan mendapatkan uang bayaran kamu!"

A Smile Behind The Sadness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang