"kak ji ayo kita makan malam"
Jihoon menatap tak suka pada doyoung. Ia kembali menutup pintu dengan kasar lalu menguncinya, agar tidak ada yang mengganggunya lagi.
Doyoung menghela nafasnya kasar. Perlakuan kakak nya itu masih sama, dan tidak ada yang berubah. Jihoon selalu ketus padanya.
Berjalan pelan untuk kembali ke meja makan, dimana sudah ada kakak nya yang lain sedang menunggu. Doyoung mencoba menutupi kesedihannya dengan tersenyum, lalu duduk dihadapan junkyu.
"Jihoon dimana? Ga makan malem bareng lagi?" Tanya junkyu menatap heran pada adiknya.
"Kata kak ji, mau ngerjain tugas dulu. Nanti makannya nyusul kalau udah selesai" balas doyoung yang masih menampilkan senyumannya.
Junkyu mengangguk faham, sudah menjadi kebiasaan jihoon yang selalu sibuk mengerjakan tugasnya dan tidak makan malam bersama dirinya dan juga doyoung.
Tidak ada pembicaraan diantara doyoung dan juga junkyu. Karena junkyu selalu menerapkan prinsip, jika sedang makan tidak boleh ada yang berbicara. Dan doyoung akan selalu mengingat hal itu.
"Dobby ini ibu belikan ayam untukmu. Makan yang banyak ya sayang, agar kamu bisa tumbuh menjadi lelaki yang kuat dan sehat"
Suara dari sang ibu langsung mengalihkan pandangan mereka. Doyoung menatap satu bungkus ayam yang ibunya simpan dihadapannya.
"Terimakasih ibu. Nanti dobby makan bareng kak junkyu sama kak ji" ucao dobby tersenyum senang.
Ibunya mengusap rambut doyoung pelan kemudian terkekeh.
"Itu buat kamu aja dobby. Kak junkyu sama kak ji bisa makan yang lain"Doyoung menatap ibunya bingung. Selalu saja seperti itu, ibunya selalu mementingkan dirinya, dan mengenyampingkan kedua kakaknya.
Karena hal itu pula membuat doyoung merasa tidak enak kepada kedua kakaknya.
Junkyu masih fokus pada makanannya, terlihat tidak peduli pada ibunya yang sedang memanjakan doyoung.
"Junkyu ke kamar duluan"
Doyoung langsung menatap kakaknya yang pergi meninggalkan meja makan. Padahal makanan junkyu itu masih banyak.
Junkyu merebahkan tubuhnya. Rasa pusing di kepalanya kembali terasa sekarang, padahal ia sudah minum obat.
Mencoba meredakan rasa pusing itu dengan memijat pelipisnya pelan, hingga tidak sadar ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya.
Cklek
"Ayah akan pergi ke luar kota untuk dua minggu kedepan. Kamu jaga jihoon, jangan sampai dia berulah kembali. Dan jangan membuat doyoung kerepotan karena mengurusmu" ucapan ayahnya hanya dibalas anggukan olehnya.
Karena jujur saja, kepala junkyu rasanya ingin meledak karna rasa pusing yang ia rasakan.
"Dasar tidak sopan. Setidaknya jika kamu tidak bisa menjawab, bangunlah bodoh."
Sebelum menutup pintu kamar junkyu, ayahnya menendang sisi kasur junkyu dengan kuat, hingga membuat junkyu terlonjak kaget.
Junkyu Bagun dari tidurnya, menghela nafasnya pelan. Lalu berjalan keluar kamar untuk menghampiri saudaranya yang pastinya masih ada didalam kamarnya, jihoon.
Tok
Tok
Tok
Jihoon yang sebelumnya duduk dimeja belajar langsung membuka pintu kamarnya. Terlampau hafal dengan tempo ketukan dari junkyu.
Setalah keduanya masuk, tidak ada yang memulai pembicaraan. Jihoon yang kembali fokus untuk mengerjakan tugas kuliahnya, dan junkyu yang fokus dengan dunianya sendiri.
"Lain kali kunci pintu kamar lo. Supaya gak ada pengganggu yang bisa masuk" sahut jihoon, menatap junkyu yang duduk disisi kasurnya.
"Ji apa lo gak bisa bersikap baik ke doyoung? Dia adek lo juga ji, kasian doyoung kalau terus terusan lo diemin" ucap junkyu yang kini merebahkan tubuhnya.
"Gue gak tertarik sama apa yang lo omongin junkyu."
Junkyu menghela nafasnya kembali. Berulang kali dirinya membujuk jihoon agar bersikap baik dengan adiknya, namun respon jihoon selalu seperti itu.
"Besok jadwal lo kontrol, Jangan sampai lupa kyu" ucap jihoon lalu kembali fokus pada tugasnya.
"Apa gak bisa gue berhenti? Gue udah sembuh sekarang"
Jihoon langsung menghentikan kegiatan menulisnya. Jihoon tau jika junkyu lelah dengan pengobatan yang sudah dijalaninya selama ini. Tapi ini demi kesehatan junkyu.
Jihoon hanya ingin junkyu sehat kembali.
Junkyu menatap langit langit kamar jihoon, dirinya terkadang berfikir untuk kabur jika tiba waktu kontrol. Karena sungguh, junkyu tidak mau merepotkan jihoon dan orang orang disekitarnya.
Biarkan junkyu yg merasakan sakitnya sendiri.
"Gue udah atur jadwal lo sama dokter jeongwoo. Dateng besok sore, sorry gue gak bisa ikut. Gue ada tugas kelompok"
"Oke jihoon. ."
TBC
welcome to my other story.
I hope you guys like it><Jangan lupa buat voment ya! Karna itu yg bikin aku semangat buat terus update hehe. Maaf kalau banyak typo juga yaa
Kritik dan saran bakalan aku terima dengan baik^^
Dan harus diingat
Ini hanya cerita fiksi.Oke see u guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Smile Behind The Sadness [END]
Ficção Adolescente"Jihoon, lo ga seharusnya bersikap kayak gitu ke doyoung. Dia itu adek lo sendiri." "Dia bukan adek gue kyu. Lo harusnya sadar, gara gara dia lo bisa sakit kayak gini." "Dobby cuman mau kak jihoon sayang dan anggap dobby ini adiknya kak jihoon juga...