ch. 41

1.7K 164 40
                                    

DUG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DUG!

Jihoon jatuh tersungkur dengan posisinya yg menabrak sisi kasur junkyu hingga membuatnya meringis kesakitan.

Ayahnya tiba tiba masuk kedalam kamar junkyu lalu menendang perutnya dengan kuat.

"Gara gara kamu jihoon, doyoung jadi nangis! Doyoung terus nangis bilang minta maaf dan bilang bukan dia yang bunuh junkyu. DOYOUNG JADI STRESS GARA GARA KAMU JIHOON!!" Ujar sang ayah membentak jihoon sambil menunjuk wajah jihoon.

Jihoon sontak terkekeh pelan. Merasa lucu dengan apa yg ayahnya katakan padanya.

"Kalau dia stress dan nangis nangis ga jelas, berarti dia ngakuin kalau dia yang udah bunuh junkyu! Berarti dia kerja sama bareng istri ayah buat bunuh junkyu!" Balas jihoon seraya tersenyum sinis.

Ia kemudian bangkit lalu mendekati ayahnya yg sedang menatap tajam padanya.

"Ayah harus inget, kalau junkyu sama jihoon itu anak ayah. Anak kandung ayah. Tapi kenapa ayah malah jadi kayak gini sama kita? Apa gara gara wanita murahan itu ayah bisa lupain kita dan malah fokus sama doyoung yang jelas jelas itu anak haram?"

PLAK!

Jihoon memegang pipi kirinya yg baru saja ditampar oleh ayahnya. Rasanya panas dan menyakitkan.

Entah sudah berapa kali ayahnya bermain fisik padanya. Jihoon rasa, ia sudah kebal dengan siksaan ayahnya.

"Jaga omongan kamu jihoon!"

Ayahnya menatap jihoon marah, bahkan seluruh wajahnya sudah memerah dengan urat urat yg mulai menonjol pada lehernya.

Meskipun begitu jihoon tidak menunjukkan rasa takutnya. Ia membalas tatapan tajam ayahnya.

Tatapan ayahnya yg semula melihat jihoon langsung melirik pada meja belajar junkyu. Disana ada kotak box yg penuh dengan poto dan barang barang junkyu.

Jihoon sebelumnya memang sedang membereskan kamar junkyu dan akan membawa barang barang junkyu ke dalam kamarnya sebelum ayahnya datang dan menendangnya.

Sang ayah tersenyum miring lalu dengan cepat mendekati meja belajar junkyu dan mengambil box itu.

Sontak saja jihoon melotot kaget karena tindakan ayahnya.

"Ayah balikin barang barang junkyu!" Perintah jihoon sambil memegang lengan ayahnya.

Sedangkan ayahnya masih tersenyum miring pada jihoon, "kamu mau ini?" Tanya nya dengan suara yg mengejek.

"Balikin yah. Itu barang barang junkyu mau jihoon simpen."

"Ngapain kamu simpen barang ga berguna ini?! Mending ayah buang atau sekalian ayah bakar aja!"

Jihoon menggelengkan kepalanya. Jangan sampai ayahnya melakukan hal gila itu. Karena jihoon ingin semua barang barang junkyu ada dan jihoon simpan.

"Jangan yah!"

A Smile Behind The Sadness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang