"Junkyu, kenapa lo ga mau buat periksa ke dokter haruto?"
Jihoon mendudukan tubuhnya di atas kursi yg berada dekat dengan brankar junkyu.
"Gue bakal temenin lo kok biar ga sendirian. Jangan di diemin gini, nanti lo makin sesek, kyu." Ucap jihoon lagi seraya memegang tangan junkyu.
Junkyu menggelengkan kepalanya. Junkyu memilih menutup kedua matanya dan mengabaikan jihoon.
Posisinya sekarang junkyu sedang berbaring sambil memakai selang oksigen karena nafas junkyu tiba tiba terasa berat, dan ternyata ia harus memakai bantuan dari selang oksigen.
Kata suster yg memeriksa junkyu, lebih baik junkyu dibawa untuk menemui haruto. Dokter yg sebelumnya memeriksa keadaan paru paru junkyu. Tetapi junkyu terus menolak dan berkata semua akan baik baik saja.
Namun berbeda dengan jihoon. Ia sangat khawatir dengan kondisi junkyu sekarang. Terlebih semakin hari wajah junkyu semakin memucat dan nafsu makan junkyu terus menurun.
Sudah satu minggu lamanya junkyu ada di rumah sakit. Dan dari hari kemarin junkyu harus memakai selang oksigen untuk membantu pernapasannya.
Dan jihoon tak terhitung berapa lama ia tidak masuk untuk kuliahnya. Padahal yoshi sudah sering mengubungi jihoon untuk kembali kuliah karena dosennya terus menanyakan tentang jihoon pada yoshi.
Mau tidak mau jihoon harus meninggalkan junkyu pada besok hari. Meskipun jihoon tidak ingin pergi untuk masuk kuliahnya, tetapi jihoon selalu teringat dengan perkataan junkyu.
Junkyu ingin melihat jihoon lulus kuliah.
Pilihan terakhir, jihoon akan meminta doyoung untuk menjaga junkyu. Hanya satu hari saja dan saat jihoon selesai dari kuliahnya, jihoon akan langsung kembali menjaga junkyu.
"Lo ga mau pergi ke kampus, ji?" Tanya junkyu yg kini kembali membuka kedua matanya untuk melihat jihoon.
Yang ditanya langsung menggelengkan kepalanya. Jihoon tidak tega meninggalkan junkyu dengan kondisi seperti ini.
"Besok pergi ji, Lo harus belajar. Gue bisa jaga diri gue sendiri." Ucap junkyu lagi seraya membuka selang oksigennya.
"Jangan dibuka junkyu!"
"Gue udah gapapa."
Jihoon menghela nafasnya berat. Sifat keras kepala junkyu masih melekat ternyata, bahkan disaat junkyu sakit seperti ini.
"Lo harus pergi kuliah besok. Gue bisa jaga diri gue sendiri. Disini juga gue ga sendiri, kadang ada dokter jeongwoo yang dateng kan?" Tanya junkyu dengan nada yg lirih. Jihoon pun langsung menganggukkan kepalanya.
"Jadi besok lo pergi kuliah oke? Jangan bolos terus."
Jihoon kembali menghela nafasnya. Dengan berat hati, jihoon menganggukkan kepalanya dan menurut pada junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Smile Behind The Sadness [END]
Teen Fiction"Jihoon, lo ga seharusnya bersikap kayak gitu ke doyoung. Dia itu adek lo sendiri." "Dia bukan adek gue kyu. Lo harusnya sadar, gara gara dia lo bisa sakit kayak gini." "Dobby cuman mau kak jihoon sayang dan anggap dobby ini adiknya kak jihoon juga...