ch. 44

1.2K 159 20
                                    

"LEPASIN SAYA! HEY KAMU, LEPASIN SAYA!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LEPASIN SAYA! HEY KAMU, LEPASIN SAYA!!"

"LEPASIN SAYA BRENGSEK! SUAMI SAYA INI PUNYA JABATAN! DIA JUGA PUNYA BANYAK KENALAN DI POLISI. KALIAN MAU SAYA PENJARAIN SATU SATU?!!"

DUAG!

"Berisik."

"KURANG AJAR LO BANGSAT!"

"Hey tenang yeri, tidak usah berteriak seperti itu."

Yeri, wanita itu yg semula ingin kembali berteriak mendadak terdiam.

Ia menyipitkan matanya untuk melihat siluet seseorang yg tengah duduk dihadapannya namun terhalang dengan kaca hitam. Sehingga membuatnya tidak tahu berbicara dengan siapa.

"Lepasin saya! Kamu ada masalah apa dengan saya sampai sampai saya di culik begini?!!" Ucap yeri sambil berusaha menggerakkan seluruh badannya yg sedang diikat.

Orang yg ada dihadapannya sontak tertawa. Suara gelak tawa itu terdengar nyaring karena ruangan yg ditempati mereka memang sempit.

Yeri meneguk ludahnya gugup. Rasa takut dan cemas langsung menyeruak saat ia mendengar suara tawa dari lawan bicaranya.

"Sudah berapa lama kamu ada di sini?" Tanya pria itu dengan tenang.

"Tiga jam! Lu pikir sendiri anjing, tangan gue udah pegel diiket kayak gini!!" Yeri membalas ucapan pria itu dengan rasa kesal yg sudah membuncah.

Sedikit melupakan rasa takutnya, yeri kembali penasaran dengan orang yg menculiknya di saat ia tidur didalam kamarnya.

Padahal tiga jam yg lalu ia tengah tertidur bersama sang suami, bahkan ia baru saja mengobati luka yg ada pada wajah suaminya.

Namun saat membuka matanya kembali, yeri sudah ada di ruangan ini dengan kondisi seluruh tubuhnya yg terikat.

"Bagaimana rasanya?"

"LEPASIN GUE ANJING!!! BADAN GUE SAKIT SEMUA! LO PUNYA MASALAH APA SAMA GUE?! EMANG GUE KENAL SAMA LO!??"

"Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu yang menjadi penyebab kematian anaknya?"

Tubuh yeri langsung membeku saat mendengar ucapan lawan bicaranya. Keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya, matanya mulai gelisah saat kembali mengingat perbuatannya pada junkyu.

Mengapa lawan bicaranya bisa mengetahui tentang hal ini? Darimana dia mengetahui soal kematian junkyu?

Sebenarnya siapa pria dibalik kaca hitam ini?!!

"Kau bahkan tidak pantas dipanggil seorang ibu, yeri. Perbuatan keji mu pada kedua anak tiri mu sudah diluar batas."

"L-lo siapa sebenernya?!!" Tanya yeri dengan nada bicaranya yg mulai bergetar ketakutan.

Takut jika perbuatannya akan dilaporkan pada pihak berwajib.

"Jihoon dan junkyu, mereka berdua memang tidak ada ikatan batin denganmu. Tetapi tidak bisa kah kau berbaik hati merawat mereka seperti hal nya kau merawat anak kandungmu?"

A Smile Behind The Sadness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang