Suara detak jam di dinding seakan melengkapi suasana hening nan sunyi di rumah Arian, yang saat ini penghuninya itu sedang terjebak dalam situasi membingungkan yang ekstrim, Arian dan Sera yang saat itu sedang berguling dan bertindihan di atas Sofa hanay bisa mendengar suara detak jam, volume suar game yang begitu kecil bahkan detak dari debar jantung mereka yang sedang terpompa hebat karena reaski alami pria dan wanita pun mungkin saja terdengar satu sama lain.
Arian meneguk liurnya saat melihat leher mulus Sera yang dialiri keringat sebening mutiara serta wajah Sera yang memerah diantara kulit putihnya, Arian juga bisa mendengar nafas yang begitu berat dari Sera yang sedikit terengah-engah, saat gadis jin itu mulai mendekatkan wajahnya.
Berkat hal-hal bergairah seperti itu dari Sera, Akhirnya mampu membuat Arian yang tak tahan memilih sebuah pilihan yang menyelamatkannya dari situasi yang belum mau dia inginkan sekarang sehingga dengan cekatan Arian memusatkan fokusnya untuk lepas dari Sera.
"Sebentar!"
Arian mendorong bahu Sera dengan sekuat tenaga agar gadis jin itu lepas dari tubuhnya.
"Ada apa denganmu?" kata Arian yang bertanya-tanya dengan wajah yang sedikit kesal.
"Karena kau tidak mengingat nya" Sera berkata dengan volume suara yang begitu kecil saat sudah dalam posisi duduk pada sofa itu, dan melihat kebawah tanpa memandangi Arian.
"Mengingat apa?"
Tanya Arian lagi yang kali ini membenarkan posisi duduk nya dan merapi-rapikan sedikit pakaiannya.
"Janji kedua mu, untuk tidak mengabaikan ku" kali ini Sera memberanikan dirinya untuk menoleh dan kembali menatap Arian dengan begitu tajam meski masih menyangkut wajah kesal dan marah di wajahnya yang memerah itu.
"Sera" Arian sontak menyebut nama gadis jin itu yang kesal menatapnya tapi masih mencoba mendekatkan wajah pada wajahnya.
"Kau masih mengacuhkan ku, meskipun kita sedikit menjadi dekat saat minggu kemaren tapi tingkahmu masih sama"
Sera melanjutkan perkataannya.
"Bahkan Eru" Sera melirik kearah pintu keluar rumah sekalian memastikan jika pengawal pribadinya itu belum pulang.
"Jadi dengan melakukan hal yang menarik perhatian seperti ini kau mungkin akan mengingat nya" kata Sera lagi dengan wajah yang tersipu malu.
"Ini lebih dari sekedar menarik perhatian!"
"la_lagi pula a_aku mengingatnya kok......
Arian terbata-bata ketika teringat akan permintaan kedua Sera saat peristiwa kesurupan masal disekolah mereka yaitu pertama Sera menginginkan alat game kuno NES dan yang kedua agar Arian tidak mengabaikan Sera dan Eru kemudian terlihat akrab dengan mereka layaknya teman baik, sebenarnya permintaan pertama tentang game NES Sera berkata tidak memberikannya pun tidak apa jika tidak memilikinya yang penting permintaan kedua dari Sera saja jika ditepati maka gadis jin itu akan senang.
Arian menatap game NES yang bisa diberikannya pada Sera karena dia memilikinya saat masih kecil ketika ayahnya masih orang kaya saat itu, kemudian mengembalikan fokusnya pada bahan permintaan kedua Sera.
"Sial kenapa baru sekarang aku mengingat permintaan keduanya" Arian mengumpat dalam hati.
Melihat Arian yang tidak melanjutkan penjelasan setelah berkata jika mengingatnya, Sera pun menekan Arian yang terlihat seperti sedang berpikir dan mengancam nada pelan dan lembut bersama dengan volume suara yang kecil saat pipinya ia gembung kan "Kalau begitu aku akan mencari perhatianmu terus seperti tadi terus di sekolah agar kau tidak mengacuhkan kami..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Genie Wife [TAMAT]
RomanceArian harus menikahi sesosok putri dari dunia jin setelah melakukan ritual pesugihan yang tidak biasa dibawah pohon beringin tua karena ingin memiliki uang satu miliyar untuk melunasi hutang ayahnya yang minggat dari rumah. Kehidupan SMA nya kemudia...