Sebuah Ikrar

1 1 0
                                    

Baru saja Alia akan memasang kuda-kuda untuk melakukan suatu hal pada Reina, jin yang menempel di punggung Reina itu terbangun dan melirik dengan mata yang menyeramkan pada gadis pemburu jin itu kemudian menyeringai lebar hingga menampakan gigi hitamnya yang mengerikan.

Alia tersentak dan melompat kebelakang beberapa langkah, sesaat Alia menoleh pada Arian yang sedang memasang wajah panik saat Reina pingsan dan tergeletak karena menerima reaksi pada tubuhnya atas bangunnya jin itu, mengetahui hal berbahaya dari jin dihadapannya  Alia pun segera mengambil pistol pemburu jin dari dalam tas sekolahnya dan memasang kuda-kuda bertarung.

"Kalian bisa melihatku?" jin itu mengeluarkan suara yang berat dengan nada yang terdengar lesu.

Arian dan Alia yang terkejut dengan suara seram jin itu merinding serta membisu sehingga tak menjawab apapun pertanyaan dari jin pembawa kesialan di depan mereka.

Jin itu dengan mata bulat nya yang mengerikan secara bolak-balik melirik Arian dan Sera bergantian untuk memerhatikan kedua orang itu berharap bisa mendengar jawaban namun karena membisu dia pun akhirnya memberi kesimpulan sendiri dan yakin jika dirinya bisa dilihat dari reaksi Alia dan Arian yang agak ketakutan, kemudian jin itu melanjutkan perkataannya sembari mencoba menggerakkan badannya yang sama lesunya dengan cara bicaranya "Hai tenang aku tidak akan menyerang kalian lagi pula tubuhku sudah tidak bisa di gerak kan."

Arian dan Alia masih membisu saat memerhatikan jin itu dan tak menanggapi apapun sehingga membuat jin itu terpaksa melanjutkan perkataan nya sendiri diawali dengan tertawa kecil.

"Untunglah ada yang bisa melihat aku."

"Akan aku beritahu satu hal"

Dari riang sesudah tertawa Jin itu merubah ekspresi nya menjadi datar dengan memberikan tatapan tajam nan membara pada Alia serta Arian secara bergantian.

"Setiap manusia akan kami hinggapi untuk mengalami hal-hal buruk"

Jin pembawa kesialan itu kembali menyeringai lebar dengan air muka yang begitu jahat.

"Hingga energi negatif mereka keluar kemudian akan digunakan untuk membangkitkan tuan besar kami Sang Iblis Sadan" Jin itu mengakhiri perkataannya saat kebetulan matanya mulai sayup karena mengantuk, hingga akhirnya beberapa saat kemudian benar-benar tertidur kembali seperti sebelumnya.

Setelah jin pembawa kesialan tertidur kembali, Arian yang tadi nya tak bergerak karena terpaku menghadap jin itu dengan sigap membenar kan posisi Reina yang sedang pingsan agar tubuh orang yang di sukainya itu tidak kenapa-kenapa karena possi pingsan yang menyulitkan.

Alia melangkah maju kembali mendekati Reina dan kembali memasang kuda-kuda untuk melakukan sesuatu pada jin itu, karena tidak ada reaksi aneh yang datang lagi, Alia mulai membisikan mantra dan mengeluarkan cahaya putih yang tidak bisa di lihat Arian pada telapak tangannya.

"Di mana yang mulia?"

Tiba-tiba suara seorang perempuan muncul di sebelah Arian dan seketika membuat dirinya lompat karena terkejut dan merinding setelah mengalami hal seram tadi, Arian menoleh pada sumber suara itu dan melihat jika Eru lah yang sedang berbicara padanya.

Arian yang lega pun mengelus-elus dadanya sembari mengambil nafas dan di keluarkan untuk menenangkan diri kemudian setelah degup jantung nya stabil dia menjawab langsung perkataan Eru "Sepertinya dia sudah pulang ke rumah."

Meskipun Arian yakin setelah diberitahu Alia tadi jika Sera marah dan pasti langsung pulang ke rumah, ada tatapan kecurigaan  yang muncul dari mata Eru yang memiringkan kepala saat memperhatikan dirinya.

Eru memasang air muka kesal pada Arian dengan tatapan yang dingin.

"Dengan telepati aku mendengar jika tuan Arian membuatnya marah gara-gara Reina"

My Genie Wife [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang