Hukuman

4 1 1
                                    

Sehari Sebelumnya.

"Sera!"

Suara menggelegar seorang laki-laki paruh baya menembus sebuah pintu kamar yang tertutup rapat pada pagi hari itu di sebuah kastil megah nan besar di dunia jin .

Seorang gadis yang sedang terbaring santai sambil memainkan SEGA portabel dengan santainya hanya menanggapi teriakan amarah ayahnya itu dengan tatapan lemah sekilas dan langsung mengalihkan fokusnya untuk kembali pada layar SEGA portabel tersebut.

Kunci pada pintu kamar Sera sang putri kerajaan jin begitu mudah dibuka oleh ayahnya yang memiliki kunci cadangan untuk situasi darurat disaat anak perempuannya mengurung diri seperti sekarang.

Sambil memerhatikan tuas pintu kamarnya yang bergerak-gerak serta bantingan pintu yang kuat dari ayahnya, Sera mendecak kan lidahnya karena kesal dengan ayahnya yang membuka kunci dan memasuki kamarnya tanpa izin.

"Kenapa kau tidak  datang di acara makan malam kemarin?" Ayah Sera berkata sambil melesak masuk dengan hentakan kaki yang begitu kuat pada lantai kamar putrinya itu.

"Ayah mau mengenalkan ku dengan putra pemimpin wilayah Tidbir kan? aku tidak mau" dari berbaring Sera pun memperbaiki sikapnya dengan duduk untuk mendengarkan ayahnya berbicara meskipun sedang bermain game.

"Bukankah bagus jika kau kenal dengan putra pemimpin wilayah Tidbir" tegas ayah Sera sembari melototi anaknya yang sama sekali tidak mengarahkan pandangan padanya, dan hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan putrinya itu kemudian melanjutkan perkataannya  "Putra yang jang menjadi kesatria nomor satu di kerajaan kita."

"Untuk apa aku mengenalnya?" tanya Sera yang kali ini memberanikan diri melihat ayahnya saat berbicara.

Ayahnya Sera melirik kearah langit-langit saat akan menjawab pertanyaan putri nya itu karena memang maksud tersembunyi mengenalkan putri nya pada putra pemimpin wilayah Tidbir agar mereka berdua bisa menikah dan dengan sedikit ragu sang ayah menjawab "Tentu saja untuk, me..men_"

"Sudah ku bilang aku tidak ingin menikah!" Sera yang kesal mematikan tombol switch pada SEGA portabel nya kemudian  sedikit membanting benda itu pada kasurnya.

"Tapi sudah saatnya kau menikah Sera" Ayah Sera meninggikan nada bicaranya karena kesal melihat tanggapan Sera yang melontarkan emosi cukup banyak padanya.

"Umurmu yang sekarang sudah melewati batas usia pernikahan di dunia kita"  Kata ayah Sera lagi sembari mengelus-elus dadanya yang sedikit sesak karena kesal.

"Di dunia manusia umurku itu masih sangat muda"

Dengan pengetahuan yang diserapnya dari buku dari dunia manusia, Sera menjawab cepat perkataan ayahnya dengan wajah yang datar.

"Lagi-lagi dunia manusia"

Kali ini Ayahnya Sera yang mendecakkan lidah karena kesal dengan perkataan putrinya yang seakan menunjukkan kegemaran atas dunia manusia karena pengetahuannya.

Ayah Sera memerhatikan buku-buku budaya pop dan majalah  dari dunia manusia pada lemari kamar Sera dan beberapa konsol game lawas dunia manusia dan sembari menunjuk-nunjuk benda-benda itu dengan wajah kesal dan berkata "Kau terkena pengaruh buruk budaya manusia karena menikmati benda-benda aneh itu."

"Tidak sewajarnya gadis jin seusiamu masih bermain-main seperti itu terlebih dengan mainan manusia"

Ayah Sera melirik kearah jendela kamar putrinya dan mendekat ke satu-satunya jendela pada kamar itu untuk melihat seseorang gadis seusia anaknya.

"Lihatlah gadis anak salah satu bangsawan wilayah Ewar, dia sudah menikah dan mampu mengelola keuangan dengan baik di negeri ini sampai kuangkat menjadi menteri keuangan di negeri kita" Ayahnya sera melanjutkan perkataannya saat matanya tertuju pada gadis diluar sana yang sibuk membawa berkas yang cukup banyak dari ruangannya.

"Membandingkan aku dengan anak lainnya, apakah orang tua di dunia manusia seperti ayahku juga ya?" Tanya Sera dalam hati.

Setelah selesai melihat-lihat melalui jendela kamar putrinya Ayah Sera yang merupakan raja dunia jin itu dengan melipat tangan kebelakang, menunjukkan wibawanya saat ingin memberitahu suatu hal yang penting pada putrinya.

"Para  ilmuan dunia ini telah merancang proyek besar demi kelangsungan hidup ekosistem dunia jin ini untuk dua tahun lagi" Ayahnya Sera melangkah perlahan mendekati putrinya.

"Dan mereka berkata mereka membutuhkan uluran tangan seorang Raja dalam proyek besar ini"

Mata ayah Sera tertuju pada karpet abu-abu pada kamar putrinya.

"Aku sudah tidak sanggup lagi jika harus mengemban tugas seberat itu di usiaku yang sudah tua dan dihantui bermacam penyakit"

Ayah Sera mulai duduk perlahan pada karpet lantai kamar putrinya itu .

"Dengan ibumu kami akan menikmati masa tua kami sampai akhirnya ajal menjemput"

Seakan merendah dan memohon ayah Sera terduduk sambil memandangi anaknya yang berada diposisi lebih tinggi dari sang Raja dan berusaha agar anaknya yang mengalihkan pandangan itu melihat keseriusan perkataannya dari tatapan mata.

"Karena itu aku memerlukan pengganti, disaat hanya kau satu-satunya anak yang kumiliki"

Ayah sera menggenggam tangan putrinya dengan begitu erat.

"Demi keseimbangan, Dunia ini tidak bisa hanya dipimpin seorang ratu nak"

Kemudian ayahnya sera menepuk-nepuk pungguk tangan anaknya itu dengan pelan namun belum ada perubahan sikap ataupun ekspresi dari putri semata wayangnya.

"Kita memerlukan raja baru"

Ayah Sera mengakhiri perkataannya namun saat itu juga secara tidak terduga Sera menepis genggaman  tangan ayahnya dengan cukup keras.

"Baiklah kalau begitu" dengan nada datar ayah Sera yang murka memasang air muka yang datar pula dan kamar Sera dengan begitu cepat.

Tidak ada yang terjadi pada Sera seharian itu namun saat malam hari setelah panglima kesatria kerajaan yang merupakan tangan kanan ayahnya kembali ke kastil setelah memiliki urusan di wilayah Ewar, Sera dipaksa keluar dari rumah oleh pemimpin kesatria berwajah seram itu karena ayahnya sendiri tidak sanggup jika secara langsung menghukum anaknya dan harus melalui orang kepercayaannya.

"Maafkan kami tuan putri" panglima kesatria itu berkata di ambang pintu gerbang kastil kerajaan jin.

"Ini perintah dari Raja Ifarid"

Panglima kesatria itu kali ini menundukkan kepalanya saat berbicara.

"Baginda raja tidak mengizinkan tuan putri menginjakkan kaki di rumah ini sampai anda memiliki keinginan untuk menikah dan mengenalkan calon suami anda sendiri" panglima kesatria itu mengakhiri perkataannya dan memberi ancang-ancang untuk menutup pintu gerbang kerajaan itu.

"Tolong aku Eru" tuan putri Sera menyempatkan dirinya untuk berkata pada salah satu kesatria penjaga wanita pribadinya yang berdiri disebelah panglima kesatria sebelum pintu gerbang kastil ditutup.

"Maafkan aku tuan putri..." Eru sang penjaga itu berkata dengan nada pelan sembari menundukkan kepalanya.

Sera berjalan meninggalkan kastil dengan langkah kaki yang santai dengan wajah yang tertekuk dan mata yang berkaca-kaca  "Aku hanya ingin menikmati masa muda."

Setelah agak lama berjalan, karena melihat rakyatnya mengetahui jika dia keluar rumah Sera pun menundukkan kepalanya dan berlari kecil agar tak dikerumuni dan jadi bahan perbincangan masyarakat jin karena aneh melihat tuan putri kerajaan mereka berkeliaran di malam hari.

Setelah mencapai setengah jam berlari kecil tubuh langsing nan mungil Sera yang tidak pernah berolahraga pun mencapai batasnya dan gadis itu mulai mencari tempat bersandar agar tubuhnya yang kelelahan bisa beristirahat sebentar, kebetulan di taman padang rumput tempat dia pergi saat itu terdapat pohon besar tua yang cocok untuk beristirahat.

My Genie Wife [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang