Wajah tegang dan serius begitu tergambar jelas pada ekspresi wajah Eru dan Sera yang membicarakan tentang penyebab bergejolaknya para jin penyerap energi negatif di dunia manusia dari seseorang yang mereka kenali sebagai mantan panglima kesatria.
Eru yang masih berada dalam keseriusan berdeham untuk menenangkan hatinya kemudian bertanya "Ke mana dia sekarang?"
"Menghilang, dengan sihir portal yang dia pelajari" Sera meninggalkan ruangan di dekat pintu masuk dan berjalan menuju kamarnya yang satu ruangan dengan Eru.
"Jadi..."
Gumam Eru yang mengekori tuan putrinya untuk ikut masuk kamar juga pada lantai dua.
"Ya, kita juga akan mencarinya bersamaan dengan memburu jin penyerap energi negatif" Sera mengangguk kemudian dengan kepribadiannya yang tenang dan simpel juga santai untuk tidak memikirkan hal berat ke depannya dia pun langsung melompat untuk tidur pada kasur di kamarnya karena merasa lelah dengan kegiatan yang cukup banyak dilakukan sebagai tuan putri dunia jin di dunia asalnya.
"Untuk membantu tim kesatria pencari" Sera berkata saat memejamkan matanya dengan nada lemah yang begitu pelan.
Eru mengangguk memahami perkataan Sera saat sepenuhnya mematuhi perintah dari perkataan tuan putrinya itu, dan memilih untuk duduk sambil memikirkan rencana ke depannya untuk menjalankan tugas itu.
"Aku mau tidur" sera berkata dengan sedikit mengintip dengan sebelah mata untuk melirik Eru yang berpikir juga mengisyaratkan sudah seharusnya istirahat malam ini, dan lebih baik memikirkan segala hal besok.
Eru pun dengan wajah yang paham dengan patuh kembali mengangguk dan memilih untuk kembali berbaring kemudian melanjutkan tidurnya untuk mempersiapkan segala hal demi memenuhi tugas yang akan mulai dilakukan besok.
***
Dari dalam kamarnya Arian mendengar bising yang beberapa saat kemudian ia sadari berasal dari lantai satu, Arian pun yang sadar jika itu berasal dari Suara Sera dan Eru, setelah melihat jam di hand phone kuno nya yang menunjukkan jam 08.00 pagi memutuskan untuk mencari tahu apa yang sedang mereka lakukan di pagi hari begini, dengan tergopoh-gopoh dan mata yang menyipit bersama rambut yang urakan Arian pun yang masih mengantuk berjalan perlahan dan turun menuju lantai satu.
Tak hanya Sera dan Eru di sana dia melihat ada Reina yang mengenakan tas ransel seolah menandakan jika gadis itu baru tiba yang sedang ikut dalam pembicaraan pada Sera dan Eru dengan begitu antusias hingga memiliki tensi antusias yang sama pada kedua gadis jin itu.
"Ada apa pagi-pagi begini?" Arian bertanya saat mengucek matanya yang masih lengket untuk memperhatikan ketiga gadis itu.
"Arian" Reina dan Sera menyebut nama laki-laki yang masih berdiri di depan tangga itu secara serentak.
Menyadari jika mereka berdua menyebut nama Arian serentak kedua gadis itu pun memandangi satu sama lain dan saling tersenyum seakan paham jika mereka berdua sama-sama bahagia dan saling menerima persaingan sehat karena bertemu dengan laki-laki yang mereka berdua sukai.
"Tu_tuan Arian" Eru kemudian juga menyambut Arian namun dengan perasaan gugup yang tak sama seperti hari-hari biasanya, akibat kejadian malam kemarin.
"Se_selamat pagi semuanya" Arian pun mengalihkan pandangannya yang tadi tertuju pada Eru dan dengan cepat menoleh pada Reina dan Sera untuk menyapa, meskipun masih terpasang air muka memerah yang gugup dengan perasaan sedikit malu.
"Hee..."
Sera menyipitkan matanya saat memperhatikan Eru yang seolah mengalihkan pandangan dari Arian dengan wajah memerah karena malu dan gugup setelah memperhatikan cukup lama tingkah Arian yang sama, Sera menyimpulkan jika terjadi hal yang tak biasa diantara kesatria penjaga pribadinya itu dengan suami kontraknya.
"Adakah hal yang terjadi selama aku tidak ada?" Tanya Sera saat menoleh pada Arian dan Eru secara bergantian, namun Eru dan Arian hanya membisu, sehingga membuat suasana sejenak hening.
"Se_sepertinya saingan kita bertambah" Reina memilih untuk memecah keheningan saat menoleh pada Sera dengan senyum sembari tertunduk karena gestur yang sedikit malu saat mengatakan hal tersebut.
Sera yang paham dengan perkataan Reina tentang saingan untuk menjadi orang yang paling di cintai Arian mengangguk pelan kemudian menoleh lembut dan memberikan senyuman penerimaan yang cukup riang pada Eru seakan memberi isyarat jika penjaga pribadinya itu juga rekan dalam persaingan untuk mendapatkan hati Arian.
"Ti_tidak seperti itu" Eru tergagap saat berdalih untuk membantah saat berhasil membaca ekspresi tuan putrinya.
"Oh iya aku akan menjelaskan sesuatu hal padamu" Sera mengalihkan fokus pembicaraan, dan menoleh kembali pada Arian untuk menjelaskan tentang situasi dunia jin dan dunia manusia.
Arian mengangguk beberapa kali saat duduk di sofa ruang tamu untuk mendengar penjelasan Sera yang cukup panjang setelah itu berkata "Baiklah, aku mengerti."
"Oke, Mari kita mulai hari ini untuk menjalankan nya" Eru yang berdiri di samping Sera yang sedang menjelaskan menyahut.
"Tunggu sebentar, aku akan menghubungi Alia" Sera menyela saat mengangkat tangannya.
"Aku ada oleh-oleh untuknya"
Sera kemudian mengambil smartphone nya yang tergeletak di atas meja ruang tamu.
"Dan untuk Reina juga"
Kata Sera lagi kemudian menoleh pada Reina yang sedang melihat-lihat isi dalam rumah serta ditemani oleh Arian itu sendiri, Reina yang sadar jika namanya disebut berbalik untuk cepat menoleh pada Sera agar tuan putri itu tidak salah paham dengan dirinya yang sedang asik ngobrol dengan Arian dan ternyata Sera tidak terganggu tetapi malah memberikan senyuman tipis.
Setelah dihubungi, setengah jam kemudian Alia datang dengan pakaian kasual yang seperti biasa memperlihatkan lekuk tubuh seksinya, hingga membuat Arian cukup terpana untuk beberapa saat, Alia yang sadar jika dirinya berhasil menarik perhatian Arian memberikan senyum kemenangan yang begitu puas pada Sera dan 2 gadis lainnya.
"Kami sungguh membutuhkan bantuan" kata Sera dengan volume yang besar karena kesal hingga membuat Alia terfokus padanya.
"Untuk melancarkan dan mempersingkat misi" Sera melanjutkan perkataannya saat merogoh sebuah tas besar bergaya kerajaan kuno dan mengambil beberapa barang dari sana.
Sera memberikan sebuah kalung dengan batu yang mirip seperti batu giok di tengahnya pada Reina.
"Untukku?" tanya Reina saat terpana melihat kalung yang terlihat indah itu.
Sera mengangguk kemudian berkata "Kalung sihir penyembuhan, Reina yang berpengalaman sebagai anggota PMR kurasa cocok untuk menggunakan nya."
"Makanya aku menghubungimu pagi ini" Sera tersenyum, Reina yang berniat untuk membantu tugas darurat itu mengangguk memahami dan menuruti perkataan Sera.
Sera kemudian memberikan sepasang barang pada Alia lagi dihadapannya.
"...dan Alia ini Pistol buatan terbaru kerajaan yang sama dengan yang kau pakai dulu, fungsinya masih sama" Sera memberikan dua buah pistol yang desainnya hampir mirip dengan yang pernah di gunakan Alia namun berbeda warna dengan fungsi yang sama-sama sebagai alat yang mampu melumpuhkan jin dengan apapun ukurannya.
"Sera..."
Alia dengan mata sendu bersama dengan air muka penuh terima kasih memperhatikan seksama pistol pemberian Sera dan termenung sesaat karena senang bisa bertarung melawan jin lagi meskipun masih sedih tidak bisa melihat lagi neneknya karena benar-benar berhenti menjadi pemburu jin.
Alia memberikan senyuman hangat penuh terimakasih pada Sera karena telah membuatnya berguna kembali dan bisa bekerja membantunya.
"Terima kasih banyak Sera" Alia menundukkan kepala sedalam-dalamnya.
Sera pun ikut menunduk kemudian dengan semangat yang membara Sera tersenyum lebar dan bersama dengan tensi tinggi dengan nada penuh semangat tuan putri dunia jin yang memimpin tugas darurat dari kerajaan itu berkata "Baiklah hari ini kita akan memulai pencarian jin penyerap energi negatif yang mengamuk!"
"Peralatan bertarung untukku tidak ada ya?" celetuk Arian saat menunjuk dirinya sendiri dengan air muka yang terlihat cukup menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Genie Wife [TAMAT]
Storie d'amoreArian harus menikahi sesosok putri dari dunia jin setelah melakukan ritual pesugihan yang tidak biasa dibawah pohon beringin tua karena ingin memiliki uang satu miliyar untuk melunasi hutang ayahnya yang minggat dari rumah. Kehidupan SMA nya kemudia...