"A-apa, maksud bapak?" Eliza gugup begitu ketauan berciuman oleh bosnya. Padahal tidak ada salahnya juga hanya saja Eliza entah kenapa merasa malu dan bersalah.
"Tidak usah pura-pura bodoh! Cepat katakan sudah berapa kali berciuman bersama pria lain?!"
Dominic berkacak pinggang. Menatap Eliza dengan pandangan lekat yang saat ini menggigit bibirnya bingung untuk menjawab apa.
"Katakan, Eliza!"
"S-sering, Pak."
"Sering?!!"
Dominic cukup terkejut mendengar jawaban yang terlontar dari mulut sekretarisnya tersebut. Timbul perasaan tidak terima.
"I-iya, Pak."
"Kenapa sering?" tanya Dominic penasaran.
Selama ini untuk mencari kesempatan agar bisa berciuman saja bersama Eliza susahnya minta ampun.
Eliza tak menjawab.
"Apa kamu memang semurahan itu?" tanya Dominic menohok seraya melipat kedua tangan di dada.
Perempuan muda itu terkesiap. Tersayat perasaannya tatkala mendengar kata 'murah' dari mulut bosnya.
Ia menggeleng pelan. Menjawab pertanyaan Dominic sebelumnya. Kepala Eliza menunduk menahan air mata yang sudah berada di pelupuk mata.
"Lantas kenapa kamu berciuman bersama pria lain, Eliza?!" geram Dominic sudah di ujung kepala. Bahkan urat di leher dan pelipisnya nampak terlihat jelas; menonjol.
"I-itu, itu pacar saya, Pak."
DEG!
Dominic terdiam. Bagai tersambar petir di siang bolong. Eliza sudah punya pacar. Ia baru tau sekarang setalah Eliza bekerja bersamanya selama beberapa tahun.
Eliza juga sama halnya seperti Dominic. Terdiam tak ingin mengeluarkan suara. Apalagi setalah bosnya itu tahu ia sudah punya pacar.
"F'ck Eliza!" Pria itu mengusap wajahnya kasar. "Kenapa baru bilang?!"
"U-untuk apa, Pak? Bapak juga pasti tidak ingin tahu. Tidak penting untuk bapak," jawab Eliza yang membuat Dominic menggeram tertahan.
"Pergi dari ruangan saya sekarang!" tunjuknya mengarah ke pintu keluar.
Eliza bergegas pergi tanpa menunggu diperintah dua kali. Dominic melempar semua berkas yang berada di atas mejanya Eliza.
"Sialan! Awas saja kau bocah ingusan! Akan kukasih kau pelajaran!" marahnya Dominic ketika rasa ... cemburu menyerang benak.
***
"Terdengar kabar jika pengusaha pesaing Robbin Van Der nampak memasuki gedung perusahaannya pada tadi pagi. Dikabarkan juga pemilik perusahaan M—"
Televisi di kantin kantor tiba-tiba saja mati. Eliza menoleh kesekitar. Tak ada siapapun, hanya dia seorang diri yang sedang duduk.
"Kenapa masih di sini?" Muncul Dominic yang entah kenapa tiba-tiba sudah berdiri tegap di hadapan Eliza.
"Eh, astaga, Pak." Eliza mengusap dadanya terkejut. "Ngagetin saya saja."
"Kenapa masih di sini?" tanya Dominic lagi.
"Iya, mau bagaimana saya pulang toh tas saya saja ada di ruangan bapak."
Dominic terdiam.
"Saya kira kamu lagi menunggu 'pacar'," ujar Dominic menekan kata pacar seraya melangkah pergi.
Eliza cepat-cepat membuntuti. Takut juga televisi di kantin tiba-tiba mati sendiri apalagi sudah sore hari, jamnya pulang.
"Biasa saja dong, Pak bilang pacarnya tidak usah ditegasin juga," ucap Eliza di belakang Dominic yang tiba-tiba saja pria itu menghentikan langkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐁𝐎𝐒𝐒
Teen Fictionᵎᵎ mature content! the BOOK ONE of van der trilogy ᵎᵎ Elizabeth Stewart harus menabahkan hatinya selama ia bekerja di bawah kendali Dominic Robbin, bos tempatnya bekerja yang begitu mesum kepadanya. Pesona yang dimilik Dominic membuat para wani...