"Berkas untuk meeting hari ini sudah siap kan?" tanya Dominic di tengah perjalanan menuju kantornya.
Eliza mengangguk. Namun setelah itu menggeleng. Dominic mengernyitkan dahi bingung.
"Berkas untuk meeting hari ini sudah siap atau belum, Eliza?" Dominic kembali mengulang pertanyaannya.
"Sudah, Pak kemarin pun sudah saya bereskan tapi tidak tahu setelah bapak acak-acak sampai berhamburan di lantai."
Dominic diam beberapa saat. "Karena saya kesal."
"Kesal kenapa, Pak? Bapak bipolar ya? Gonta-ganti sifatnya cepat banget."
"Heh! Enak sekali kamu bilang. Saya sehat! Tidak punya penyakit apa-apa!"
"Yasudah, Pak biasa saja kan sayaa hanya bertanya," ujar Eliza tetap menatap bosnya dari samping. "Emosian banget. Lama-lama bapak cepet tua."
"Tapi masih tetap ganteng."
"Hueekkk!!!" Eliza berpura-pura muntah yang membuat Dominic menoleh refleks ke arahnya.
"Kamu hamil?" tanya pria dewasa itu konyol.
Eliza memukul lengan Dominic keras. "Bapak kalo ngomong ya! Mana ada saya hamil! Saya melakukannya bersama Jonas selalu pakai pengaman kok!"
Kecuali sama bapak kemarin sore, tidak pakai pengaman dan juga bapak mengeluarkannya di dalam. Lanjut Eliza dalam hati. Mana berani ia mengucapkannya secara langsung. Dominic pasti tidak akan percaya.
"Bohong! Bilang saja kamu ingin menjebak saya kan? Biar nantinya saya menikahi kamu."
"Hih! Siapa juga yang bohong Pak! Lagi pula saya pun tidak mau punya anak dari benih bapak, ya! Nanti pas besarnya bisa-bisa mesum seperti bapak! Tidak-tidak! Saya tidak mau!"
Jika benar-benar aku mengandung anaknya Pak Dominic bagaimana ya? Apa Pak Dominic akan menerimanya? tanya Eliza dalam hati. Memikirkan yang tidak-tidak.
"Bohong. Kamu bohong. Saya tahu kamu hamil sama pacar kamu. Anas-anas itu," kukuh Dominic.
"Jonas, Pak. Bukan Anas."
"Iya itu maksudnya."
Eliza memutar bola mata. Tidak mau meladeni Dominic. Ia menatap jalanan. Namun, ia langsung menoleh ke aras bosnya itu.
"Lagian kan bagus Pak jika saya hamil saya bisa berhenti bekerja. Bapak sendiri kan yang bilang tidak mau ada karyawan yang bekerja sekalipun kandungannya baru beberapa bulan awal?"
"Saya tidak mau ambil resiko," jawab Dominic tanpa menoleh. "Kamu kira saya hanya memperdulikan pekerjaan saya? Tidak. Saya juga memperdulikan karyawan saya yang sedang mengandung. Saya membiarkan mereka beristirahat di rumah. Selain tidak fokus terhadap kerjaan saya juga takut kandungannya kenapa-kenapa."
"Menurut saya bapak tega seoalah memecat tanpa hormat karyawan yang sedang mengandung. Jika tidak bekerja nanti buat beli makannya dari mana coba?"
"Ada suaminya lah. Kamu kira ada wanita mengandung tanpa suami?"
"Eits, jangan salah Pak. Ini Las Vegas. Wanita mana pun bisa hamil tanpa suami. Bisa saja masih pacaran tapi sudah melakukan hubungan badan kan?"
"Contohnya seperti kamu sama Jonas," ujar Dominic menusuk. Tepat sasaran membuat Eliza terdiam karena ucapan bosnya itu.
"Kenapa diam? Malu ya?"
"T-tidak, siapa juga yang malu. Itu mah bapak saja yang iri karena gak punya pacar. Jadi tidak bisa berhubungan badan. Huuu!!!"
"Siapa bilang saya tidak punya pacar?"
"Bapak memang tidak punya pacar. Saya tidak pernah lihat tuh wanita yang menemui bapak atau bapak jalan sama wanita lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐁𝐎𝐒𝐒
Novela Juvenilᵎᵎ mature content! the BOOK ONE of van der trilogy ᵎᵎ Elizabeth Stewart harus menabahkan hatinya selama ia bekerja di bawah kendali Dominic Robbin, bos tempatnya bekerja yang begitu mesum kepadanya. Pesona yang dimilik Dominic membuat para wani...