CHAPTER 11

17.7K 153 0
                                    

Eliza masih berdiri di belakang Dominic yang sedang menatap ponselnya sedari tadi. Pria itu tak sedikit pun berbicara atau pun beranjak selain bernapas yang menandakan ia masih bernyawa.

Perempuan berusia dua puluh dua tahun itu menghela napas panjang. Dominic tak merasa terganggu sedikit. Eliza kembali membuang napas. Sengaja lebih dengan dengan pendengaran bosnya tersebut.

Dominic melirik dengan ujung mata walau sia-sia. Menghiraukan Eliza yang sudah nampak kesal karena berdiri cukup lama.

Kenapa Pak Dominic tidak sadar juga jika aku pegal berdiri si?! Eliza menggerutu dalam hati.

"Aduh kaki saya pegal," sindir Eliza seraya memijat betisnya. Dominic tak menghiraukan. Eliza berdecak sebal karena Dominic tak kunjung juga sadar.

Ck! Sialan emang Pak tua yang satu ini, gerutunya kembali.

"Lama menunggu?" tanya pria yang hampir seumuran dengan Dominic.

Eliza mengerjap. Menatap pria tersebut. Seperti Dominic. Tegap, gagah dan berwibawa.

"Aku baru saja selesai meeting siang," ujar Dominic.

Cih! Apanya yang baru saja selesai! Ini hampir dua puluh menit berdiri! Eliza menggerutu di dalam hati. Tak mungkin juga ia mengucapkannya secara langsung.

"Maaf, istriku tadi mengidam ingin aku telanjang di rumah."

Eliza melotot. "A-apa?!"

Dominic dan juga pria itu menoleh bersamaan. Eliza menutup mulut refleks. Memejamkan mata menyadari kebodohannya.

Sial kenapa mulutku refleks bersuara? Bodoh kamu Eliza, bodoh, batin Eliza kesal.

"Ini?"

"Sekretarisku," jawab Dominic. "Dia memang, sedikit ...." Dominic mengode dengan membuat garis melintang dari kiri ke kanan di keningnya.

"Apa?! Maksud bapak saya gila?!" Eliza melotot.

"Lihat bukan? Aku tidak bicara dia gila tapi dia merasa tersindir," ujar Dominic kepada Harris.

"Pak!" Eliza memukul lengannya Dominic kesal. Berasa dipermalukan di depan orang lain.

Harris yang melihat interaksi Eliza dan juga Dominic, nampak mengulas senyum.

"Kalian berdua cocok."

"Apa?! Tidak!" Eliza dan Dominic berujar bersamaan. Keduanya lantas menoleh.

"Jangan sampai saya menikah dengan bapak yang mesum, bipolar, tukang bohong, pelupa dan kurang dengar!"

"Siapa juga mau menikahi perempuan cerewet seperti kamu!"

"Hihh awas aja kalo bapak suka sama saya! Saya potong kepala bapak!"

"Kamu saja yang suka sama saya mungkin, 'kan saya sudah bilang saya akan buat kamu suka sama saya dalam waktu sebulan!"

"Ishh!" Eliza mencak-mencak kesal sendiri. Sedangkan Harris yang masih menyaksikannya hanya mengulas senyum saja.

"Yasudah ke ruanganku. Ada hal penting yang harus aku bicarakan," ujar Dominic kepada Harris.

"Sure," jawab Harris membiarkan Dominic untuk berjalan lebih dulu. (Tentu)

Eliza tersenyum ketika Harris melewatinya. Perempuan itu berjalan di belakang dua pria dewasa yang derap langkahnya begitu lebar.

Kenapa pada cepat si ah gak lihat apa aku susah jalan cepat gara-gara rok kecil ini?! Eliza masih menggerutu sebelum masuk kedalam ruangan kerjanya Dominic.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Dominic ketika Eliza baru saja masuk beberapa langkah.

"Eh?" Eliza menghentikan langkah.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐁𝐎𝐒𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang