Eliza merentangkan kedua tangannya yang terasa pegal. Niatnya berlibur untuk merilekskan tubuh, tapi ini malah membuat sekujur tubuhnya terasa pegal dan linu secara bersamaan.
Dominic keluar dari kamar mandi dengan celana pendek setengah paha yang tadi dibeli. Untuk atasnya tak memakai sehelai benang pun. Dibiarkan terbuka memperlihatkan dadanya yang bidang dan juga perutnya yang berlekuk; sixpack.
"Mau makan apa?" tanya pria dewasa itu setelah berdiri di hadapan sekretarisnya. Perempuan yang saat ini telah mengenakan baju pantai yang tipis nampak terdiam beberapa saat.
"Makan apa ya, Pak yang enak?" Eliza balik bertanya. Menatap Dominic intens. Keduanya saling bertukar pandang. Dominic lebih dulu memutuskan kontak mata.
"Sperma saya," jawabnya. Kepala pria itu menoleh kembali. "Kau harus mencoba sperma saya lain kali." Tangan Dominic menggenggam rahang sekretarisnya itu yang posisinya masih duduk di tempat tidur.
Eliza menggeleng. "Takut hamil," ujarnya konyol. Saat itu juga tawa Dominic pecah. Untuk beberapa saat Eliza tertegun. Bos nya yang mesum dan jarang sekali tersenyum, saat ini sedang tertawa renyah menertawakan kebodohannya.
"Ishh! Malah ketawa! Saya serius, Pak!" Eliza memukul lengan Dominic seperti perempuan kebanyakan. "Nanti kalo saya telan sperma saya, saya hamil! Kan masuknya ke perut saya juga nantinya!"
Dominic mengusap ujung matanya yang terasa berair. Pria itu sangat nikmat sekali tertawa sampai tidak sadar mengeluarkan air mata. "Kamu sendiri yang bodoh. Mana ada menelan sperma bisa hamil," jawabnya diikuti sisa kekehan.
"Benarkah?" tanya Eliza konyol. Dominic sangat gemas. Ingin mencekik Eliza saat ini. "Jika iya pun setelah kamu menelan sperma saya dan kamu hamil, itu bukan dari sperma yang kamu telan, melainkan sperma saya yang saya buang di dalam lubang kamu."
"Cih! Dibuang! Memangnya apa!" Eliza beringsut untuk turun dari tempat tidur. Namun, sialnya selimut sedikit menggulung kaki Eliza yang membuat perempuan itu hilang keseimbangan ketika melangkah.
Dominic sigap menangkap tubuh sekretarisnya itu yang nampak pas dalam dekapannya. Keduanya saling bertatapan. Saling mengagumi satu sama lain dalam keheningan.
Deburan ombak seolah tak terdengar. Hanya ada deru napas keduanya yang saling bersahutan pelan. Matanya Dominic yang tajam dengan jambang halusnya berhasil membuat Eliza terpana.
Bulu mata yang lentik dan bibir tipis yang sedikit terbuka pun membuat Dominic hilang kesadaran. Ingin kembali menyesap manisnya bibir Eliza yang sudah seperti candu baginya.
"Permisi, maaf mengganggu." Seseorang tiba-tiba saja datang yang membuat bos dan sekretarisnya itu mengerjap dan membenarkan posisi mereka masing-masing.
Seorang pria tegap dengan kulit sedikit lebih gelap. Berambut pirang dan sedikit ikal. Hanya mengenakan celana pendek setengah paha seperti Dominic dengan kalung silver berbandul Patung Liberty.
"Penginapan Luxury Date. 6.899$ satu malam," ujarnya seraya memberikan secarik kertas berisi informasi bagian penginapan yang saat ini Dominic dan Eliza tempati.
Perempuan yang berdiri di samping bosnya itu membulatkan mata terkejut. Mendengar harga sewa penginapannya begitu fantastis hanya untuk satu malam.
"Mahal banget," batin Eliza.
"Nanti dia yang bayar," ujar Dominic seraya menyenggol lengannya Eliza pelan. Orang itu mengangguk lalu pergi. Eliza menarik tangannya Dominic kesal setelah orang tadi pergi.
"Bapak gila?! Mana ada saya uang sebanyak itu! Lagian Bapak sendiri kenapa harus pilih penginapan ini! Saya kan tadi sudah bilang, jangan yang mahal-mahal sayang uangnya, lebih baik ditabung bu—"
![](https://img.wattpad.com/cover/355829187-288-k915637.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐁𝐎𝐒𝐒
Teen Fictionᵎᵎ mature content! the BOOK ONE of van der trilogy ᵎᵎ Elizabeth Stewart harus menabahkan hatinya selama ia bekerja di bawah kendali Dominic Robbin, bos tempatnya bekerja yang begitu mesum kepadanya. Pesona yang dimilik Dominic membuat para wani...