Sinom 4. Jalaran

8.4K 826 84
                                    

Berakit-rakit dahulu, Berenang ke tepian, Lebih baik di vote dulu, Lanjut baca kemudian.

Terima kasih 🙏
.

.

"Jare Ibuk oleh dolan tapi maem sik!'

.

.

Dengan membawa senampan susu hangat juga sepiring bolu marmer, Tyas melangkah menuju kamar Yongki. Mengetuk pintu nya sebelum dia akhirnya masuk.

"Gimana keadaan mu, Ki?"

Yongki beringsut bangun, duduk diatas ranjang nya berselimut tebal dan juga muka bantalnya.

"Aku ndak papa og mbak. Ini cuma luka kecil kok."

Tyas tau Yongki berbohong. Mana mungkin memar dan luka lecet di lengan nya itu membuat Tyas tenang. Adek kesayangan nya itu terlalu sering mendapat perlakuan itu dari bapak.

Sungguh, kalaupun bisa, Tyas pun juga pengen melindungi adek nya, tapi kuasa penuh rumah ini berada di tangan bapak.

"Uwis mbak. Aku gapopo, gausah nangis." usap tangan Yongki ke pelupuk mata mbak nya.

"Kamu meh maem apa? Mbak beliin. Ya?" Bahkan untuk seucap kata pun Tyas harus sesenggukan.

Makin tak mereda tangis Tyas, Yongki pun yang akhirnya memberikan pelukan. Maklum, dari kecil cuma mbak Tyas yang jadi temen Yongki. Mempunyai kebiasaan menutup diri dari lingkungan bukan hal yang mudah bagi Yongki. Apalagi hidup di desa semua serba jadi bahan omongan.

Yongki bukan lah pemuda yang mudah bergaul. Di sekolah pun dia hanya punya beberapa teman. Itu pun kebanyakan juga teman perempuan yang mendominasi.

Maka tak heran itu membentuk pribadi Yongki menjadi punya perilaku penyimpangan.

"Motor mu lagi diambilkan sama pak Sukri. Lagian kan mbak udah bilang to yang nganter undangan itu biar mbak aja."

Yongki tertunduk. Mengingat apa yang terjadi semalam pun sejujurnya dia tak mau juga berada di posisi itu. Posisi tertekan kala dia harus di rundung oleh sekumpulan berandal di perbatasan desa Sukodono.

Malam itu Yongki mengantarkan undangan pernikahan mbak Tyas ke rumah budhe Sumiati. Kala melintas di pos ronda itu, Yongki dari balik helm nya pun tersenyum.

Melihat tawa lepas Agung dan kawan-kawan nya menjadikan Yongki ingat akan setiap kali bertatap muka. Jujur, Yongki menaruh dalam rasa kagum ke mereka sejak lama.

Jikapun di minta memilih satu diantara nya, Yongki akan memilih semua. Memang itu terdengar gila, tapi bukankah fantasi seseorang itu bebas sesuai apa yang mereka mau?

Begitu pula Yongki, diantara Agung, Ndaru, Agum, Sugik dan Sentot tak ada yang tak dia suka. Cara mereka memandang, tersenyum hingga bercanda pula tawa khas nya, menjadikan Yongki sesuka itu.

Terkadang, pemuas fantasi dalam beronani pun Yongki selalu membayangkan mereka.

Sebegitunya? Iya. Yongki segila itu tapi dia masih dalam batasan. Jangan kan menyapa, sekedar menatap pun Yongki kadang tak karuan. Namun sayang nya selama ini Yongki cuma bisa membayangkan nya dalam angan. Berandai dalam fantasi yang gila sepertinya tak akan pernah bisa terjadi.

Selepas sampai pada tujuan, Yongki tak langsung pulang malam itu. Dia di tahan oleh sebuah formalitas bahwa bertamu itu tak baik jika terburu-buru. Maka dari itu, Yongki sempat tak enak hati dan harus duduk disana untuk sementara waktu.

SINOM ( BxB Lokal X Mpreg ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang