Berakit-rakit dahulu, Berenang ke tepian, Lebih baik di vote dulu, Lanjut baca kemudian.
Terima kasih 🙏
.
.
Terdengar desahan para pemuda itu di rumah gubuk kala malam menjelang. Hingga satu persatu dari mereka pun akhirnya menanamkan benih nya di dalam tubuh Yongki.
.
.
Mbak Jian, pembantu rumah bu Hari
sedang sibuk hari ini memasak lumayan banyak. Karena hari ini ada kerabat bu Hari dari Jombang datang. Mbak Jian mengelap keringat nya dengan handuk yang sedari tadi ada di pundak nya."Biyuh sumuk e." Setelah mengusap wajahnya dengan serbet, dia membuka mata lalu terlonjak kaget dengan Yongki yang tiba-tiba muncul di depan nya.
"Gusti alah nyuwun ngapuro! Ya ampun, mas Yongkiiiiiii...... "
Dengan suara melengking khas nya, mbak Jian sempat beberapa kali memukul bahu Yongki meski tak keras.
"Kaget aku mas. Ngerti ngerti kok muncul di depan ku."
Yongki masih diam mematung tanpa seucap kata. Matanya sembab dan bibirnya pecah pecah pun pula wajahnya pucat.
"Mas Yongki gapapa? Kok pucet? Mas sakit yo? Udah bilang ibuk belum e?"
"Welah kok meneng wae ki pie to? Mas?"
Seperti tanpa menghiraukan mbak Jian, Yongki pun berlalu menuju gudang dekat dapur. Mbak Jian heran, seperti bertanya-tanya, "kok aneh men to mas Yongki ki."
Mbak Jian pun mengikuti arah kemana Yongki masuk ke gudang. Lalu terdengar suara barang barang berserakan sesaat. Mbak Jian sempat menaruh curiga entah apa yang Yongki mau disana.
Karena suara bising itu berhenti, mbak Jian pun memberanikan diri melihat dari ambang pintu apa yang sebenarnya Yongki perbuat disana. Tapi yang mbak Jian temui justru gudang dalam keadaan kosong.
"Lho.... "
Hingga terdengar...
"Mbak Jian. Mbak aku pinjem sepeda mu bentar yo aku mau keluar dulu."
Itu suara Yongki.
Dan Yongki pun baru saja datang mengintip dari luar dapur dengan rambut basah. Nampaknya Yongki usai mandi.
"Aku pinjem sepeda mu ya mbak. Sepeda ku bocor e ban e. Terus motor e di bawa pak Royadi. Tapi katane nanti mau di tambal sama pak Royadi. Kalo aku nanti belum balik mbak pulang e pake sepeda ku aja yo."
Pak Royadi itu rewang nya bapak atau asisten pak Yono.
"I..iya mas. Ba..bawa aja." balas mbak Jian dengan bulu kuduk meremang.
"Oke mbak. Sampean mau titip apa? Jenang grendul? Apa jasuke kesukaan mu? Ntar tak tumbaske."
"E...enggak mas. Mbak masih kenyang."
"Woalah yawes nak gitu aku keluar dulu ya mbaak... Ntar bilangin ke ibuk aku keluar dulu."
Sampai detik itu, kaki mbak Jian masih bergetar ketakutan. Lalu Yongki yang masuk ke gudang tadi siapa?
Entahlah. Bahkan mbak Jian pun meminta bantuan rekan pembantu nya yang lain untuk menemani nya memasak pagi itu.
Dengan perasaan hati yang bahagia, Yongki serasa melupakan kejadian kemarin lusa. Mungkin dia telah berdamai pada diri sendiri dan mencoba melupakan perlakuan kasar mbak Tyas padanya. Hari ini, dia ingin menemui Ndaru yang tadi pagi buta sempat mengirimkan pesan singkat kalau hari ini dia mau mengajak Yongki jalan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINOM ( BxB Lokal X Mpreg ) ✔️
Ficção Adolescente❗Peringatan ❗ Yang merasa Homophobic atau anti cerita berbau homoseks dimohon untuk jangan di baca cerita ini. Apalagi jika sudah saya beri tanda kalo ini M-Preg jadi dimohon sekali lagi untuk cerdas dalam memilih bacaan. Jadilah pembaca yang cerma...