Sinom 44. Perwira

4.5K 461 228
                                    

Berakit-rakit dahulu, Berenang ke tepian, Lebih baik di vote dulu, Lanjut baca kemudian.

Terima kasih 🙏

.

.

"Kok tumben kamu hari ini manis banget e, Kee?" ucap Dimas dengan senyum tipis manis nya.

.

.

18 tahun kemudian

"Dimaaaaaas. Dim. Dimaaaaaas...."

Keenan berjalan menyusuri taman bunga mawar kuning demi mencari keberadaan Dimas yang menjahili nya.

"Dim sumpah gak lucu lho. Aku nangis lho nanti. Tenan! Atau kalo engga tak kandakne mamah mu! Ben di jewer nanti kamu ndek rumah."

Keenan sempat mengancam agar Dimas mau keluar dari tempat persembunyian nya. Tapi yang terjadi justru Dimas menahan tawa nya dari balik rimbun nya dedaunan.

"Ah mboh lah, Dim. Muleh aku!!!"

Kesal karena sedari tadi di jahili, Keenan si cowok manis 150cm itu akhirnya merajuk. Dia hentakan kaki beberapa kali di tanah yang lantas mengundang gelak tawa Dimas. Keenan pun berlari menahan kecewa ke arah utara, arah dimana pintu keluar kebun mawar itu.

Dan sebelum Keenan mencapai pintu keluar, Dimas lebih dulu muncul dengan memeluk Keenan. Di ajak putar-putar lah Keenan oleh Dimas yang tertawa puas dengan wajah lucu teman tidur nya itu.

Iya! Benar. Memang sejak mereka masih kecil, semenjak orang tua Dimas pindah di rumah yang baru, Keenan selalu bermain di rumah Dimas. Karena dari situ lah mereka terbiasa bareng termasuk tidur berdua.

Keenan yang kesal itu pun memukul dada bidang Dimas berulang kali. Itu tak berarti apapun buat Dimas, karena yang ada hanyalah muka lucu dan menggemaskan nya Keenan yang dari dulu sampai sekarang tak berubah sedikit pun.

Karena kesenjangan tinggi tubuh Dimas yang hampir 180 cm itu akhirnya dia menggendong Keenan di belakang untuk diajak nya berteduh di bawah pohon mangga. Dimas keluarkan bekal makan siang yang dibawakan oleh mamahnya untuk berjaga di kebun mawar.

"Jahat kowe, Dim." ucap Keenan sambari dia memalingkan wajah.

Tapi Dimas berusaha menarik perhatian nya dengan menyelipkan satu mawar kuning di sela telinga Keenan.

Dimas lalu terkekeh. Dia buka bekal nasi oseng pare dan ayam kecap, dia ambil dua sendok untuk dirinya dan juga Keenan. Oh iya, tak lupa pula Dimas juga membawa kerupuk rambak kesukaan nya.

Sembari dia mengunyah makanan nya, dia menatap miring wajah Keenan yang masih merajuk tapi justru begitu manis di mata Dimas.

"Ah mosoook.... Jahat-jahat gini tapi kowe cinta toooo??? Yo nggak? Yo nggak? Hehe...." balas Dimas dengan tetap merayu.

"Ck. Hih, rak jelas!"

Keenan ikut menyuap. Tapi dia singkirkan oseng pare yang ada di kotak makan itu dan memilih ayam kecap nya saja.

"Kenapa? Pare enak lho! Gak pahit. Sumpah. Mamah ku masak e pinter soale."

Keenan hanya melirik antusias Dimas akan masakan mamah nya. Lalu Dimas ambil sedikit oseng pare dengan nasi dan dia sodorkan ke depan bibir Keenan.

"Ayok. Buka mulutnya. Kamu harus nyoba!" titah Dimas.

"Eeemm..." Sementara Keenan menggelengkan kepala sambil menutup mulut.

SINOM ( BxB Lokal X Mpreg ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang