Berakit-rakit dahulu, Berenang ke tepian, Lebih baik di vote dulu, Lanjut baca kemudian.
Terima kasih 🙏
..
"Duh beratnyaaaa mau rebut suami orang!"
.
.
"Dek....eh adek jangan di pegang lho...kotor itu dek!"
Sembari membalik ikan di penggorengan, Yongki mencoba menghalau Dimas yang lagi ceria-ceria nya main pasir. Tapi sial nya Dimas justru tertarik dengan pasirnya Yuyu, kucing ras peliharaan Yongki.
"Dek...itu kotor lho sayang. Haduuuuh!!"
Begitu lah kira-kira kesibukan Yongki di pagi hari masak untuk sarapan ketiga suami nya di sambi dengan momong Dimas. Mungkin bagi Dimas susu yang sudah mamah nya buatkan tak terlalu menarik, justru Yuyu si kucing putih plonga-plongo itu seakan mempengaruhi pikiran Dimas supaya ikutan main di pasir milik nya.
"Yuyu.... Hihihi..." celoteh Dimas riang memainkan kedua kuping Yuyu yang sedikit pun tanpa ada perlawanan meskipun dia harus babak belur di remas-remas oleh Dimas.
Dan sekarang pun masih menjadi misteri kenapa kucing bisa se nurut itu jika bersandingan dengan anak kecil. Di seret maupun di tindih pun mereka rela atau bahkan justru menyerahkan diri untuk di aniaya.
Begitu pula dengan Yuyu, kucing putih ras yang Agum temukan waktu masih kecil kala dia pulang dari memerah sapi itu kini tumbuh besar bersama Dimas. Dimana dulu disaat Dimas masih kecil, ya Yuyu inilah yang menemani Dimas. Seakan kucing itu tau kalo memang Dimas anak baik meskipun dia harus menerima jeweran.
Namun begitu, Yuyu tetap kuat seperti dulu Agum menemukan nya sendirian dengan teriakan kecil nya. Semesta mengirimkan Agum dan menolong makhluk kecil itu lalu memberikan nya daging kepiting sisa Agum makan. Maka dari itu Agum memberikan nya nama Yuyu, alias kepiting sungai dalam bahasa Jawa.
Lalu di tengah repot nya Yongki, ayah Agum pun datang dengan hanya handuk yang melingkar di pinggang. Lantas dia meraih Dimas dalam gendongan.
"Gak boleh nakal. Oke? Ga boleh nakal, ya!"
Tapi Dimas tetap memberontak dengan memukul-mukul wajah ayah Agum.
"Eh eh eh... Itu lho ayam e pakdhe cepit pager! Lho lho itu.... Lho....ayaaaam. Ayaaaam.... "
Dan Agum membawa keluar Dimas dengan embel-embel yang entah dia saja mengarang demi anak nya itu mau anteng. Yongki menghela napas lega.
Dengan mengusap keringat di dahi nya, dia melanjutkan memasak pagi ini. Setelah semua nya sudah matang, mereka pun berkumpul di ruang tengah. Tepat seperti biasanya mereka makan bersama setiap saat.
Ketiga suami Yongki sekarang sudah ganteng-ganteng. Sudah mandi, pake pomade, parfum dan tak lupa juga kecupan pipi dari istri.
Bahagia nya memang sederhana. Dengan hanya memasak oseng pare, tempe goreng tepung dan ayam kecap mereka nampak lahap menikmati sarapan. Ndaru yang paling antusias diantara ketiga suami Yongki. Dia sampai nambah dua kali bahkan sampai berebut oseng pare dengan Agung.
Sementara Dimas tertawa melihat tingkah ayah-ayah nya sambil dia juga ikut sarapan bubur nasi yang mamah Yongki dia campur dengan pisang dan pepaya. Memang agak lain, tapi nyatanya Dimas lahap menyaingi ketiga ayah nya.
"Enak banget lho dek masakan mu. Asli. Mas belum pernah makan pare seenak ini. Gak pahit!" ucap Ndaru dengan antusiasnya.
"Iyo lho, sayang. Enak. Jadi makin sayang sama kamu." tak mau kalah Agum tetap menggombal dengan gaya nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINOM ( BxB Lokal X Mpreg ) ✔️
Fiksi Remaja❗Peringatan ❗ Yang merasa Homophobic atau anti cerita berbau homoseks dimohon untuk jangan di baca cerita ini. Apalagi jika sudah saya beri tanda kalo ini M-Preg jadi dimohon sekali lagi untuk cerdas dalam memilih bacaan. Jadilah pembaca yang cerma...