Sinom 46. Wadah Enggal ( TAMAT)

9.9K 669 303
                                    

Berakit-rakit dahulu, Berenang ke tepian, Lebih baik di vote dulu, Lanjut baca kemudian.

Terima kasih 🙏

.

.

"Suro diro Jayaningrat, Lebur dining Pangastuti"

.

.

"Hufft..."

Keenan terus mengayuh sepedanya hingga dia tiba di tempat yang membuat dia begitu antusias. Di bawah pohon asem Sendang Warih, Keenan menggenggam erat cincin keramat milik ayah nya. Dia menatap tinggi menjulang pohon asem itu dan membidik pandangannya ke salah satu dahan.

"Kata mamah e Dimas, disini dulu dia dapet berkah."

"Sinom." Keenan menyebutkan nya dengan lirih lalu terpejam.

"Sembah bekti ku kunjuk mbah!"

Angin datang dari arah timur menerpa wajah Keenan. Datangnya angin itu membuat pusaran di bawahnya seolah memutari Keenan yang hadir disana untuk berusaha berserah diri.

Lalu saat dia membuka mata, di dahan yang sudah dia bidik, muncul cahaya keemasan seakan tersenyum menyambut kedatangan Keenan.

Dua hari lagi, Sukodono akan menggelar merti deso alias bersih desa. Tepat pula sudah 25 tahun mbah Suro Benggolo tak lagi menurunkan Wahyu nya setelah meminjam tubuh Yongki sebagai wadah.

_______________

Sementara itu di halaman rumah Yongki begitu sibuk karena sebentar akan diadakan acara bersih desa. Warga sudah biasa jika acara itu akan di gelar, mereka akan bergotong royong membersihkan rumah masing-masing termasuk halaman. Agar nanti terkesan ikut andil dalam acara sakral itu.

Rumah bersih, lingkungan bersih dan hati juga bersih.

"Dimas, Bayu....sini bantuin mamah dulu le..." seru mamah Yongki dari dalam dapur.

Lantas kedua kakak beradik itu pun segera menuju ke dapur.

"Ini bantuin mamah keluarin jajan sama es nya ya, le."

"Oke siap mah." jawab mereka berdua kompak hormat ke mamah Yongki.

Dimas pun lebih dulu mengambil sepiring pisang goreng juga sukun goreng, dan Bayu jatah membawa keluar es susu coklat. Mereka nampak akur walaupun terkadang ada sedikit ejekan dan kejahilan. Persis sekali dengan masa muda ayah-ayah mereka.

Tak hanya itu, Sentot pun ikutan andil dalam gotong-royong itu sembari dia menggosip banyak dengan Agum dan Agung. Hingga tak lama Yongki dan kedua anak nya pun keluar dari dalam rumah membawa camilan dan es susu.

"Waduuuuh mesti enak ini!" puji Sentot dengan antusias nya.

"Yo jelaaaaas. Bojo ku kok pie to kowe ki." sahut Agung dengan mengambil satu sukun goreng lalu di gigit nya.

"Eeee ngeledekin. Bojo ku yo pinter masak. Iya kan, beb?" Sentot merangkul Ari yang duduk di samping nya.

"Bab, beb, bab, beb. Meh mencoba bucin kalian? Siapa takut!"

Karena merasa tertantang, Agum pun merangkul Yongki dan menciumnya. Lantas hal itu membuat Sentot dan Ari iri, begitu pula Agung. Padahal usia mereka saja sudah kepala empat tapi kelakuannya kadang masih seperti remaja sekolah.

SINOM ( BxB Lokal X Mpreg ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang