Sinom 25. Jubriyo

5.1K 503 145
                                    

Berakit-rakit dahulu, Berenang ke tepian, Lebih baik di vote dulu, Lanjut baca kemudian.

Terima kasih 🙏

.

.

.

Ndaru mengusap keringat di kening nya kala dia menunggu si pembeli mengecek Bambu nya.

"Aman yo, mas. Cocok. Tak cash langsung ya." ucap si bapak pembeli.

"O nggih pak, monggo."

Lalu tak lama si bapak itu mengeluarkan gumpalan kresek warna hitam. Setelah dia buka, isinya ternyata adalah segepok uang ratusan ribu yang di ikat dengan karet gelang.

"Monggo. Di hitung dulu mas."

Ndaru pun menghitung uang nya dan dia tersenyum tanda transaksi sudah sesuai dengan perjanjian. "Nggih. Leres pak. Matur nuwun nggih pak."

"Nggih, nggih mas. Monggo."

Ndaru menyetater motor RX King nya lalu bertolak setelah dia kelarisan bambu ke seorang peternak bebek. Katanya, bambu bambu itu mau di buat kandang baru.

Entahlah, semua yang dirasa Ndaru bisa untuk menghasilkan uang, pasti akan dia lakukan sejauh itu masih dalam batas normal. Dalam perjalanan pulang nya, Ndaru tak sengaja melewati rumah pak Yono.

Ndaru menghentikan laju motornya. Terdiam beberapa saat kala pandangan nya tertuju pada Yongki yang sedang membantu rewang nya di halaman.

Ada sedikit rasa rindu yang menggunung diantara jarak yang terhubung. Ndaru menarik napas berharap Yongki mendengar cerita random nya hari ini. Tapi keadaan lah yang memaksa dirinya untuk sementara waktu menabung rindu dulu dengan Yongki mulai sekarang.

Seperti kesepakatan mereka berempat kala itu, mereka harus berfokus pada tujuan masing-masing dulu. Dengan Ndaru yang memulai usaha kerajinan bambu dan kayu ukir, lalu Agung yang mulai belajar menjadi pengusaha pisang dan durian lewat pakdhe nya.

Begitu pula dengan Agum yang kompak bekerja paruh waktu di kampung susu. Dengan niat hati yang tulus belajar serta mencoba mengembangkan budidaya sapi perah di daerah desa sebelah. Mencoba merubah usaha mikro menjadi makro.

Agum yakin, suatu hari nanti pasti akan berbuah manis jika dia memang telaten dan optimis.

Dalam pandangan matanya, Ndaru mengucap dalam batin,

"Dek.... Mas kangen sama kamu."

Setelahnya, Ndaru pun berlalu pergi kembali pulang ke rumah.

Tawa Yongki terpaksa terluapkan meski dia harus menahan rasa ngilu di hati nya. Setelah mbak Jian kembali memetiki kangkung nya, Yongki melirik kemana arah Ndaru berlalu begitu saja.

Dia pun sudah terlanjur sepakat dengan keputusan itu. Karena dia juga mengakui waktunya mungkin juga akan habis dia gunakan untuk belajar menghadapi ujian nasional dan kelulusan.

Lalu tak disangka, tiba-tiba Yongki tak kuasa menahan dorongan dari dalam perut nya. Dia pun muntah.

"Lho lho... Mas. Sampean kenapa?" Panik mbak Jian merengkuh Yongki.

"Gatau mbak, hueek.... " Yongki muntah lagi namun hanya rasa mual dan sedikit air yang keluar dari mulut nya.

Yongki meremas peru. Rasanya tak pernah dia semual ini dan bahkan dia tak tau keadaan yang sekarang dia alami ini apa.

SINOM ( BxB Lokal X Mpreg ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang