Nasi Goreng Spesial

902 96 61
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

"Menaklukanmu itu susah, tapi aku tak akan menyerah, Zayyan. Aku akan terus berusaha sampai kau mau melihatku, dan hanya melihatku seterusnya!" Tekad Lex pagi ini di dalam hatinya sambil menatap dirinya di cermin kamar mandinya.

"Hyung, kau mau ke mana? Kok udah rapi?" Davin yang hendak mencuci muka mengagetkan Lex.

"Eh?! Aku mau pergi dengan Zayyan," jawab Lex seraya merapikan pakaiannya.

"Hyung, kulihat akhir-akhir ini kau semakin dekat dengan Zayyan Hyung," ucap Davin sambil memutar keran wastafel.

"Memangnya kenapa?"

"Ya, nggak apa-apa sih. Aku turut senang kalian berdua kini jadi akrab dan kau bahkan tidak melarangku lagi untuk bermain dengan anak-anak dari ruang Mawar Melati."

"Ya, terus masalahnya apa?" Lex nyolot.

Davin menghentikan kegiatan mencuci mukanya sejenak, lalu menghela napas dalam.

"Hyung, aku tidak tahu sedekat apa hubungan kalian saat ini. Tapi aku hanya ingin mengingatkan supaya kau tidak lupa dengan kodratmu sebagai laki-laki," ucap Davin kemudian.

"Maksudmu apa, hah?!" Lex tiba-tiba menarik kerah Davin dan mendorongnya ke dinding.

Tentu saja Davin terkejut dengan perlakuan Lex saat ini terhadapnya, meski ia tahu bahwa Lex memang terkadang bersikap temperamental.

"Hyung, kalau memang hubunganmu dengan Zayyan Hyung baik-baik saja dan tidak ada sesuatu yang menyimpang, kenapa kau harus marah?"

"Karena kau sepertinya menuduhku yang bukan-bukan!"

"Ya, kalau kau memang tidak merasa seperti itu, seharusnya kau biasa saja, tidak perlu marah seperti ini."

"Dengar ya Davin, sebaiknya kau jangan ikut campur dengan urusanku dan Zayyan! Mengerti kau?!" Lex melepaskan kerah Davin dengan kasar.

"Hyung, aku memperingatkanmu demi kebaikanmu dan juga Zayyan Hyung!"

"Diam kau! Brengsek!" Lex yang kesal pergi ke luar sambil membanting pintu kamar mandi.

Davin menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar. Dia tak habis pikir dengan Hyungnya itu.

***

Sejak pagi Zayyan sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk semua temannya, penghuni di ruang Mawar Melati tersebut. Ia bahkan melarang Hyunsik yang mau membantunya memasak, karena biasanya memang Hyunsiklah yang bertugas untuk memasak bagi mereka.

"Ya udah kalau kau tidak mau kubantu, Hyung tunggu di ruang televisi ya," ucap Hyunsik.

"Iya, Hyung. Nanti kalau makanannya sudah siap, aku akan memanggilmu dan yang lainnya," ucap Zayyan.

"Oke, siipp!" Hyunsik pun meninggalkan Zayyan sendirian di dapur.

"Fahri Hyung!" Tiba-tiba Leo datang sambil berlari-lari kecil, lalu langsung nemplok di punggung Zayyan dan memeluknya dari belakang.

"Aisshh! Ouyin, lepas ahk! Aku lagi masak nih!" Protes Zayyan sambil berusaha melepaskan pelukan Leo.

"Iihh...nggak mau! Ouyin mau di sini sama Hyung!" Leo manyun.

"Iya, tapi nggak usah kayak gini juga. Ribet jadinya kalau kayak begini!"

"Emangnya Hyung lagi ngapain sih?"

"Lagi pargoy! Ya masaklah! Emang nggak lihat?!"

"Hehehe...," Leo pun melepaskan pelukannya sambil nyengir. "Hyung, lagi masak apa memangnya?"

Friendship (Xodiac) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang