Typo ✌️
Happy reading
*
*Zayyan POV
Semalam setelah aku menerima pesan dari pihak agensi mengenai jadwal pertemuanku hari ini dengan para member, aku pun sengaja datang lebih awal. Yang seharusnya aku di jadwalkan akan bertemu dengan mereka di ruang rapat sekitar pukul 09.00 pagi, namun aku telah tiba di gedung agensi sejak pukul 08.00 KST.
Namun saat pukul 09.00 tiba, CEO tidak langsung mengijinkanku untuk bergabung di ruang rapat bersama yang lain. Ia memintaku untuk tetap menunggu dulu di ruangan lain, karena ia ingin memberi kejutan bagi para member katanya.
Hmm...ya aku menurut saja, meskipun sebenarnya jika seandainya aku diijinkan ikut rapat dari awal, mereka juga pasti akan terkejut dengan kehadiranku. Entah terkejut karena senang atau tidak, aku tidak tahu. Tapi yang jelas aku senang, karena masih diberikan kesempatan untuk bertemu dan bergabung bersama mereka lagi dalam sebuah grup.
Aku duduk menunggu dengan harap-harap cemas. Meskipun aku senang dan tak sabar ingin bertemu dengan mereka semua, namun tak dapat kupungkiri bahwa aku sebenarnya deg-degan.
Saking deg-degannya, aku berulang kali mondar-mandir ke toilet untuk buang air kecil. Aku juga tak lupa memeriksa penampilanku hari ini di cermin berkali-kali, hanya demi memastikan agar tampilanku tidak aneh dan memalukan di momen yang sangat penting ini.
Tap tap tap...
Aku mendengar suara langkah seseorang mendekat ke ruangan tempatku menunggu ini.
Siapa itu? Mungkinkah itu staf? Atau mungkin Davin yang secara diam-diam ingin menyapaku?
Atau jangan-jangan itu Sing yang diam-diam telah diberitahu oleh Davin bahwa aku ada di sini? Hufft...kok aku jadi berharap itu Sing ya? Padahal kan aku masih kesal padanya, karena semalam dia tidak datang menemuiku.
Tak lama kemudian, pintu diruangan ini pun dibuka. Dan...ah, ternyata bukan Sing, itu staf. Ya ampun kok aku masih terus berharap kalau itu Sing? Zayyan sadarlah, mana mungkin Sing diberitahu kalau aku ada di sini.
"Zayyan-ssi!" Panggil Staf itu.
"Nde?" Sahutku.
"Apa kau sudah siap bertemu dengan para member?"
"Si-Siap," tiba-tiba rasa gugupku bertambah berkali lipat, sehingga aku menjawab dengan terbata.
"Mari ikut aku ke ruang rapat. Mereka sudah menunggumu!"
"Baik, staf-nim," jawabku.
Aku pun mengikuti langkah staf itu menuju ke ruang rapat. Selama di perjalanan menuju ke sana, aku berulang kali menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya, aku mencoba menenangkan diriku yang gugup.
Staf di depanku membuka pintu, dan ia memberi isyarat dengan tangannya, mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam ruangan.
Jantungku semakin berdebar tak karuan. Dengan deg-degan yang luar biasa, aku melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Surpriseeeee...!!" Celia-nim, CEO kami tiba-tiba berseru dan itu mengejutkanku juga, dan hampir membuatku terperanjat, namun aku buru-buru menguasai diriku.
Dan...semua mata melihat ke arahku yang kini berdiri di depan. Mereka semua tercengang, terkejut melihatku, kecuali Davin tentunya.
Ditatap seperti ini, malah membuatku semakin gugup. Sebenarnya mereka tuh senang atau enggak sih melihatku lagi? Batinku bertanya-tanya.
"Za-Zayyaaann???!!!" Gyumin menyebut namaku dengan terbata sambil melongo ke arahku.
"Muhun, abdi teh Zayyan eh upps...!" Kenapa aku jadi pakai bahasa sunda sih, mentang-mentang habis pulang dari Indonesia. "Iya, aku Zayyan, kalian masih ingat aku nggak?" Lanjutku dengan bahasa Korea. Dan mereka pun mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship (Xodiac) End√
FanficZayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekolah di sebuah Sekolah Menengah Atas di Korea Selatan yang bernama OCJ High School, yang merupakan sekolah khusus untuk murid pria. Selama di K...