Pertengkaran Dongsaeng

827 72 57
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Zayyan pergi ke swalayan untuk mengganti semua perabotan dapur yang dipecahkan oleh Leo dan juga mengganti minyak serta telur yang telah dipecahkan oleh Leo juga. Zayyan sengaja buru-buru ke swalayan untuk membeli itu semua sebelum Hyunsik pulang, agar Leo tidak dimarahi oleh Hyunsik nantinya.

Tidak hanya itu, Zayyan bahkan membelikan makanan kesukaan Leo agar Leo mau makan pikirnya.

Saat kembali ke asrama, Zayyan menarik napas lega karena ternyata Hyunsik dan Gyumin belum pulang, sehingga perbuatan Leo tidak ketahuan pikirnya.

"Ouyin, bangun! Nih aku belikan makanan kesukaan, ganjang gejang. Makan ya!" Zayyan membangunkan Leo yang sedang tidur di kamarnya.

Sejak Leo melemparkan piring berisi telur mata sapi buatan Zayyan tadi, Leo memang memilih untuk masuk ke kamar hingga dirinya ketiduran. Bahkan ia pun tidak mengetahui saat Zayyan pergi ke swalayan tadi.

Mencium aroma dan mendengar nama ganjang gejang, mata Leo pun terbuka lebar. Ia memandang makanan kesukaannya itu dengan mata berbinar. Zayyan sengaja menyediakannya di atas meja nakas, agar Leo tak perlu repot-repot keluar kamar.

"Sekarang kamu makan ya, jangan ngambek lagi," ucap Zayyan lagi. Dirinya senang karena kini Leo tampak bersemangat untuk makan.

Zayyan pun berlalu dari dalam kamar Leo dengan hati lega, meski Leo masih tak mau mengucapkan sepatah kata pun padanya.

"Kok bisa ada ganjang gejang, kapan Hyung membelinya ya?" Batin Leo. "Asik, makan dulu ah, perut Ouyin udah lapar banget nih!" Ucapnya semangat, lalu menyantap ganjang gejang, berikut nasi dan juga nori yang sudah disiapkan Zayyan untuknya itu.

***

"Hyung...makasih," cicit Leo pelan, dirinya kini telah keluar dari dalam kamar sambil membawa peralatan bekas makannya tadi.

Zayyan yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi pun menoleh ke arahnya.

"Sama-sama, Ouyin," balas Zayyan seraya tersenyum. Dalam hati ia terkejut sekaligus senang karena akhirnya Leo mau berbicara duluan dengannya.

Leo berlalu menuju ke dapur untuk mencuci piring.

Begitu Leo sudah tak terlihat lagi olehnya, tiba-tiba Zayyan pun langsung berdiri dan kemudian joget pargoy.

"Yuhuuu...akhirnya Ouyin mau bicara denganku lagiiii...!!" Serunya dengan suara tertahan agar tak kedengaran oleh Leo saking bahaginya hati Zayyan saat ini.

Saat masih asik joget pargoy, tiba-tiba Leo kembali dan telah berdiri di belakang Zayyan.

Zayyan terkejut dan langsung berhenti joget dengan perasaan malu berkali-kali lipat. Zayyan pun jadi salah tingkah.

"Ya ampun, pengen ngilang saja rasanya kalau begini! Kenapa Ouyin tiba-tiba udah di sini lagi, perasaan barusan dia ke dapur?" Batin Zayyan.

"Ng...ekhem! Ouyin, ada apa ya berdiri di situ? Bukannya tadi mau ke dapur ya?" Zayyan bertingkah sok cool demi menutupi rasa malunya karena kepergok joget pargoy.

"Ng...Hyung...tadi barusan ngapain?" Tanya Leo polos.

"Kapan? Ngapain apa? Perasaan aku nggak ngapa-ngapain deh!" Zayyan pura-pura amnesia.

Leo bengong sesaat. Kemudian...

"Aku cuma mau nanya, masih ada stok sabun cuci piring nggak? Soalnya sabun cuci piring yang di wastafel habis pas Ouyin mau cuci piring barusan," Leo menjelaskan tujuannya kembali ke ruang televisi.

Friendship (Xodiac) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang