Chapter 8

1.4K 71 22
                                    

Hai guys gimana nih kabarnya ?

Ingat tata tertib di sini sebekum membaca harus

1.follow akunku dulu sebelum baca

2.Vote dulu sesusah membaca

3.Minimal koment dulu lah sebelum lanjutin ke cerita berikutnya

4.Spam terus coment biar aku lebih semangat nulisnya

Maaf kalau di sini banyak bertebaran typo di majna-mana,tolong di tandain typonya

Have fun reading guys

------------

"Kau adalah seseorang yang selama ini saya rindukan"-Fira Nafisa Anggarini

"Kau telah di ciptakan oleh Rabbku untuk mendampingiku di dunia maupun di akhirat"
Muhamad Hasan Al-kahfi

---------------
Ustadz Hasan langsung memeluk diriku dengan sangat erat dan mencium dari sela-sela rambutku
Ya mulai hari itu aku selalu membuka  kerudungku saat di kamar
Dan tidak ada penghalang lagi di antara kita berdua

"Kau mau membalas perbuatan mas kah ?"

"Jadi imbag kan mas"

"Adek mau bikin jatung mas copot saja"

"Jadi bolehkan aku menyukainya"

"Tentu,boleh dia cinta pertama adek"
Ya Firmansyah Ibrahim bin Ali adalah abiku,dia cinta pertamaku sebelum aku mengenal lelaki yang bernama Muhamad Hasan Al-kahfi

"Tapi mas suami harus janji sama aku,kalau mas suami gak boleh tergoda oleh wanita-wanita di luar sana"

Aku memperigatkan suamiku itu untuk tidak bermacam-macam di luar sana


"Zaujati jika aku sudah mempunyai satu wanita yang ada di sisiku,maka aku tidak akan mencintai wanita lain yang ada di luar sana"-janjinya kepadaku yang akan aku pegang kata-katanya

Aku langsung memeluknya kembali karena dia adalah suamiku aku tak mau wanita lain menjadi maduku 
Tak akan pernah mau sama sekali

"Mas,aku boleh keluar sama teman"
Fira meminta izin kepada suaminya,karena dalam islam wanita jika sudah menikah jika ingin berpergian dia harus meminta izin dengan suaminya terlebih dahulu

"Sama-"

"Temen mas,kan tadi aku udah bilang"
Ganteng ganteng gitu aja gak paham

"Laki-laki atau perempuan"

"Perempuan lah mas,pakek nanya"
Ucapku yang memelas ingin di berikan izin oleh suamiku yang tampan dan rupawan ini

"Namanya siapa"
Kaya intel ya ini orang nanyanya bisa gak sih langsung di izinkan saja gak usah nanya nanya segala

"Bintang dan sonya"

"Tidak ada laki-laki lain kan"

"Oh jelasss...ada"
Ucapanku yang membuat dia langsung menoleh ke arah diriku dan menatap diriku dengan sangat tajam seperti ingin menerkam

"Maksudnya kan nanti di sana pasti ada pembeli yang laki-laki terus ada karyawan laki-laki"-candaku supaya gak serius amat jadi orang

"Zaujati yang benar"
Dia sepertinya  tidak mau bercanda denganku 

Laki-laki apa kayak gini semua sih gak tahun jokes,jokes bapak jokes

"Mas,istrimu  ini hanya bercanda  karena  kau tahu kalau aku punya suami yang sangat cemburu kepadaku jadi aku pasti akan jaga jarak kepada lelaki yang bukan mahromku"
Kenapa sih gitu aja harus di jelaskan masa gak tahu dasar

Istri bocil UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang