❃.✮:▹ ◃:✮.❃
✥
✥
✥
Keringat menetes dari dahi Y/n, napasnya memburu. Di bawah terik matahari yang menyengat, dia terus berlari mengelilingi lapangan tanpa henti.
Sebelumnya, saat dia tengah menikmati waktu istirahat bersama Eren, sosok Levi tiba-tiba muncul dengan ekspresi datarnya yang khas. Tanpa banyak bicara, pria itu langsung menariknya untuk memulai latihan, mengingat ekspedisi ke luar tembok semakin dekat.
Dan sekarang, dia terjebak dalam hukuman ini-berlari sebanyak 30 putaran. Dari kejauhan, Levi mengawasinya dengan tatapan tajam, seperti seekor predator yang menilai mangsanya.
Y/n tahu Levi tidak akan membiarkannya lolos begitu saja setelah apa yang terjadi. Dia harus berhati-hati mulai sekarang, memastikan tidak ada lagi yang mencurigainya secara berlebihan.
"Bukankah pria itu menyebalkan, Hime?"
Suara misterius itu kembali terdengar di kepalanya. Sejak insiden di balkon, suara ini semakin sering berbicara kepadanya, seakan berusaha menarik perhatiannya.
"Mengingatkan aku pada seseorang..."
Y/n mengerutkan kening, tertarik dengan pernyataan itu. Dia melirik kalungnya sekilas sebelum bertanya, pura-pura tidak peduli.
"Siapa?"
Namun, seperti sebelumnya, suara itu kembali membisu. Y/n menghela napas, mendecih kecil.
"Ck, kalau tidak mau bicara, jangan ganggu aku."
Dia mempercepat langkah, mengabaikan rasa lelah yang mulai menyiksa otot-ototnya. Butuh beberapa menit hingga akhirnya dia menyelesaikan putaran terakhir dan berhenti, tangannya terangkat untuk menghapus keringat yang mengalir di dahinya.
Levi mendekat dengan ekspresi datarnya yang tak berubah. Tatapan abu-abunya tajam menilai Y/n sebelum akhirnya berbicara.
"Kita akan melatih kekuatanmu agar bisa digunakan untuk hal lain."
Alis Y/n terangkat mendengar itu.
"Selain membunuh Titan dengan tangan kosong, aku ingin kau melatih kontrol seranganmu," Levi melanjutkan. "Coba pukul tanah. Aku ingin melihat seberapa besar dampaknya."
Y/n mengangguk mengerti, mengarahkan pandangannya ke tanah di bawahnya. Levi berdiri tak jauh darinya, kedua tangannya tersilang di depan dada, bersiap mengamati.
Mengambil napas dalam, Y/n mengepalkan tangan dan melesatkan pukulannya ke tanah.
DUG!
Sebuah bunyi dentuman terdengar, namun tak ada perubahan berarti di permukaan tanah.
Y/n mengernyit dan menatap tangannya yang kini mengeluarkan asap regenerasi. Dia berbalik ke arah Levi, hendak mengatakan sesuatu, tetapi sebelum sempat berbicara, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar.
Levi langsung bergerak. Dengan refleks tajamnya, dia meraih pergelangan tangan Y/n dan menariknya mundur.
BRAK!
Dalam hitungan detik, tanah yang baru saja mereka pijak ambruk, menciptakan lubang besar yang dalam.
Y/n menatapnya dengan mata membelalak. Dia tahu kekuatannya luar biasa, tapi dia tidak menyangka pukulan iseng barusan bisa menyebabkan kehancuran sebesar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purpose To Live || Aot x Reader
FantasyY/n Ackerman gadis dari keturunan hebat di masa lalu yang tidak memercayai adanya titan di masa nenek moyang mereka. Baginya, titan hanyalah dongeng tabu yang dibuat-buat oleh para pendahulu. Jika memang titan itu ada, mana buktinya? Pertanyaan itu...