Kebiasaan Baru

4K 171 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 03.00

"Safira, ayo bangun." Ucap salah seorang santriwati bernama Diah.

"Saf ayo bangunn kita sholat subuh dulu" Kini Aisya ikut menimpali.

"Saff, bangunnn" Ayu mengguncangkan tubuh Safira.

Ketiga teman sekamar Safira menghembus nafas kasar. "SAFIRA AYO BANGUN, WAKTUNYA SHOLAT SUBUH" teriak ketiganya bersamaan namun sang empunya nama tak kunjung bangun dari dunia mimpinya.

Dirasa sudah lelah, Diah, Aisya dan Ayu pergi menuju masjid meninggalkan Safira yang masih terbaring dikasur.

Seperti biasa, para santri dan santriwati senior kepercayaan pesantren akan berkeliling untuk mengecek barangkali ada santri atau santriwati yang masih tinggal di asrama dengan seribu alasannya agar tidak ikut sholat subuh.

Tiba di kamar Safira, Zhafa menggelengkan kepala. "Astaghfirulla hal'adzim Safira, ayo bangun jangan banyak alasan."

Namun nihil seorang santri senior saja tidak bisa membangunkan Safira. Karna waktu sholat subuh sudah hampir mulai akhirnya para santri senior bergegas melaksanakan kewajiban sholat subuh.

•••

"Ayo makan perut aku laper banget iniii" Ajak Ayu. Saat sedang asik mengantri mata Safira tertuju pada sosok laki-laki yang sedang menyendiri menikmati makanannya.

"Ga baik loh, ngeliatin orang yang bukan muhrim nya sampe melongo kayak gitu" Ucap Aisya sembari menyenggol lengan Safira.

Safira yang ketahuan sedang memandangi gus Afnan pun hanya tersenyum malu sesegera mungkin ia mengalihkan pandangannya.

Waktu menunjukan jam makan siang sehingga membuat suasana kantin terlihat sangat ramai dan penuh. Safira, Ayu, Aisya dan Diah segera menghabiskan makanannya agar segera kembali ke asrama untuk bersantai.

Berbeda dengan Safira, ia secepat mungkin menyelesaikan makanannya agar dapat mengerjakan hukumannya karna tadi dirinya bolos sholat subuh.

"Aku mau nyapu halaman dulu ya, biar cepet selesai juga"

"Kita bantuin ya Ra?" Tawar Diah.

Safira tersenyum hangat. "Engga usah Diah. Kalian istirahat aja mumpung lagi free kan hari ini, aku usahain cepet biar bisa nyusul kalian"

Setelah sampai di halaman depan pesantren Safira segera menyapu daun-daun kering yang berjatuhan. Sesekali ia menyeka keringat yang membasahi dahinya.

"Percuma, ini musim angin mau kamu sapu puluhan kali juga ga bakalan bersih karna daunnya akan terus berjatuhan."

Safira menoleh kearah sumber suara. "Gus Afnan?"

"Dapat hukuman?"

Safira menunduk. "Bukan urusan Gus"

"Jutek sekali" Batin Gus Afnan.

Dirasa cukup bersih Safira melangkahkan kakinya begitu saja meninggalkan Gus Afnan. Bukannya berniat tidak sopan Safira masih menyalahkan Gus Afnan karna telah menggagalkan kematian dirinya dulu.

Sesampainya di asrama, Safira memilih membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum sholat ashar tiba. Sementara ketiga temannya sedang asik merebahkan tubuh mereka di kasur.

Pintu kamar mandi pun terbuka. "Ayo siap-siap kalian ga ke masjid?"

Bukannya menjawab, ketiga temannya hanya menatap Safira aneh.

Diah berjalan mendekati Safira kemudian menaruh tangannya di dahi Safira seolah-olah mengecek suhu badannya. "Kamu mimpi apa to raa?" Ucap Diah sambil menundukkan tubuhnya agar bisa mengamati raut wajah Safira.

sehangat cinta gus afnan [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang