Pernikahan

4.7K 199 3
                                    

MasyaAllah satu kata yang keluar dari mulut Afnan ketika melihat Safira keluar dari sebuah ruangan dengan mengenakan gaun putih yang sederhana namun terlihat elegan. Habibah yang tadinya asyik memainkan ponselnya kini mengalihkan pandangan ke arah Safira.

"MasyaAllah cantik sekali calon kakak ipar ku iniiii" Celetuk Habibah. Karna memang benar, lima hari lagi pernikahan mereka akan berlangsung.

Safira tersenyum hangat. "Terimakasih"

"Mas Afnan jangan ngeliatin terus ih ga baik loh belum muhrimnya, ingettt." Ucap Habibah sambil memukul lengan Afnan.

Afnan segera menundukkan kepalanya malu.

"Gimana Fira? Kamu suka? Atau masih ingin memilih baju yang lain?" Tanya Afnan.

"Yang ini saja gus, cantik." Putus Safira.

Afnan menganggukkan kepalanya. "Yasudah kamu ganti baju dulu, Bibah kamu temenin Fira yaa biar mas ke kasir setelah ini kita menyusul mereka ke bukit indah."

Setelah selesai dengan urusan baju Afnan, Safira dan Habibah melanjutkan perjalanan menyusul rombongan pesantren. Sampai detik ini Afnan masih tidak percaya bahwa dirinya sebentar lagi akan menikah dengan orang yang ia kenal dalam waktu kurang dari satu tahun.

Matahari sudah terbenam waktu menunjukkan pukul 18.45 seluruh penghuni pesantren Al-Fatah kembali setelah melakukan kegiatan belajar mengajar diluar pesantren. Hari yang melelahkan namun cukup menyenangkan. Para santri diberi waktu dua puluh menit untuk berbenah sebelum melaksanakan shalat isya.

"Ra gimana tadi fitting nya?" Tanya Aisya.

"Alhamdulillah lancar semua. Ceritanya lanjut nanti malem aja yaaa? aku mau mandi nanti ga keburu waktunya" Jawab Safira sambil membawa peralatan mandinya.

"yaudaaah, nanti jangan lupa cerita yaaa"

"Raaa, aku mau barenggg" Teriak Diah mendapati Safira sudah berdiri diambang pintu.

"Ayok buruannn."

Beberapa menit yang lalu para penghuni pesantren sudah melakukan kewajiban shalat isya. Saat ini adalah saat yang di gemari seluruh para santriwati dimana mereka bisa mendengarkan suara gus Afnan yang sedang menyampaikan kultum singkat.

"MasyaAllah gus Afnan bening banget"

"Suaranya lembut banget ya Allah"

"Nikahin aku gusss"

"Demi apapun suaranya ngajak berumah tangga"

"Sttt diem kalian, sebentar lagi gus Afnan mau nikah."

"Denger-denger hubungannya gus Afnan sama ning Bila di rusak sama santriwati baru itu ya?"

Begitulah bisik-bisik para santriwati.

"Kalian ini malah ngerumpi!" Tegur salah satu santri senior.

"Maaf kak" Jawab mereka sambil kembali menundukkan kepalanya.

"Sekian kultum singkat yang saya sampaikan untuk teman-teman tercinta. Ada yang ingin ditanyakan?" Afnan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru mushola tidak ada yang mengacungkan tangan. Afnan melanjutkan perkataan nya. "Baiklah jika tidak ada saya akhiri Wabillahi topik wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Satu persatu meninggalkan mushola lalu beralih ke kantin pesantren untuk melanjutkan makan malam. Biasanya makan malam dilaksanakan sebelum shalat Isya tapi berhubung mereka baru selesai mengadakan kegiatan al hasil makan malam di undur setelah shalat isya.

Banyak sekali perbincangan yang tidak mengenakan untuk Safira. Dan tak sedikit pula dari mereka yang menatap Safira dari atas hingga bawah  untuk dibandingkan dengan Nabila. Tidak usah dibandingkan dilihat saja sudah jelas-jelas latar belakang mereka berbeda.

sehangat cinta gus afnan [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang