Permintaan Maaf

4.1K 181 9
                                    

Cahaya matahari pagi memaksa masuk melalui jendela kaca sehingga berhasil mengusik seorang perempuan yang tengah menikmati dunia mimpinya. Dia adalah Safira.

Safira mengerjapkan matanya guna menetralkan penglihatannya. "Duh pusing banget ya?" Ucapnya sambil meraih ponsel yang ada di atas nakas.

"Ra, lo udah bangun? Lo gapapa kan? Atau gimana? Soalnya habis sholat subuh tadi badan lo panas banget. Oh iya ini gue bawain bubur."

"Aku gapapa kok, makasih yaaaa." Ucap Safira dengan lembut.

Disinilah Safira berada, setelah memutuskan untuk pergi dari pesantren dan menjauhi kehidupan Afnan ia memilih untuk memulai hidup baru membuka sebuah toko bunga kecil-kecilan di kota Batu, Malang. Berat bagi Safira untuk meninggalkan suaminya namun mau bagaimana lagi?

"Raa, kalo lo masih belum enakan toko nya tutup dulu aja gapapa. Maaf banget ya hari ini gue harus balik ke Surabaya"

"Iya gapapa kok, lagian kan ga mungkin kamu ijin lama-lama cuman buat nemenin aku. Udah sana pulang. Sekali lagi makasih yaa, aku gatau gimana kelanjutan hidup aku kalo ga ada kamuu"

"Gapapa Ra anggep aja ini sebagai permintaan maaf gue karna gue udah jahat sama lo. Pokoknya kalo ada apa-apa jangan sungkan buat ngehubungin gue yaaa?"

"Iyaa, hati-hati di jalan yaa. makasih banyak"

Safira menatap kepergian orang yang telah membantunya untuk memulai kehidupan barunya. Setelah selesai beberes Safira berniat lebih awal membuka toko bunganya. Ia sangat bersyukur baru hari kelima tokonya dibuka sudah mendapatkan pelanggan yang silir berganti bahkan toko bunga miliknya selalu penuh setiap hari hingga ada beberapa pelanggan yang memilih memesan via online.

Berjalan satu bulan, Saat ini Safira memiliki seorang pekerja bernama Ratih. Tidak hanya bekerja di toko Ratih juga tinggal bersama Safira. Yaaa, itung-itung menemani Safira karna Ratih juga sebatang kara jadi Safira paham apa yang dirasakan oleh Ratih.

"Mbak ini saya habis menghubungi pemilik ruko sebelah katanya beliau bersedia menjual ruko nya ke mbak Fira" Ucap Ratih dengan Antusias.

"Alhamdulillah" Balas Safira sambil tersenyum bahagia.

"Yasudah kamu urus aja semuanya ya, oh iya Ratih kalau semisal nanti jam delapan aku belum sampai tolong kamu buka tokonya dulu ya? Aku mau nganter pesenan bu Ida sama bu Ratna, mau dipakai wisuda anaknya" Pesan Safira pada Ratih.

"Loh? Apa aku aja yang nganterin mbak?"

"Gapapa, biar aku aja. Aku duluan ya Ratih" Pamit Safira sambil membawa dua bucket bunga ditangannya.

Walau belum lama tinggal di kota tersebut tidak membuat Safira kesulitannya dalam mencari alamat rumah pelanggannya. "Alhamdulillah sampai." Memang berbeda rasanya ketika hidup mengandalkan Allah.

"Assalamu'alaikum, permisi"
Safira mengetuk pintu beberapa kali namun yang keluar bukan bukan bu Ida melainkan budhe Yati. "Loh? Nduk? Kamu disini toh Afnan mana?"

Safira membulatkan matanya. "Budhe? Emmm, ini budhe iya Fira disini lagi liburan. Mas Afnan ada di rumah kok budhe." Balas Safira sedikit gugup.

"Oalah, Afnan ndak ikut kamu nduk?"

"Ndak budhe, mas Afnan ada sedikit kerjaan. Maaf ya budhe Fira belum sempet mampir ke villa." Ucap Safira penuh rasa bersalah karna sudah membohongi budhe Yati.

"Loh, Mbak Fira" Sapa bu Ida.

"Iya Buu, bu ini pesanan nya yaaa. Kalau begitu saya permisi dulu. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" Ucap Budhe Yati dan bu Ida bersamaan. Budhe Yati masih belum percaya ketika Safira bilang hanya liburan. Setelah mendapat informasi dari bu Ida budhe Yati segera mengubungi Afnan  memastikan bahwa hubungan keduanya sedang baik-baik saja."

Disisi lain, Reyhan lagi-lagi bertamu di pesantren milik Kiyai Husein.

"Mau apalagi kamu kesini?" Ketus Habibah.

"Gue.... gue pengen ketemu Afnan." Ucap Reyhan ragu. "Gue akan memperbaiki semuanya, gue tau gue salah." Sambungnya.

"Silahkan masuk dulu, biar saya panggilkan umi dan abi" Jawab Habibah singkat.

Kiyai Husein pun datang bersama Maryam. "Ada perlu apa nak?" Tanya kiyai Husein dengan lembut.

Reyhan segera berlutut di depan kiyai Husein dan Maryam. "Saya ingin meminta maaf sudah mengancurkan rumah tangga Safira dan Afnan. Saya sadar kalau saya hanya terobsesi dengan Safira. Tidak sepatutnya saya melakukan itu" Ucap Reyhan dengan penuh penyesalan.

Kiyai Husein tersenyum. "Nak, tidak apa. Semua manusia pernah melakukan kesalahan dan semua manusia berhak untuk mendapatkan kesempatan menjadi pribadi yang lebih baik."

Reyhan mengangguk setuju membenarkan ucapan kiyai Husein. "Pak Kiyai saya ingin bertemu dengan Afnan dan Safira. Saya ingin meminta maaf dengan dia"

"Untuk apa bertemu dengan pelacur itu?" Ketus Maryam.

"Maaf bu, Safira bukan seorang perempuan yang seperti itu. Ini semua salah saya, dia perempuan yang baik maka dari itu saya mencari cara agar dia tetap bersama saya. Namun sekarang saya sadar kalau perbuatan ini salah." Reyhan menunduk lesu. "Kalau ada orang yang harus di salahkan atas penderitaan yang Safira rasakan itu adalah saya."

•••

Reyhan sadarnya telat sekali yaaa, Safira terlanjur pergi😭

Btw ada yang bisa nebak siapa orang yang nolongin Safira? Atau jangan-jangan tebakan umi Maryam bener Safira pergi sama Reyhan?

btw jangan lupa tekan bintang dipojok kiri yaaa. makasih.

see you next chapter!!!

sehangat cinta gus afnan [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang