Pulang

4.1K 159 2
                                    

Setelah menempuh waktu hampir setengah jam, Afnan mengajak Safira untuk berhenti pada sebuah pom bensin.

"Dek, cape?" Tanya Afnan sambil mengusap pipi Safira.

"Pegel dikit tapi gapapa sih mas, biar aku terbiasa juga."

Afnan tersenyum. "Kalo cape kamu tidurin di belakang aja dek"

"Ih nanti aku ga bisa ngawasin dia dong? kalo glundung gimana?"

"Bisa humairah kuuu, kamu temenin Alya di belakang."

"Mas didepan sendiri? Gapapa?"

"Ya gapapa sayang, yang penting kan masih satu mobil biar kamu ngga pegel jugaaa. Nurut ya sayang?" Pinta Afnan dengan lembut.

'Yaudah dehh" Jawab Safira dengan berat hati.

Afnan membantu membenarkan kasur kecil milik Alya. Bagi Afnan kenyamanan istri dan anaknya adalah nomor satu. "Udah dek kamu tidurin. Kamu kalau ngantuk juga ikut tidur aja gapapa."

Safira hanya menganggukkan kepalanya. "Anak umma bubuk sini yaaa? biar ngga cape di gendongan umma ya sayang ya?"

Afnan terkekeh melihat tingkah istrinya itu.

•••

Matahari semakin terik. Afnan memarkirkan mobilnya di depan ndalem. Kedatangannya disambut hangat oleh Kiyai Husein, Maryam, Anjani dan Habibah. Namun pandangan mereka tertuju pada bayi yang di gendong oleh Safira.

"Dek, sini biar mas yang gendong. Kamu pasti kecapean." Ucap Afnan sambil mengambil alih Alya.

"Assalamu'alaikum" Ucap Afnan dan Safira bersama ketika melihat banyak orang di teras ndalem.

"Wa'alaikumsalam"

Anjani segera berlari memeluk Safira. "Mbak kangen sama kamu, kamu kemana aja sih?"

Safira membalas pelukan anjani dengan tak kalah eratnya. "Maaf ya mbak, Fira ngilang gitu aja" Jawab Safira penuh penyesalan

Anjani melepaskan pelukan nya. "Kamu gapapa kann?"

"Alhamdulillah Fira gapapa mbak"

Maryam segera menghampiri Safira. "Nak, maafkan umi ya? tidak seharusnya umi bersikap seperti kemarin. Umi merasa gagal menjadi seorang ibu dan mertua."

"Tidak masalah umi, wajar kok umi takut kalau mas Afnan mendapatkan pasangan hidup yang salah." Balas Safira.

"Ngomong-ngomong bibah salfok sama itu.... itu siapa" Cela Habibah.

"Abi, umi, semuanya. Perkenalkan ini Alya Shaqueena Qailla dia anak Afnan dan Safira." Ucap Afnan membuat seluruh orang yang ada disana kebingungan. "Jadi, Kami memutuskan untuk mengadopsi Alya" Sambung Afnan sambil menceritakan asal-usul bagaimana mereka bertemu dengan Alya.

Semua orang membenarkan dan setuju dengan keputusan Afnan dan Safira untuk mengadopsi Alya.

"MasyaAllah, jadi ini keponakan aunty? cantiknya" Ucap Anjani

"Aku juga aunty nya ya mbak Anjani!!!" Timpal Habibah tak mau kalah.

Semua orang tertawa bahagia.

"Yaudah sekarang kalian istirahat dulu gih, kasihan juga Alya pasti cape di gendong terus." Perintah Maryam.

Safira mengangguk setuju. Ia membantu Afnan membawa tas berisi perlengkapan Alya menuju kamar. Dengan sangat hati-hati Afnan menidurkan Alya di kasur miliknya. "Sayang, kamu istirahat dulu yaa, sini baba peluk."

Padahal baru saja Safira hendak memarahi suaminya itu karna lemari dan meja rias yang terlihat berantakan namun dengan cepat Safira urungkan karena melihat kehangatan yang baru saja ia saksikan.

"Alhamdulillah mas, kamu bisa menerima Alya seperti anak kamu sendiri." Batin Safira.

"Umma, kok ngelamun sih? Ayo kita bobo"

"Sebentar ya baba, umma mau ngeberesin ini dulu" Jawab Safira sambil menghampiri Afnan dan Alya.

"Cantiknya umma, kamu main sama baba dulu ya nak." Diakhir kalimat Safira memberikan kecupan singkat di pipi Alya.

Afnan sengaja mencebikkan bibirnya. "Umma, kok cuman Alya yang di cium? Baba juga mau!"

Bukannya menggubris perkataan Afnan, Safira justru mencubit perut sang suami untuk yang kesekian kalinya. "Aduh aduh, sakit sayanggg"

"Biarin! Makanya mas jangan gitu ishh. Udah ah aku mau beresin ini dulu kamar berantakan gini aku tinggal. Kamu ngapain aja sih masss sampe jadi berantakan kayak kap—"

Safira menghentikan ucapannya. Ia segera mengalihkan pandangannya ketika mendengar gelak tawa Afnan. "MAS KOK MALAH KETAWA?"

"Ya habisnya, kamu udah cocok jadi ibu-ibu sayangg ngomel-ngomel terus dari tadiii"

"MAS AFNAN!" Teriak Safira.

Afnan bangkit berdiri kemudian menghampiri Safira. Tangan Afnan terulur untuk menggenggam erat tangan Safira. "Sayang, kamu lihat sendiri kan? Hidup mas berantakan kalau ngga ada kamu. Tolong jangan pergi lagi ya?"

Safira tersenyum kemudian mengusap pipi Afnan dengan lembut. "Maaf ya mas aku salah."

"Pokoknya apapun yang terjadi jangan pernah tinggalin mas ya?"

Safira menatap mata Afnan, mata yang penuh dengan kehangatan. "Promise" Lirih Safira yang masih terdengar jelas di telinga Afnan.

Tanpa meminta persetujuan sang empunya, Afnan mengecup bibir Safira. Tangan Afnan bergerak menahan tengkuk Safira namun tiba-tiba—

Oeeek oeeekk oeekk....

Reflek, Safira menjauhkan tubuhnya dari Afnan lalu berlari menghampiri Alya. "Sayaaang, kenapa nangis humm?"

Oeeeek oeeek

"Haus yahh? Aihh anak umma kehausan. Sebentar yaaa, umma buatin susu dulu" Ucap Safira dengan lembut.

"Sini sama baba dulu, kita temenin umma bikin susu yaaa?" Sahut Afnan sambil menggendong Alya.

Paham dengan ekspresi Afnan, Safira tertawa puas.

"Kamu kok ketawa sih dek? seneng ya? Padahal tadi kurang dikit lagi—"

"Sutttt, apa sih mass, udah ah siniin Alya nya dia laper ituu."

Safira menidurkan Alya di kasur, ia ikut serta merebahkan tubuhnya disamping Alya. Sementara Afnan, Afnan berinisiatif untuk membersihkan kamarnya.

"Mas, biarin aja. Kamu istirahat kayaknya bentar lagi Alya tidur biar aku yang beresin itu."

"Gapapa sayang, udah kamu tidurin Alya dulu. Mas bantuin kamu beres-beres lagian ini juga mas yang bikin berantakan."

Safira hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Ternyata tak membutuhkan waktu lama untuk menidurkan Alya.

Setelah memastikan Alya tertidur, Ia segera meletakkan botol susu di atas nakas lalu membantu Afnan untuk membereskan kamar mereka. Awalnya Afnan menolak namun dengan sedikit paksaan akhirnya mereka memilih untuk bergotong royong merapihkan kamar dan juga barang bawaan mereka.

•••

Haiii Hai haiiii

Aku mau tanya dong!!!

kalian kasih saran ya. ini mau 1-3 chapter lagi end terus ganti cerita kelanjutan hidup Afnan & Safira tapi lebih fokus ke cerita anak mereka
(Alya Shaqueena Qailla)
atau masih mau lanjut di cerita ini yang pastinya aku bakalan ngasih konflik lagi?

Jawab di komen yaaa.
jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah.

see you next chapter!

sehangat cinta gus afnan [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang