Pergi

4.2K 186 8
                                    

Tak ingin berdebat dengan Afnan, Safira lebih memilih menyusuri jalanan yang sepi dan dingin. Ia mendudukkan tubuhnya pada sebuah kursi besi di halte dekat pesantren. Matanya menatap kosong pada jalan raya yang terlihat sepi entah kemana ia akan pergi malam ini, yang jelas untuk saat ini ia tidak ingin bertemu dengan Afnan.

"Sayang, cita-cita kamu apa?" Tanya Rudi pada gadis kecil yang berada di pangkuannya.

"Fira pengen jadi seorang ibu yang baik, cantik, lembut, penyabar, penyayang seperti ibuuu."

Rudi terkekeh mendengar jawaban Safira mengingat bahwa usia putrinya yang masih kecil tapi sudah memikirkan ingin menjadi seorang ibu. "Menjadi seorang ibu itu adalah tanggung jawab, bukan hanya sekedar cita-cita sayang. Untuk menjadi seorang ibu yang baik kamu perlu mencari pasangan hidup yang tepat. Yang bisa mengerti tentang keadaan kamu dan bisa menjadi panutan untuk kamu."

"Pasangan hidup itu, apa ayah?"

Ranti memijit pelipisnya melihat obrolan sang anak dengan ayahnya.

"Ayah, Fira masih kecil ah jangan bahas ituuu" Rianti menghampiri Rudi lalu mengambil alih Safira kecil.

Sebuah senyuman terukir di bibir mungil Safira ketika ia mengingat kejadian tiga belas tahun yang lalu. "Ayah, sekarang Fira udah dapet pasangan hidup yang tepat. Rumah tangga kami hampir sempurna ayah, tapi takdir jahat sekali. Apa perempuan yang pernah melakukan kesalahan seperti Fira tidak boleh bahagia ya ayah?" Monolognya.

"Hai manis"

Safira mengalihkan pandangannya. "Reyhan?"

"Kalo udah jodoh ga kemana ya? Buktinya kita ketemu lagi."

"Rey, aku mohon stop ganggu aku! Kamu belum puas apa?"

"Belum, karna aku belum ngerasain tubuh kamu."

"KAMU GILA! kamu itu ga cinta sama aku reyhan, kamu cuman obses sama tubuh aku!" Teriak Safira.

Reyhan berjalan mendekati Safira. "Sttt, diem sayang. Mending kamu ikut aku kita seneng-seneng malem ini."

Safira menggeleng ketakutan. "Berhenti! Berhenti atau aku teriak?!"

"Silahkan manis, teriak sekencang mungkin. Kamu ga lihat? jalanan sepi. Siapa yang mau nolongin kamu? Kamu pikir tiba-tiba Afnan dateng terus nonjok aku gitu? Hey ini bukan di film-film sayang."

Tubuh Safira bergetar saat Reyhan terus mendekati nya. Matanya terpejam sambil berdoa di dalam hati agar ada seorang yang bisa menolongnya saat ini.

Bughhh...

"Tapi sayangnya ini seperti di film-film Reyhan!" Suara berat Afnan membuat Safira membuka matanya.

"Jangan pernah sekali-kali kamu menyentuh istri saya, dia sudah menjadi milik saya seutuhnya. Kamu tidak ada hak untuk menyakiti istri saya!" Sambungnya.

"Mas?" Safira berhambur ke pelukan Afnan. "Mas aku takut" Lirihnya sambil memeluk erat tubuh Afnan.

Tanpa berbicara Afnan menarik tangan Safira untuk masuk kedalam mobil. Afnan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang meninggalkan Reyhan yang masih meringis kesakitan.

Hening, tidak ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut keduanya.

"Mas kamu ngediemin aku?"

"...."

"Mas?"

"...."

"Mas kamu marah?"

"...."

sehangat cinta gus afnan [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang