CHAPTER: 9 TAWURAN

172 62 0
                                    

menjauh bukan berarti benci, hanya saja tak mau salah dalam menaruh hati "
~ SASYA ARAMELA ~

Dibelakang sekolah  vano sejak tadi  merasakan kekhawatiran bukan terhadap dirinya, tapi terhadap anggota nya.
cowok itu mendapat informasi dari  Dscd ke empat sahabat nya , bahwa akan terjadi hal yang berbahaya.

sedangkan bara baru saja sampai dengan keringat yang bercucuran karena berlari mencari keberadaan vano.

" van, Dscd kita kasih tau kalo bentar lagi tawuran"

" nanti bakal gue atur, untuk saat ini kita harus bersikap biasa saja  agar orang sekitar tidak curiga"

bara mengangguk setuju dengan perkataan vano barusan, ia pun mengabari seluruh anggota agar bersikap biasa saja untuk saat ini, namun mereka juga harus mempersiapkan diri.

◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦

Zura sejak tadi memperhatikan gerak- gerik  vano dan teman- teman nya, namun gadis itu sama sekali tidak menemukan tanda- tanda bahwa mereka tau dengan rencana yang ia bahas kemarin.

" van, pinjemin gue pulpen dong".

bara datang ke meja vano dan langsung mengambil pulpen tanpa menunggu cowok itu memberikan nya.

" gak puya modal ya".sindir sasya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari bara.

" gue lo bilang gak punya modal,  trus gue nafkahin cewek - cewek gue pake apa perguso! "
ucap bara dengan menekan kata " cewek " untuk memancing gadis itu.

" percuma bar, tapi lo mainin hati mereka doang kan, bukan karena lo emang sayang sama mereka "

Ucapan sasya membuat bara yang semula duduk dengan tenang di bangkunya kini bangkit dan melangkah kearah meja sasya, badan kekar cowok itu menutup pandangan sasya kearah papan tulis.

Sasya menelan salivanya dengan kasar, merasa takut bila bara melakukan sesuatu yang tidak diinginkan nya.

" lo bilang apa tadi? ".

" gue cuma bil---".

" asal lo tau, sebanyak apapun cewek yang gue deketin  karena bosen , bukan berarti  gak ada yang gue sayang".

belum sempat sasya menjawab bara sudah memotongnya.
tak disangka tatapan bara saat ini berbeda dengan tatapan yang biasanya sangat menjengkelkan kini berubah menjadi tatapan yang begitu dalam, sampai- sampai  sasya sudah larut dalam mata hitam pekat milik cowok itu.

" ehem! ".

Rangga  berdehem seakan tau dengan keadaan sekitarnya, bara dan sasya pun tersadar.

" sampai sini paham! "Ucap bara, dan kembali menuju bangkunya, karena bapak darwis memasuki ruangan kelas.

" maaf tadi bapak ada urusan sebentar ".

" iya Pak"sahut rangga dengan keras membuat pak darwis heran.

" sepertinya kamu sangat semangat sekali hari ini "

" terinspirasi dari kisah cinta seseorang pak! "

Bara menoleh kearah rangga dengan memastikan bahwa bukan diri nya yang sedang cowok itu maksud.

Vanora [ VANO and ZURA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang