bab 28

674 81 16
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Tay menatap penuh senyum pada sebuah undangan di depannya, pria itu dan Off sudah akan tertawa saat melihat kertas ditangannya.

" Gak usah ditahan kalau mau ketawa".

Ucapan Mew sontak membuat kedua orang itu hanya terdiam meski sesekali masih terlihat mengulas senyum.

" Kok bisa bisanya kamu kepikiran konsep begini sih? Kasih nama Ganen di depan undangan, lagian kenapa sekarang namanya jadi Kana?".

" Aku lebih suka manggil dia Kana, lagian itu bukan ide aku tapi ide Kana. Ya udah daripada gak jadi nikah ya in aja lah, lagian hanya di undangan doang kan. Klo di ranjang kan tetep aku yang diatas dia, udahlah gak usah dipermasalahin lagi".

" Tapi kok ini ada 2 undangan dengan tema yang beda sih Mew?".

" Ya yg kamu pegang itu undangan buat para kolega kita dan kolega Kana, Tay. Terus yang di tangan Off itu buat temen temen kita dan Kana, Kana yang mau tema bunga matahari kek gitu biar lebih santai aja. Lagian aku turutin aja maunya ibu hamil daripada malah jadi kacau semuanya. Ntar malah makin lama dia ada di rumah bundanya".

" Hahaha...cari aman nih ceritanya? Trus habis nikah mau tetep tinggal di rumah utama?".

" Sementara kek nya gitu, aku juga lega kalau misal pas aku sibuk ngantor Kana ada yang jagain. Kalian tahu dia juga lagi hamil kan, aku gak mau dia ngurusin rumah sendiri yang berujung bahaya buat kesehatan dia sama anak aku".

" Hmm suami dan calon daddy yang perhatian ya temen kita ini Tay".

" Harus kan".

Tay dan Off mengangguk pelan , hingga akhirnya kini keduanya beranjak dari sana melakukan tugas yang Mew berikan untuk membagikan undangan pada semua kolega dan juga teman teman mereka.

☀❤‍🔥🌻~~~~~🌻❤‍🔥☀

* H-2 sebelum pernikahan

Hoekkk.... Hoekkk...

Davika menatap jengah pada sosok Ganendra yang saat ini terus mengeluarkan semua isi perutnya di toilet, omega itu terus menghela nafas tanpa berniat membantu meredakan mual sang sahabat. Sedangkan Ganendra mulai menatap Davika dengan sendu membuat omega itu akhirnya membantu membopong tubuh besar sang sahabat.

" Masih mau maksain gak ketemu?".

" Tapi kan Dav tinggal dua hari lagi".

" Ya dan dua hari lagi kamu udah ke alam lain kalau begini terus Ganen, ingat bukan hanya kamu yang menderita tapi anak kamu juga...jadi jangan kerasa kepala deh, kamu juga tahu kan kalau dedek bayi kamu itu kangen daddynya makanya kamunya mual terus seharian...yang wajar itu mual pagi hari, gak seharian kek gini bodoh. Kamu mau pas hari H nya kamu malah pingsan dan bikin semua orang khawatir sama kamu?".

Ganendra hanya menggeleng pelan, wajahnya cemberut namun ucapan Davika benar adanya. Satu minggu ini janinnya semakin tak bisa diajak bersahabat, bayi itu terasa sangat gelisah saat sama sekali tak bisa memghirup aroma feromone sang ayah membuat Ganendra kesakitan.

You're My Heroine (Di Terbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang