bab 10

644 89 79
                                    

Happy reading

.

.

.

Nasya menatap tak suka pada Ganendra dan juga Mew yang sekarang terlihat sedang tertawa bersama, entah apa yang mereka bicarakan tapi Nasya sangat benci hal itu. Nasya masih menatap tajam pada mereka hingga sebuah suara kini terdengar di telinga gadis itu.

" Kenapa? Panas? mereka serasi kan?".

" Ta...tante, maaf aku tidak tahu tante di sini".

" Karma itu selalu berlaku Nasya, jadi jaga sikapmu selama bersama Mew. Aku tak ingin anakku menentangku hanya karena gadis sepertimu, aku akan lebih senang jika kau mundur secara baik baik saat ini juga tanpa aku harus mengatakan semua yang ku ketahui".

" Tidak...aku tidak akan mundur sedikitpun meski tante mengetahui semuanya, karena aku tahu kak Mew akan selalu disampingku. Tante tidak akan bisa membuat kak Mew menjauh dariku selama aku masih menginginkannya".

" Benarkah? Kau terlalu picik sebagai anak muda Nasya, sayangnya kau bukan tandinganku sayang".

" Aku tahu tante bisa melakukan apapun, tapi gertakan tante tak akan membuatku melepas kak Mew. Aku punya cinta kak Mew di sampingku".

" Cinta? Hahaha...kalian masih terlalu muda untuk tahu apa itu cinta Nasya, tapi baiklah. Akan aku beri kau waktu untuk mendapatkan Mew hingga saat nya nanti aku akan mengembalikan dia di tempat yang tepat...jadi berusahalah sekuat tenaga sebelum singa betinaku yang sebenarnya mengalahkanmu".

Anindita tersenyum sinis, dia tahu tak perlu mengulurkan tangan untuk membuat gadis itu pergi dari sisi Mew. Jika waktunya tiba maka orang lain yang akan membuat Mew meninggalkan gadis itu, bukan tanpa alasan Anindita tak menyukai gadis itu berada di sisi Mew.

Anindita mempunyai alasan kuat kenapa gadis itu tak pantas bersanding dengan Mew meski alasan itu belum bisa Anindita ungkapkan.

" Kalian bicara tentang apa? Kenapa kelihatannya sangat menarik?".

" Mama...".

" Halo Ganendra sayang, maaf mama terlalu lama ya ninggalin kalian...tadi mama masih harus ngerjain sesuatu di rumah, maaf ya sayang".

" Tidak apa apa ma, lagi pula sebentar lagi kata kak Mew Nasya dateng kok...jadi Ganendra akan...".

" Kamu mau pulang?". Ucap Mew dengan tatapan penuh tanya.

" Ya...kenapa kak?".

" Nggak papa sih tapi...".

" Aku ngerasa nggak enak badan kak, kek nya heat ku mau dateng. Makanya lebih baik aku pulang aja ya...." Bisik Ganendra ditelinga Mew.

" Makanya aku nanya kamu mau pulang sekarang? feromone mu dah kecium lho, pekat banget...bahaya kan".

" Trus mau gimana? Aku lupa bawa supresantnya".

" Tunggu Tay dateng aja ya pulangnya, aku khawatir kalau kamu pulang sendirian pas mau heat gini".

Ganendra mengangguk pelan, entah kenapa ucapan Mew membuat pria itu sedikit aneh. Ada sesuatu yang dia rasakan mirip dengan apa yang dia rasakan pada Jane saat itu meski kali ini lebih kuat, namun rasa itu Ganendra tepis saat kini di depannya sudah muncul sosok seorang gadis yang tersenyum pada Mew.

Anindita menghela nafas pelan kala di lihatnya Ganendra mulai sedikit mundur dari ranjang milik Mew, wanita paruh baya tak mungkin menolak kedatangan Nasya saat dia sudah memberikan kesempatan pada gadis itu.

You're My Heroine (Di Terbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang