bab 32

557 80 64
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Ganendra menatap sang ibu yang kini terlihat sedang sibuk melayani beberapa pelanggan toko kue nya sembari menggendong sang buah hati Kanata, pagi tadi Ganendra merengek pada sang suami buat diijinkan pulang ke rumah kedua orang tuanya.

Pria manis itu bahkan memanggil kedua sahabatnya untuk datang ke rumah itu, meski Mewa tak tahu apa alasan tiba tiba Ganendra melakukan itu namun alpha itu menuruti saja keinginan sang istri.

" Hanya anak perempuan yang bisa kau berikan pada Mewandaru yang seorang alpha enigma? Apa itu alasanmu tak ingin mengetahui jenis kelamin anakmu dulu? Apa kau pikir Mewandaru tak kecewa dengan semua ini?".

Ganendra menghela nafas pelan mengingat kembali ucapan Bumantara padanya saat itu, tepat setelah semua orang selesai mengadakan pesta kelahiran putri mereka Kanata. Omega itu memang marah atas apa yang Bumantara katakan padanya, bukankah seorang anak tak bisa menentukan akan berjenis kelamin apa mereka lahir dan akan berada di keluarga mana mereka berada.

Namun...

Terbersit sedikit rasa bersalah di hati Ganendra saat ucapan Bumantara memang ada benarnya, memiliki seorang putri suatu kejutan yang tak pernah Ganendra pikirkan saat bahkan dia dan Mewandaru hanya menyiapkan sebuah nama untuk seorang anak laki laki.

Ganendra menatap kembali sang putri yang saat ini menatapnya dengan senyuman setelah bayi itu bangun dari tidur lelapnya tadi.

" Jangan pernah ngerasa kamu gak diinginkan ya sayang, BiiMom dan BooDy sayang banget kok sama baby Nata".

Cup

Ganendra mencium sang buah hati membuat gadis kecil itu semakin melebarkan senyumnya hingga tak menyadari kedatangan kedua sahabatnya.

" Ngelamun lagi, kesambet lu entar...lagian apa lagi sih yang dipikirin? Suami ganteng, kaya, bucin, anak cantik, sehat...masih kurang?".

" Apaan sih Dav, kamu gak tahu aja apa masalahnya".

" Makanya cerita jangan di pendam terus sendiri Ganendra Kanalika".

Ganendra mempoutkan bibirnya membuat Mild hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Davika memutar matanya malas melihat ekspresi sang sahabat.

Kini ketiganya terlihat mengobrol di kamar omega itu sembari membaringkan baby Nata yang kini mulai terlelap kembali setelah menikmati acara menyusunya pada sang ibu.

" Sekarang ceritain ada apa?".

Ganendra menghela nafas pelan, pria itu seakan memberikan semangat pada dirinya sendiri untuk menceritakan masalah yang dia hadapi kepada kedua sahabatnya itu.

" Gini...menurut kalian kak Mewa kecewa gak aku lahirin anak perempuan?".

" Hah? Kenapa kamu tiba tiba nanya begitu sih? Emang kak Mewa nunjukin sikap yang kecewa?".

" Gak".

" Terus? Kenapa tiba tiba kamu mikir kek gitu sih?".

Ganendra kembali menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya mengatakan alasan di balik pemikirannya itu hingga membuat kedua sahabatnya terkejut. Mereka bahkan mulai menatap sendu pada sang sahabat yang kini sudah mulai meneteskan air matanya, Mild dan Davika tahu jika omega itu sedikit sensitif setelah kelahiran sang putri.

You're My Heroine (Di Terbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang