"Lo Kenapa, sih, Na, ke sini mulu?" Itu adalah kalimat pertama Harsa pasca membuka mata dari tidur siangnya begitu mendapati Djanaka berbaring di sampingnya seraya memainkan gim di ponselnya. Pasalnya sejak dua hari yang lalu kembaran Arjuna itu betah berkunjung di rumahnya, ibaratnya pulang hanya untuk tidur saja. Bukannya Harsa tak suka Djanaka ada di rumahnya, dia hanya khawatir kalau bocah itu sedang terlibat masalah dengan keluarganya sehingga enggan untuk di rumahnya sendiri. Namun, setiap ditanya Djanaka selalu bilang tidak ada masalah apa pun dan sikap keluargnya juga terlihat biasa saja. Jadilah Harsa mengalah.
"Kenapa? Nggak seneng?" balas Djanaka dengan tengilnya. Harsa hanya bisa berdecak. Lelah menghadapi Djanaka mode alay.
"Juna ke sini?" tanya Harsa lagi.
Djanaka dengan pandangan fokus ke layar ponselnya menggeleng pelan. "Ditahan tante girang dia," balasnya.
Harsa membulatkan matanya. "Hah?! Selera Juna turun ke tante-tante kah?"
"Nggak gitu, Bocah! Itu tante-tante mau jodohin Juna sama anaknya, padahal anaknya udah punya pacar. Mana ngeyel banget lagi. Kasihan sih dia pasti bete banget, tapi gue bisa emosi kalau di sana, makanya gue ke sini," jelas Djanaka.
"Emang orangnya di rumah lo?" Djanaka mengangguk. Sungguh dia sebal sekali karena Delia dua hari ini tak pernah absen mendatangi rumahnya. Ketika tiba pun yang dicari tetap Arjuna, hanya pengalihan saja masih mau kangen-kangenan dengan Jovita yang sudah lama tak bersua. Djanaka jadi meragukan bahwa sebenarnya Delia-lah yang naksir dengan Arjuna, karena kesannya seperti ingin dijadikan suami kedua dibanding calon mantu.
"Terus Juna mau sama anaknya tante itu?" tanya Harsa lagi. Jangn heran, karena Harsa adalah pakarnya gosip. Topik apa pun akan dia sikat habis.
"Enggaklah, gila kali!" sergah Djanaka. Ponselnya yang masih menampilan gim itu dilempar begitu saja. Beruntung masih mendarat di atas busa kasur, jadi masih aman.
Harsa sedikit terkejut dengan perangai Djanaka yang tersulut emosi. "Lah, kalau anaknya cantik terus sama-sama suka terobos aja nggak sih? Masalah pacarnya itu cewek urusan belakang."
Djanaka sudah menatap Harsa dengan aura permusuhan. Hidung pemuda itu kempas-kempis menahan emosi yang meledak-ledak. Dalam hati Djanaka sudah melontarkan kata makian untuk Harsa. Tidak tahu saja kalau cewek yang dijodohkan dengan Arjuna adalah pacarnya sendiri. Djanaka sudah cukup tutup mulut tentang pendapat Delia pasal Harsa yang dinilai tak cocok untuk Bentala bahkan mengatainya dengan sebutan berandal. Sebab selama ini Harsa selalu cerita bila hubungannya dengan keluarga pacarnya baik-baik saja, entahlah Djanaka juga tak tahu pastinya. Mungkinkah baik-baik saja itu dimaksudkan saat di depan Bentala saja atau di depan Harsa memang bersikap manis tetapi di belakang berubah seratus delapan puluh derajat. Intinya Djanaka tak mau mematahkan kebahagiaan Harsa dulu mengingat baru seminggu ini Harsa tampak hidup kembali setelah diserang galau beberapa saat yang lalu.
Mengerti Djanaka sedang tak bisa diajak bercanda, Harsa segera mengalihkan pembicarannya. Meskipun dia masih menyimpan pertanyaan sebab apa yang membuat Djanaka disulut api. "Na, bentar lagi kan anniv gue sama Tala ke-5. Gue kepikiran mau buat dinner ala-ala begitu. Menurut lo gimana?"
Wajah Djanaka berangsur santai kembali. "Bagus aja sih, tapi masak cuma makan doang, terlalu biasa nggak sih?"
"Gue niatnya pengen ngikat dia juga, sih." Djanaka memandang Harsa dengan raut terkejut. "Lo mau lamar dia?" sahut Djanaka.
"Bukan lamar juga sih, kayak gue mau memastikan aja rasa dia ke gue sama kayak gue ke dia. Memastikan kalau dia mau hidup selamanya sama gue nantinya. Intinya gue mau memastikan kalau memang dia jodoh yang dikirim Tuhan buat gue. Orang yang mau lihat gue setiap bangun tidur sampai mau tidur lagi. Orang yang mau jalanin seumur hidup ngerasain pahit manisnya dunia sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony Harsa [TERBIT]
Fanfiction[15+] Simponi Harsa mengalunkan melodi sendu bersajak pilu. Tentang rasa sakit yang membelenggu. Putusan takdir tak dapat berubah membuatnya diliputi resah. Akankah dia tabah? ••• Kisah ini tentang Harsa dengan segala kekecewaannya kepada permaina...