13. devan VS daniel

73 5 0
                                    

Saat ini mereka berada di rumah kedua orang tua devan entahlah tiba-tiba mamahnya mengajak mereka berkumpul dan menghabiskan waktu malam BBQ, devan tidak keberatan sama sekali hanya saja ia kesal pada istrinya yang mengabaikan dan memilih mengobrol dengan mamahnya. Entahlah devan tidak tahu mereka mengobrol apa tapi samar-samar mamahnya mengatakan ingin segera memiliki cucu.

Devan duduk di samping papahnya didepannya kedua adiknya yang saling adu mulut, sudah jadi kebiasaan mereka bertengkar seperti ini. "Pah, panggil tuh mamah devan mau berduaan sama layla" rengek devan Seperti anak kecil.

"Kamu saja papah takut kena marah" tolak jeno.

Devan mendengus kesal ia membuka ponselnya mengotak-atik daripada ia harus mendengar kedua adiknya bertengkar mending mengerjakan pekerjaannya lewat ponsel.

"Lo bangsat yang duluan" marah daniel memukul jovi keras.

Jovi yang tidak terima ia balas memukul rahang daniel. "Adik sialan! Lo berani sama gue hah?" Marah jovi.

Semua orang menoleh kaget melihat daniel dan jovi yang saling bertengkar hebat sampai saling memukul. "Stop! Kalian apa-apaan kenapa kalian adu oto gitu?" Tanya jeno menarik jovi menjauh dari daniel.

Jovi menunjuk daniel. "Dia adik sialan! Dia dulu yang pukul jovi pah" jawab jovi berusaha melepaskan cekalan papahnya. "dasar bajingan" umpat jovi terus menatap tajam daniel.

Daniel yang tidak terima ia mendorong devan sampai cekalanya terlepas. "LO YANG BAJINGAN LO YANG BERANI SENTUH CEWEK GUE" marah daniel.

Layla dan junita menghampiri mereka menatap mereka. "Sebenarnya apa? Kenapa kalian saling berantem gini, sebelumnya kalian enggak pernah gini?" Tanya junita Menatap kedua anaknya.

"Dia sentuh pacar daniel mah, daniel enggak terima dong" jawab daniel.

Deg

Layla diam menatap mereka berdua dengan tatapan sangat sulit diartikan. "Kalian jangan bertengkar hanya karena----"

"Diam lo!" Potong daniel kesal ia langsung masuk kamar membanting pintu keras.

"Astaga!" Kaget mereka.

Devan menatap semua orang. "Devan sama layla masuk kamar dulu, males banget denger ribut hanya karena Perempuan kaya enggak ada Perempuan lain aja di dunia ini" ucap devan menarik layla masuk kamar.

Devan mengunci pintu kamar menatap layla yang asyik main ponsel barunya. "Sayang" panggil devan lembut.

"Hmm" gumam layla tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Sayang tatap aku dulu" kesal devan.

Layla mendongak menatap devan mengerutkan keningnya bingung menatap devan."apa------"

Ucapan layla terpotong saat mulutnya dicium lembut devan, layla berusaha melepaskan ciuman devan yang malah semakin dalam. Devan mendorong pelan tubuh layla ke kasur menindih tubuh layla melepas kancing baju layla.

"J-jangan aku enggak mau" tahan layla.

"Sebentar aja" bisik devan lembut.

Mereka langsung melakukannya berkali-kali, layla mendorong pelan tubuh devan ke samping menatap jam yang sudah menunjukkan jam dua dini hari. "Aku mau ambil minum dulu" ucap layla.

"Saya ambilkan" ucap devan.

Layla menggeleng. "Enggak usah kakak tidur aja" tolak layla langsung memakai baju oversize dan celana pendeknya, Ia turun tangga sambil mengikat asal rambutnya, belum sempat ia masuk dapur tangannya lebih dulu ditarik seseorang. "EH-----"

background biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang