Setelah sarapan pagi bersama seluruh keluarga duduk di ruang keluarga mengobrol banyak hal, sedangkan layla hanya jadi pendengar setia mereka sesekali menjawab jika ditanya. rasanya layla ingin sekali berteriak kalau ia tidak ingin seperti ini.
Layla melirik suaminya yang asyik mengobrol dengan abangnya, bisa-bisanya suaminya langsung akrab dengan keluarganya dalam hitungan hari. layla membuka ponselnya saat ponselnya berdering. berpamitan untuk menjawab telpon.
Layla duduk di ruang makan sambil melahap pisang. "Dari mana aja sih, aku telpon kamu berpuluh-puluh kali kamu enggak jawab, kamu malah matikan ponsel kamu gitu aja padahal aku lagi butuh pertolongan kamu, sebagai pacar aku" kesal layla.
"Hahah, pertolongan apa coba, aku kesal kamu ganggu aku ngobrol, lebih tepatnya lagi main game sama teman-teman sampai-sampai aku kalah, udah gitu kamu bilang nikah-nikah enggak jelas tambah kesal aku"
"Kayanya aku harus menyembunyikan status aku sekarang, aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa" batin layla.
"Hello sayang, kamu masih disama, kan" tanya daniel tidak mendapat jawaban dari pacarnya.
"Hah!, Ya, ya, aku masih disini, ya maaf kemarin aku cuma Frank kamu doang ko, abisnya kamu cuekin aku" bohong layla.
"Emang dasar kamu nyebelin" kesal daniel. "Aku tutup telpon dulu, soalnya aku mau pulang ke Indonesia, baye sayang, sampai ketemu di Indonesia, I love you cantiknya daniel, muach"
TUT.
Layla senyum-senyum sendiri ia berjalan menghampiri keluarganya kembali, duduk di samping bundanya. "Layla cuma libur dua hari, setelah itu layla masuk kuliah" kata layla.
Semua orang menoleh menatap layla, termasuk devan. "Kamu pindah kuliah aja, papah sudah daftarin kamu di kampus yang cukup dekat dari rumah suami kamu" kata yudi, menatap putrinya.
Layla menggeleng. "Enggak!, layla tidak tidak mau, layla mau tetap di kampus lama" tolak layla cepat.
"Lay, bunda mohon kamu turuti apa kata ayah kamu, kampus kamu sekarang jauh deri rumah mertua kamu, butuh tiga jam untuk sampai di kampus, sedangkan di kampus Xxx cukup dekat" jelas bunda.
Mata layla menatap ayahnya kaget. "I-itu kampus---"
"Ya. Kampus impian kamu, kan?, kampus yang dulu kamu mau masuk tapi dilarang sama ayah karena jauh jaraknya dari rumah kita, sekarang kamu boleh kuliah di sana. Itupun atas izin dari suami kamu" potong yudi.
Refleks layla menatap devan yang tersenyum tipis. "Kak, boleh?" Tanya layla menatap devan penuh harap.
"Boleh, kebetulan adik saya, dan sekarang menjadi adik ipar kamu juga kuliah di sana" jawab devan.
Layla memeluk bundaran erat. "Arghhh, bunda, ayah, layla senang banget akhirnya layla bisa kuliah di sana, layla bisa berduaan sama dan....sama teman-teman layla, putri, lita dan raya" ralat layla hampir keceplosan keceplosan.
Raya, putri, dan lita memang kuliah di kampus xxx tidak satu kampus dengan layla. mereka bersahabat sejak SMP jadi wajar saja mereka begitu kompak dan saling mengerti.
"Asyik bisa berduaan sama ayang" batin layla senang.
Jeno dan Junita menatap menantunya. "Kalau begitu kita pamit pulang, yudi, yuni, izin bawa anak kamu, ya, yang sekarang ini juga anak kita berdua" izin jeno dan junita.

KAMU SEDANG MEMBACA
background biru
Novela JuvenilLayla Yunita harus menikah dengan kakak pacarnya sendiri, atas paksaan kedua orangtuanya, pria yang tidak ia kenal. dan naasnya ia harus satu rumah dengan pacarnya, mantannya, dan suaminya sendiri. satu rumah tiga orang tiga rasa yang berbeda-beda. ...