17. Hamil

134 5 8
                                        

Devan mencium rakus bibir layla malam ini malam Minggu, hujan turun deras devan mau menjadikan malam ini penuh dengan cinta. Menurut devan layla itu sangat sempurna dimatanya, bahwa saking sempurnanya ia tidak mau layla dilihat siapapun kecuali dirinya.

Sedangkan layla sibuk main ponsel barunya yang dibelikan devan, siapa yang tidak senang dikasi hadiah iPhone 15 pro max ponsel impiannya.

"Kak-----sayang kamu enggak ganti ponsel baru?" Tanya layla hampir keceplosan.

"Harus terbiasa panggil aku mas, atau sayang jangan om, atau kak" kesal devan.

"Ck! Iya-iya sayang" pasrah layla daripada ponselnya disita.

Devan menarik layla menjadikan lengannya sebagai bantalan. "Saya malas ganti ponsel menurut saya sama saja, lagian tidak terlalu penting" jawab devan.

"Menurut aku penting soalnya tambah cantik buat foto-foto hehe" kekeh layla.

"Narsis banget sih kamu" ucap devan mencubit pipi layla pelan.

Layla hanya tersenyum tipis menaruh ponselnya di meja kecil menatap devan yang menatapnya lekat. "Mau mobil dong" pinta layla tersenyum manis.

Devan menggeleng cepat. "Enggak! Saya tidak mau kamu punya mobil nanti kalau kamu punya mobil pasti kamu keluyuran terus" tolak devan cepat.

Layla mendengus kasar. "Sotoy banget, aku------"

"Enggak titik! Yang lain aja" potong devan mencium leher layla.

Layla mendorong wajah devan. "Pelit banget jadi suami" kesal layla.

"Kalau saya pelit saya enggak bakal belikan ponsel baru" ucap devan.

Layla cemberut ia memencet kencang hidung mancung milik devan. "Belikan atau tidak?"

Devan menggeleng.

Layla melipat kedua tangannya di dada. "Kalau gitu aku mau belanja aja kalau enggak dibolehin beli mobil" pinta layla.

"Hmm" gumam devan.

Layla meremas rambut devan. "Ko cuma hmm doang sih? Jawab dong" kesal layla.

"Sakit sayang, ck! Iya-iya terserah kamu yang penting jangan beli mobil" jawba devan kesakitan.

Layla tersenyum manis. "Nah gitu dong" ucap layla memeluk devan yang tidak mengenakkan baju hanya celana pendek saja. "Dada aki-aki emang beda ya" cicit layla.

***

Devan terbangun dari tidurnya jam dua pagi merasakan dadanya hangat. Menunduk melihat istrinya yang ternyata sedang mengigil. "Astaga! Sayang kamu kenapa?" Kaget devan.

"D-dingin" lirih layla.

Devan langsung duduk dan langsung mematikan AC kamar, menatap khawatir layla. "Kita ke dokter" ajak devan.

Layla menggeleng cepat. "Enggak! Aku enggak mau" tolak layla.

"Astaga say----"

"Hiks aku enggak mau" isak layla.

Devan mengangkat tubuh layla ke pangkuannya mengelus punggung layla. "Saya khawatir kamu Kenapa-kenapa" lirih devan.

"Mau gendong" pinta layla.

Devan langsung menggendong layla ala koala. "Minum obat dulu ya" ucap devan.

Layla menggeleng. "mau gendong aja" tolak layal mengeratkan pelukannya ke leher devan. "Perut aku mual tapi enggak bisa muntah" lirih layla.

background biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang