18. Terbongkar

104 4 4
                                    

Daniel menarik layla ke dapur menatap layla lekat, sedangkan yang ditatap terus menunduk enggan menatapnya. Daniel menarik dagu layla agar menatapnya.

"K-kamu kenapa menghindar dari aku?" Tanya daniel. Selama satu Minggu ini layla selalu menghindari dirinya, bahkan di kampus saja layla terus menghindar padahal daniel tidak membuat kesalahan apa-apa.

Layla menatap daniel khawatir. "Kita bicarakan ini di tempat lain, jangan di di sini" ucap layla khawatir suaminya pulang dan mendengar semua percakapan mereka.

Daniel menggeleng. "Gue enggak peduli semua itu sekarang gue mau lo jujur sama gue kalau lo benar-benar enggak cinta sama bang devan" ucap daniel serius.

Layla terkekeh kecil. "Aku enggak suka sama om devan, kamu----"

"Terus kenapa kamu menghindar dari gue, lay?" Tanya daniel memotong ucapan layla.

Layla diam membisu ia tidak bisa menjawab pertanyaan daniel, rasanya pertanyaan daniel sangat berat untuknya.

"Jawba gue layla" bentak daniel ia takut layla benar-benar suka pada devan.

Layla menatap Daniel. "Aku mohon kita bicarakan ini di tempat lain jam segini mas dev----"

"M-mas? Sejak kapan kamu panggil bang devan mas?" Tanya daniel.

Layla diam menatap wajah daniel. "ini permintaan dari dia----"

"KAMU BISA TOLAK LAYLA KAMU BISA MENCARI ALASAN GUE ENGGAK SUKA LO SEBUT DIA PAKAI SEBUTAN ITU" marah daniel.

Layla memejamkan matanya ia menahan tubuh daniel yang semakin dekat. "Aku mohon jangan marah-marah di sini aku takut ma.....om devan pulang dan lihat kita seperti ini" mohon layla.

Daniel terkekeh hamabar. "Enggak masalah, gue bakal bongkar semua kalau lo cewek gue dan kita pacaran" ucap daniel.

"JANGAN GILA-----"

"GUE EMANG GILAN GUE GILA KARENA LO, KARENA LO LAYLA"

Disisi lain

Devan pulang ia terus melirik bunga yang sudah ia pesan dari pagi untuk istrinya, hari ini ia sangat senang sebentar lagi ia dan layla menjadi orang tua.

Devan memarkirkan mobilnya di bagasi mengambil bunga dan langsung turun. "Enggak sabar lihat layla kaget" gumam devan berjalan pelan takut layla mendengar kedatangannya.

"Layla gue mohon jawab pertanyaan gue lo suka sama bang devan?"

Samar-samar devan mendengar seseorang berbicara. "Kaya kenal suaranya" gumam devan mengikuti sumber suara ke arah dapur.

DEG

Jantung devan rasanya berhenti detik itu juga melihat pemandangan yang tidak pernah ia lihat, dan bayangkan. Bagaimana ke samber petir disiang bolong. Bunga yang ia pegang jatuh kelantai.

"L-layla d-daniel" cicit devan.

Layla dan Daniel yang mendengar suara itu langsung melepaskan ciumannya, layla menoleh menatap devan yang menatapnya syok begitupun sebaliknya.

"M-mas d-devan" kaget layla mendorong keras tubuh daniel menjauh darinya.

"B-bang devan" kaget daniel melihat abangnya.

Layla menghampiri devan meraih tangan devan yang langsung devan tepis. "A-aku b-bisa j-jelaskan ini tidak seperti yang kamu lihat" ucap layla gugup.

Devan menggeleng pelan ia masih syok. "A-apa maksudnya? Kenapa kalian berciuman? Dan bermesraan disini?" Tanya devan penuh kecewa.

"Ini tidak------"

"Seperti yang bang devan lihat kita memang berciuman dan kita memiliki hubungan lebih dari sekedar adik ipar dan kakak ipar, aku dan layla dari dulu sudah pacaran jauh sebelum bang devan kenal dan menikahi layla" potong daniel muak dengan kebohongan ini semua.

background biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang