19. Pengakuan.

102 4 1
                                        

Devan menarik istrinya ke kamar mendorong layla ke kasur, menatap tajam layla matanya merah menahan emosi dan rasa kecewa yang begitu dalam. Rasanya ia belum pernah merasakan kecewa yang sangat besar seperti ini.

"KENAPA KAMU LAKUKAN INI SAMA SAYA HAH? KENAPA KAMU BEGITU TEGA? KAMU MENGKHIANATI SAYA SUAMI KAMU SENDIRI, PRIA YANG SANGAT MENCINTAI KAMU TULUS" Tanya devan marah.

Layla mundur takut melihat tatapan tajam suaminya. "Hiks, aku bisa jelasin kalau ini----"

"MAU NGELAK LAGI? KAMU MAU BILANG KALAU INI HOAX? KALAU KAMU DAN DANIEL TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN APA-APA?"

Layal menggeleng. "Aku memang salah tap-----"

"TAPI APA LAGI? KAMU PEREMPUAN PERTAMA YANG BERHASIL MEMBUAT SAYA KECEWA, KAMU BERHASIL MEMBUAT SAYA TIDAK PERCAYA AKAN SETIANYA HUBUNGAN"

Layla menutup mulutnya tiba-tiba ia merasa mual. "H-huek" layla menutup mulutnya.

Devan menatap layla. "Katakan yang jujur anak yang dikandung kamu itu anak daniel atau anak saya?" Tanya devan tegas.

Layla menggeleng pelan. "A-aku tidak tau aku ben----"

"KAU MELAKUKAN KEJI BERSAMA DANIEL ITU SEBELUM SAYA MENYENTUH KAMU, ATAU SEBALIKNYA?"

Layla mengingat kejadian bulan-bulan lalu, ia langsung menceritakan dari awal, dari mulai ia meminum obat KB, dan jovi yang sudah menodainya sampai daniel. "Hiks maaf------"

PLAK
PLAK
PLAK
PLAK

Devan menampar keras pipi layla hatinya Begitu hancur. "KENAPA KAMU MELAKUKAN ITU SEMUA LAYLA? KAMU ISTRI SAYA KAMU PEREMPUAN YANG SAYA CINTAI" bentak devan.

Layal memegang pipinya yang terasa perih. "A-aku m-minta maaf a-aku-----"

"SAYA AKAN MEMBUNUH DUA PRIA ITU SAYA AKAN MENGHABISI MEREKA BERANI SEKALI MEREKA MENODAI ISTRI SAYA" Murka devan.

Mendengar ancaman itu layla berlari mengambil kunci kamar. "Enggak! Jangan lakukan itu aku tidak mau suami aku jadi penjahat" ucap layla.

"Kembalikan kunci itu saya mau keluar" pinta devan.

Layal menggeleng ia langsung berlari ke kamar mandi membuang kunci pintu ke kloset. "Aku tidak ma-----"

"LAYLA KENAPA KAMU BUANG?" Teriak devan.

Layla menatap devan menarik tangan devan menaruhnya ke perut yang masih rata. "Aku yakin anak dikandungan aku ini anak kamu" ucap layla.

Devan menarik tangannya menatap tajam layla. "Seyakin itu? Kamu lupa kalau kamu sudah disentuh lebih dua pria sekaligus hmm?" Tanya devan.

"Aku ingat aku memang salah, setelah aku melakukan itu aku menstruasi dan setelah itu aku dan daniel tidak melakukan itu lagi." Jawab layla.

Devan terkekeh kecil. "Murahan, kau wanita murahan" maki devan.

Layla mengangguk pelan. "Aku memang murahan, aku pasrahkan semuanya sama kamu kalau kamu mau cerai sama aku silahkan, mau hukum aku silahkan" ucap layla.

Devan terkekeh hambar. "Tidak segampang itu, kau harus mendengar lebih dari saya" bisik devan berjalan ke sofa merebahkan tubuhnya di sofa.

***

Layla terbangun dari tidurnya merasakan perutnya mual, menoleh menatap devan yang tidur di sofa. Layla berlari masuk kamar mandi memuntahkan cairan bening.

"Huek-huek" mual layla.

Samar-samar devan mendengar suara keran air yang terus mengalir, menoleh menatap kasur yang kosong. "Pasti mual-mual" gumam devan tahu kebiasaan layla yang setiap malam pasti mual.

background biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang