Layla menghampiri suaminya yang sedang mengobrol dengan mertuanya, di sana ada daniel dan jovi yang asyik bermain catur. Berdiri menatap devan yang menatapnya heran. "Aku mau main sama teman aku dulu" kata layla
Devan menggeleng cepat. "Enggak! Saya enggak izinkan kamu main" tolak devan.
Layla menatap datar devan. "Bentar doang teman aku udah otw ke sini enggak enak kalau aku main batalin gitu aja"
"Enggak boleh, kam---"
"Biarin aja lagian layla enggak bakal macam-macam di luar sana" potong jepitan.
Layla mengangguk. "Tuh apa kata mamah benar, aku enggak bakal macam-macam"
"Tapi---"
"Aku pamit dulu, mah, pah, aku pamit dulu" pamit layla langsung berlari keluar rumah. Karena mobil temannya sudah terparkir sempurna di samping rumah mertuanya. Layla masuk kedalam mobil yang langsung mendapatkan tatapan datar dari teman-temannya. "Sory, om gue maksa buat antar dia meeting" bohong layla.
"Gila! Kita nunggu lama di sini" kesal Monik dan neli.
"Ah marah mulu mending kita gas dugem" ajak layla semangat.
"GASS" teriak mereka bersamaan.
Neli menjalankan mobilnya dengan santai sambil bernyanyi tidak jelas, sungguh layla rindu teman-temannya ini, teman yang selalu ada saat dirinya susah maupun senang. Layla sengaja tidak memberitahu mereka kalau dirinya sudah menikah karena ia belum siap.
Sesampainya di tempat yang mereka sering kunjungi Mereka langsung masuk kedalam dan memesan minuman alkohol. "Gue mau senang-senang malam ini" kata layla sambil meminum alkohol.
"Gue juga" kata Monik dan neli.
Mereka berjoget mengikuti irigan musik yang begitu menggema di telinga. Sampai-sampai tidak menyadari kalau jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Layla masuk berat begitupun kedua temannya yang entah kemana.
Puk
PukLayla menoleh saat pundaknya ditepuk dua kali oleh seseorang. Layla menoleh matanya berbinar-binar melihat pria yang ia kenal dihadapannya. "Daniel sayang" kaget layla.
"Gue jovi" bisik jovi tersenyum tipis.
"Daniel aku pengen peluk kamu" rengek layla memeluk Jovi erat membuat sang empu melotot sempurna. Tidak lama sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis.
"Kita pergi dari sini" ajak jovi mengelus punggung layla.
Layla menggeleng. "Enggak mau pulang. Aku mau berduaan sama kamu" rengek layla menatap jovi yang menurutnya daniel.
Jovi tersenyum miring ia langsung membopong layla membawanya kesebuah hotel yang memang dekat. memesan kamar yang paling mahal di sana. "Mau bersenang-senang?" Bisik jovi.
Layla mengangguk ia melepaskan pakaian jovi mencium jovi lembut, lagi dan lagi jovi dibuat kaget namun ia langsung tersenyum lebar. "Daniel aku cinta banget sama kamu, sayang" gumam layla.
Jovi mengeram kesal. "Lagi mabuk aja masih kepikiran daniel, saya enggak terima layla." Cicit jovi.
Jovi melepaskan pakaiannya menatap layla yang terus tersenyum manis menatapnya. Jovi mengotak-atik ponselnya. "Kamu tidak akan menyesal melakukannya dengan saya?" Tanya jovi.
Layla mengangguk. "Ya. Mana mungkin aku menyesal aku cinta sama kamu, daniel" jawab layla memeluk jovi.
Jovi langsung melakukannya dengan kasar, mungkin setelah ini layla akan membencinya namun itu tidak masalah layla akan menjadi miliknya.
"Terimakasih" bisik jovi mencium singkat bibir layla. Tidak lama ia merebahkan tubuhnya di samping layla memeluk layla erat. "Setidaknya kamu tidak akan lepas dari saya" bisik jovi menatap ponselnya yang memperlihatkan video dirinya dengan layla.***
Layla terbangun dari tidurnya kepalanya rasanya pening, bubuhkan rasanya remuk menoleh kesamping menatap pria yang masih tidur sambil memeluknya. Masih belum menyadari siapa pria itu layla mengingat kejadian tadi malam matanya membulat sempurna saat menyadari kalau pria disampingnya ini bukan daniel maupun devan.
"E-enggk! I-ini enggak mungkin" ucap layla panik. "K-kak j-jovi" cicit layla menatap jovi yang masih tidur bertelanjang dada. "ENGGAK MUNGKIN" teriak layla histeris.
Karena terganggu jovi membuka matanya sayup-sayup ia melihat layla yang menangis sambil memukul kepalanya. "L-layla kamu kenapa sayang?" Tanya jovi duduk di kasur.
Layla menatap tajam jovi. "LO BILANG KENAPA?. APA YANG LO LAKUIN TADI MALAM? KAU MENODAI AKU SIALAN!" bentak layla.
Jovi tersenyum tipis. "Itu bukan kemauan aku, itu kemauan kamu sendiri" jawab jovi.
Layla menggeleng cepat. "i-itu enggak mungkin, aku ti--"
"Lihat video ini" jovi memperlihatkan video tadi malam tubuh layla lemas ia semakin menangis kencang. "KAU BAJINGAN KENAPA KAU LAKUKAN ITU SAMA GUE, APA SALAH GUE SAMA LO, KAK, HIKS" teriak layla.
"Karena gue cinta sama lo, layla. Karena gue mau lo jadi---"
"APUS VIDEO ITU SEKARANG JUGA ATAU GUE BAKAL LAPORIN LO KE POLISI"
Jovi terkekeh kecil. "Enggak bakal. Kalau mau laporin ke polisi silahkan. Lagian bukan salah gue tapi salah kamu sendiri, kalau kamu laporin ke polisi saya tinggal tunjukin video ini. Dan polisi bisa tau siapa yang salah diantara kita" kata jovi santai.
Layla menatap tajam jovi. "apa yang lo mau?" Tanya layla dingin. Perasaannya sekarang ini hancur. Ia merasa sangat jijik dengan dirinya sendiri melakukan hubungan seks dengan pria yang bukan suaminya sendiri.
Jovi mengelus pipi layla yang langsung layla tepis. "Gampang. Balikan sama saya dan turuti kemauan saya maka semuanya akan biasa saja" jawab jovi.
"ENGGAK! GUE ENGGAK MAU BALIKAN SAMA PRIA JAHAT KAYA LO---"
"Baiklah saya akan kirim video ini pada papah dan mamah kamu, supaya mereka bisa tau kelakuan anaknya seperti apa. Dan mereka---"
"Oke. Jangan berani-beraninya kirim video itu pada siapapun termasuk kedua orang tua aku" setelah mengatakan itu layla langsung memunguti pakaiannya memakainya asal. Air matanya terus mengalir deras ia sungguh membenci dirinya sendiri.
"Layla-layla. Kamu tau sendiri kalau saya akan mendapatkan apa yang saya mau termasuk memiliki kamu" gumam jovi terkekeh penuh kemenangan.
***
Layla masuk kedalam rumah disana suami dan mertuanya menunggu dirinya di sofa, terlihat jelas kalau mereka cemas dan khawatir.
"sayang kamu abis dari mana? Saya telpon-telpon kamu tidak mau Jawab" tanya devan menatap layla.
"Astaga! Layla kamu dari mana saja kami khawatir sama kamu, nak" tanya Yunita.
Layla tersenyum pedih. "M-maaf, layla bikin cemas kalian layla nginep di rumah teman layla ponsel layla mati" jawab layla bohong.
"Lay, kenapa penampilan kamu berantakan gini, kamu enggak ken---"
"Enggak. Aku masuk kamar dulu kalian jangan ganggu aku dulu" pamit layla berlari menuju lantai dua air matanya terus mengalir.
Jovi masuk kedalam dengan wajah gembiranya. "Pagi semuanya" sapa jovi tersenyum lebar.
Jeno menatap jovi. "Dari mana kamu? Kenapa tidak pulang tadi malam?" Tanya jeno.
Jovi tersenyum tipis. "Abis senang-senang, jovi masuk kamar dulu" pamit jovi melirik daniel yang terlihat cemas.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
background biru
Teen FictionLayla Yunita harus menikah dengan kakak pacarnya sendiri, atas paksaan kedua orangtuanya, pria yang tidak ia kenal. dan naasnya ia harus satu rumah dengan pacarnya, mantannya, dan suaminya sendiri. satu rumah tiga orang tiga rasa yang berbeda-beda. ...