.
.
.
.Suasana di Istana Florienz nampak sepi, tidak ada omelan Minho yang protes karena Jisoo selalu mengubah taman bunga nya jadi semak belukar, atau bentakan Dino yang memarahi Mingyu yang selalu menatap Jeonghan dengan tatapan genit nya, hingga tak jarang dia mengeluarkan pedang es nya. Oh, jangan lupakan ocehan Hoshi yang selalu mengganggunya.
Ketiga orang itu memang sudah meninggalkan istana nya, tapi bukan nya merasa tenang, Jeonghan merasa suasana yang tenang ini sedang menyembunyikan badai di istana nya. Apalagi kedua tawanan mereka masih bungkam saat di interogasi oleh nya.
Dewa cantik itu nampak berkali-kali menghempaskan nafas berat, dia sangat cemas untuk menghadapi perjamuan besok.
Waktu yang di tunggu-tunggu semua orang akan tiba.
Waktu yang membuatnya was-was di setiap hari nya.
Waktu yang membuat kepalanya terasa mau pecah dan membuatnya tidak bisa tidur.
Waktu perjamuan besok, yang akan menentukan nasib nya dan nasib seluruh istana Florienz nya.
tok tok tok !
Terdengar sebuah ketukan di luar ruangan nya, Jeonghan yang sedang melamun agak tersentak mendengar bunyi ketukan itu
" Apa aku boleh masuk Dewa?"
Aah, ternyata itu Dino pengawal setianya.
" Masuklah" sahut Jeonghan, lalu tangan mungilnya mengambil buku yang tergeletak di atas meja, berpura-pura sedang membaca nya, dia tidak mau Dino tahu keresahan hatinya, anak itu masih terlalu muda untuk tahu masalah yang di hadapinya.
Dino memasuki ruangan itu, ia menatap Jeonghan dengan sendu.
'kenapa dengan nya? apa Minho mengerjainya lagi, karena musuhnya Jisoo sudah tidak di sini' batin Jeonghan." Ada apa Dino_ya? apa Minho membuat mu kesal?" Tebak nya, berusaha menutupi kegugupan nya.
Dino menghela nafas, ia mendekati Jeonghan dengan cemberut.
" Apa kau menyesal sudah mengusir ketiga predator itu dari sini?" bukan nya menjawab, Dino malah melemparkan pertanyaan balik padanya, Jeonghan mengernyit kan kening nya, mencoba memahami pria yang lebih muda darinya itu.
" Kenapa kau bertanya seperti itu?"
" Kau membaca buku terbalik dewa?" dengus nya, " apa aku harus menjelaskan nya lagi"
Jeonghan tersenyum lebar saat menyadari dia salah membaca buku, saking panik nya tadi dia asal membawa buku itu dan membuka nya begitu saja. Niat nya ingin terlihat seperti sedang membaca buku, malah ketahuan.
" He he, tadi aku sedang memutar mutar buku ini, siapa tahu ada pesan rahasia di balik nya" ucap nya beralasan, dia kembali memutar-mutar buku itu seolah sedang mencari sesuatu, Dino memutar matanya lelah. ' Alasan macam apa itu!' dengusnya dalam hati.
" Bersiaplah, Dewa Dermos sudah menunggu mu di aula"
Jeonghan terdiam sambil menatap buku di tangan nya dengan tatapan kosong. Hatinya bimbang antara menemui nya atau tidak, untuk kali ini dia menyesali keputusan nya mengusir penyihir gila itu.
Meskipun kelakuan nya di luar nalar, tapi penyihir gila itu selalu bisa di andal kan, Jisoo nya tidak akan membiarkan dia tertekan.
" Hhhh, baiklah" keluh Jeonghan tidak bersemangat.
" Kau jangan khawatir, aku akan selalu
bersama mu" Dino berusaha menenangkan hati Dewa cantiknya, meskipun dia tahu kalau dia hanya sebatas pengawal yang kemampuan nya masih di bawah para Dewa besar seperti Dewa Phoenix dan Dewa Dermos. Tapi dia ingin Dewa Phoenix tahu kalau dia selalu sedia berada di garis depan untuk menjaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivendhell Caratland
FantasySebagian orang mungkin akan berbahagia saat dirinya d jadikan rebutan para raja dan pangeran tampan. Tapi tidak dengan Jeonghan. Kenapa, karena setiap harinya dia harus berhadapan dengan 12 pangeran bodoh yang selalu mengganggu nya. " Apa yang akan...