Jeonghan menatap hamparan hutan gersang yang membentang di depan nya, pohon di hutan itu hanya tersisa ranting-ranting nya saja. Mereka tidak mati, hanya tidak ada dedaunan yang tumbuh di dahan nya saja.
Mungkin karena udara di sana yang kelam dan dingin hingga mereka tumbuh seperti itu.
" Maaf, taman ku tidak seindah taman di istana mu, Hannie"
Raja iblis tiba-tiba memeluk nya dari belakang, ia menyandarkan kepalanya di bahu Dewa Phoenix yang tersenyum lembut sambil mengusap rambut nya pelan.
" Tidak apa-apa, lagi pula tidak ada Minho disini, tidak akan ada yang ngomel" kelakar nya, terdengar kekehan kecil di telinga nya.
Jeonghan memejamkan matanya menikmati hembusan nafas lembut di leher nya, saat sang suami tertawa.
Ya, akhirnya mereka menikah setelah Bangchan di nobatkan sebagai Dewa Dermos, pengganti Hyungwon. Dewa perang yang baru.
Karena itu Jeonghan merasa tenang meninggalkan adik nya, karena Bang chan langsung meminang Minho, bukan menikah, hanya bertunangan, karena Minho masih belum mau menikah.
Dewa phoenix bahagia, karena semua penghuni Dunia Bawah menerima nya dengan baik, meskipun dia belum menyesuaikan diri berada di sana.
Biasa nya dia akan melihat hamparan bunga warna-warni dan cahaya matahari yang cerah dan indah, sedangkan di sini, cahaya itu redup.
Di sini akan terlihat indah saat pagi dan sore hari, karena di waktu itu cahaya matahari akan berwarna kemerahan bercampur kabut hitam yang senantiasa menyelimuti wilayah ini, terlihat menakutkan memang, tapi indah.
" Kau tidak kedinginan di sini?" ucap Seungcheol lembut.
" Mm, sedikit" gumam Jeonghan.
Seungcheol melepaskan pelukan nya, lalu ia memutar tubuh Jeonghan agar menghadap ke arah nya. Di tatap nya wajah cantik itu dengan lekat. Mata nya benar-benar bersinar di antara aura hitam yang bertebaran di sana.
Benar kata paman Seokjin, Mustika Rubby dan Api suci milik Jeonghan mampu menghalau aura gelap itu, hingga Dewa Phoenix bisa hidup di Dunia nya.
" Kita masuk yuk, udara nya semakin buruk menjelang sore, aku tidak mau di serang semua klan karena kau sakit" Ucap nya.
" Ish, apaan sih, itu sangat berlebihan Cheol" Jeonghan merengut sambil mengerucut kan bibir nya.
Cup!
Seungcheol mengecup bibir itu gemas, membuat sang empu nya semakin melotot kaget, meskipun pipi nya tampak merona.
" Iblis mesum! Bagaimana kalau ada yang lihat" Omel nya kesal. Sedangkan Seungcheol hanya tertawa pelan.
" Maka nya jangan lucu-lucu, gemes tau" Kata nya sambil mencubit pipi Jeonghan.
" Cheol! Lepasin sakit tau"
" Hehe, maaf. Yuk masuk"
Seungcheol menggandeng tangan jeonghan dan membawa nya pergi dari sana. Senyum nya tak pernah luntur di wajah nya yang tampan. Dia sangat bahagia, karena akhirnya, dia bisa membawa pujaan hati nya ke istana nya setelah melewati begitu banyak rintangan.
" Hari ini mau makan apa?" Tanya nya.
" Mm, memang nya ada menu apa saja?" Jeonghan balik bertanya. Mm, kalau di pikir-pikir dia memang belum mencicipi makanan khas di Dunia Bawah ini, dia hanya memakan buah-buahan yang di berikan kepada nya.
Seungcheol nampak berpikir sejenak. " Mm, ada sup ikan piranha, atau mau steak daging beruang larva, atau_"
" Stop! Dasar iblis bodoh! Aku ngga mau makan dan aku ngga lapar" Potong Jeonghan kesal, ia bergidik ngeri, membayangkan nya saja sudah membuat nya mual, dasar bodoh. Dengan wajah cemberut dia meninggalkan Seungcheol yang kebingungan dengan perubahan sikap istri nya yang sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivendhell Caratland
FantasiaSebagian orang mungkin akan berbahagia saat dirinya d jadikan rebutan para raja dan pangeran tampan. Tapi tidak dengan Jeonghan. Kenapa, karena setiap harinya dia harus berhadapan dengan 12 pangeran bodoh yang selalu mengganggu nya. " Apa yang akan...