Seungcheol tak berhenti mengusap tangan mungil Jeonghan yang masih setia dengan tidur panjangnya. Wajah tampan nya sangat berantakan, mata sayu dengan lingkaran hitam tercetak jelas di sekitar matanya, rambutnya pun sangat berantakan, padahal baik Bang chan dan yang lainnya sudah membujuknya agar beristirahat, tapi Seungcheol menolak dengan keras. Seungcheol ingin dialah orang pertama yang di lihat Jeonghan saat dewa cantik itu terbangun nanti.
Ini adalah hari ketiga sejak Jisoo mengeluarkan racun di tubuhnya, tapi Jeonghan masih belum juga sadar, hal ini tentu saja membuat semuanya cemas. Bahkan Mingyu dan Minghao sudah kembali bersama mereka, hanya Vernon saja yang masih dalam tahap pemulihan.
" Makan lah, aku yang akan menjaga Hannie "
Tiba-tiba Wonwoo datang sambil duduk di pinggiran ranjang tempat Jeonghan berbaring. Seungcheol menggeleng lemah.
" Hannie juga belum makan, aku akan makan bersama dengannya nanti" sahut nya pelan.
" Ck! Kau bisa sakit bodoh, lihat wajahmu. Seperti gembel" dengus Wonwoo yang sudah tidak kuat melihat saudaranya seperti itu.
" Bagaimana dengan Minho? Apa anak itu masih terus menangis?"
Seungcheol mengacuhkan omelan Wonwoo, dia mengkhawatirkan Minho. Anak itu tak jauh beda dengan nya, tidak pernah absen menunggui Jeonghan, meski sesekali dia keluar karena di paksa oleh Bang chan, tapi pagi ini dia belum melihat nya.
" Bang chan sedang membawanya ke paman Seokjin, untuk membuatnya tenang" jawab Wonwoo.
" Kak, makanlah sedikit dan benahi dirimu, kau tidak ingin Hannie sedih dengan penampilan mu yang acak acakan ini kan" Wonwoo terus membujuk Seungcheol, meski hasilnya tetap sama, Seungcheol tidak beranjak di tempatnya.
" Hhh, baik lah jangan salahkan aku kalau nanti Hannie bangun berpaling kepadaku" ujar Wonwoo menyerah, Seungcheol masih diam matanya tak pernah teralihkan dari wajah teduh yang mulai merona, tidak lagi dingin dan pucat seperti kemarin.
Melihat Seungcheol diam saja, Wonwoo hanya bisa menghela nafasnya, setelah mengusak rambut Jeonghan sebentar Wonwoo pun meninggalkan kamar itu.
" Hannie, tidur mu sangat nyenyak, apa kau bermimpi indah hingga enggan untuk menemui ku lagi? Maafkan aku Han, maaf. Aku memang bodoh, hingga membuat mu terluka dan kesakitan, ku mohon bangunlah Han, beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahan ku" isak Seungcheol pilu, sejak Jeonghan terluka, dia tak berhenti mengutuk dirinya yang tidak bisa melindungi sang kekasih.
Tapi seketika matanya melebar saat tangannya merasakan gerakan lembut dari tangan Jeonghan yang berada di genggaman nya.
" Han? Hannie? Kau mendengar ku? Buka matamu sayang, aku di sini menunggumu" Bisiknya pelan penuh harap.
" Eungghh!"
Terdengar lenguhan dari bibir mungil Jeonghan, dan tak lama kemudian mata yang sejak seminggu yang lalu tertutup rapat perlahan terbuka, manik coklat yang indah itu pun bergulir dan menatap Seungcheol yang tersenyum meskipun air mata mengalir deras di wajahnya.
" Kau sudah bangun, apa mimpi mu indah?" tanya nya lembut, Jeonghan mencoba untuk tersenyum, hatinya miris melihat penampilan Seungcheol yang berantakan, tanpa ia sadari air matanya pun menetes.
" Cheol" desis nya lirih, tangan nya hendak menyentuh wajah Seungcheol, tapi pria itu malah memeluknya erat.
" Terima kasih Hannie...terima kasih sudah mau menemuiku lagi" bisiknya parau dengan isakan kecil mengiringinya.
" Ma...maafkan aku...Cheol"
Seungcheol menggeleng ribut, ia semakin erat memeluk makhluk mungil itu, seolah enggan untuk melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivendhell Caratland
FantasiSebagian orang mungkin akan berbahagia saat dirinya d jadikan rebutan para raja dan pangeran tampan. Tapi tidak dengan Jeonghan. Kenapa, karena setiap harinya dia harus berhadapan dengan 12 pangeran bodoh yang selalu mengganggu nya. " Apa yang akan...