Ukhuk...ukhuk
Hoeeek!
Jeonghan memuntahkan darah segar di mulut nya begitu Mingyu mengirim jiwanya kembali ke raganya.
Karena memang kondisi Jeonghan yang masih lemah, di tambah lagi dia keluar dari raganya lumayan lama dan mengembalikan cahaya peri kepada Minghao, hingga dia kembali memuntahkan darah nya.
Soobin yang mendengar suara itu dari balik pintu mulai panik, ia mengetuk pintu itu perlahan.
" Guru! Kau baik-baik saja!" serunya pelan.
Tidak ada jawaban dari dalam yang membuat nya semakin di landa rasa cemas.
" Guru! Katakan sesuatu...kau membuatku cemas!" tanya nya lagi sedikit berteriak, terdengar suara batuk lagi di dalam sana, Soobin menempelkan telinganya di daun pintu dan menajamkan pendengarannya.
" Soobin"
Benar saja, dia berhasil mendengar suara lirihan gurunya yang sangat lemah, tanpa pikir panjang ia mendobrak pintu itu yang memang di kunci dari dalam oleh Jeonghan tadi.
Seketika matanya membelalak lebar saat melihat pakaian putih gurunya ternoda oleh darah, dengan panik ia menghampiri gurunya.
" Guru! Kau kenapa?" tanya nya, sambil membantu Jeonghan duduk.
" Tolong ambilkan obat yang ada di lemari itu" perintah Jeonghan menunjuk ke arah lemari yang tak jauh dari ranjang nya dengan suaranya yang lemah, tanpa pikir panjang Soobin melakukan perintah gurunya, tapi begitu ia membuka lemari, tangan nya mengambang di udara, ia menatap gurunya dengan tatapan polos.
" Obatnya yang mana guru?" tanya nya sambil tersenyum canggung, saking panik nya ia berlari tanpa mendengarkan perintah gurunya sampai tuntas, Jeonghan tersenyum lembut melihat tingkah murid manis nya itu.
" Yang di botol kecil berwarna biru"
Soobin memindai setiap sudut lemari itu yang terdapat banyak botol kecil di sana, ia tidak tahu apa isi botol-botol itu, karena memang dia baru pertama kali membuka lemari itu. Matanya berbinar saat ia menemukan botol yang di maksud oleh gurunya, segera ia mengambilnya dan berlari kembali ke dekat Jeonghan.
" Ini guru"
" Terima kasih Soobin"
Jeonghan menerima botol itu, lalu membukanya dan meminum isinya, botol itu berisi ramuan yang di buat oleh Penyihir Soo, penyihir itu sengaja menimbun ramuan di sana karena dia tahu kalau sahabatnya itu keras kepala, dan dia pasti membutuhkan nya.
Jeonghan mengatur nafasnya yang tadi terasa sesak.
" Bagaimana guru, sudah membaik?" Soobin menatapnya cemas karena Jeonghan hanya diam sejak tadi.
" Sudah tidak apa-apa Soobin, oh ya, kau bisa berteleportasi?" tanya Jeonghan, Soobin mengangguk pelan tidak yakin sih, Minho memang mengajarkan nya atas perintah Jeonghan, meski Dewa itu mengajar nya dengan malas-malasan, karena itu dia merasa ilmu nya belum cukup pantas untuk di pamerkan kepada Jeonghan.
" Bisa mengantarkan ku ke Laut Dalam?"
Soobin diam sejenak, matanya agak memicing seperti sedang berpikir.
" Mm, tapi sepertinya aku hanya bisa mengantarkan salah satu dari kita saja guru" cicitnya pelan, merasa malu karena dia belum bisa menyempurnakan ilmu nya itu. Jeonghan tersenyum, ia mengelus rambut Soobin dengan lembut.
" Tidak apa-apa, guru memang hanya berniat pergi sendiri, kau berjaga saja di sini oke" katanya lembut, Soobin mengangguk lucu.
Lalu dia memejamkan matanya, setelah merapalkan sebuah mantra, tangan nya bergerak ke atas dan jemari nya berputar pelan, setelah itu muncullah lingkaran hitam dengan cahaya perak di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivendhell Caratland
FantasiSebagian orang mungkin akan berbahagia saat dirinya d jadikan rebutan para raja dan pangeran tampan. Tapi tidak dengan Jeonghan. Kenapa, karena setiap harinya dia harus berhadapan dengan 12 pangeran bodoh yang selalu mengganggu nya. " Apa yang akan...