Bab22🍀 Sisik Pelindung Raja Naga🍀

84 12 0
                                    

Minho tak berhenti menggerutu dalam hatinya, pasalnya ia benar benar di bawa terbang oleh Naga besar itu, bukan hanya di dalam laut, kini mereka terbang di atas langit yang cerah, padahal Minho sangat takut ketinggian.

" KAKEK! TURUN KAN AKU KEK!?"

Minho terus berteriak agar Naga itu menurunkan nya, tapi bukan nya di turunkan naga besar itu malah menggeram keras.

Ggrrrrr!!!

Kepala naga itu bergoyang goyang dengan keras hingga Minho semakin mengencangkan pegangan nya ke tanduk naga besar itu. Takut jatuh!.

" Kyaaa! kakek mau membunuh ku ya!"

Terdengar lagi teriakan Minho kali ini dengan suara isakan kecil mengiringinya.

" Siapa suruh masih memanggil ku kakek, bocah nakal!" Sungut Naga itu kesal.

" Maaf kek_eh paman, turunin Minho paman please...Minho takut ketinggian!" mohon Minho dengan melas. Terdengar kekehan dari naga itu, perlahan naga itu menukik ke bawah dan mendaratkan tubuhnya di atas bukit yang tinggi.

" Sudah cepat turun" perintah sang naga, Minho mencebikan mulutnya.

" Ini sih sama aja dengan berdiri di atas kepala paman" cicitnya pelan, ia meloncat dari kepala naga jelmaan Seokjin dan mendarat dengan sempurna. Setelah Minho turun Seokjin mengubah wujudnya menjadi manusia lagi.

" Sudah jangan cemberut terus, jelek tau, ntar Bang chan cari Dewa lain loh" ledek nya sambil mengusak rambut Minho gemas.

" Iih, apaan sih paman, Bang chan itu kan hanya pengawal Raja Iblis" Minho semakin mengerucutkan bibirnya.

Seokjin terkekeh geli, " Masa sih"

" Au ah, marah aku sama paman" Minho menghempaskan pantatnya di atas rumput, dengan kedua tangan melipat di depan dadanya. Ya tuhan, gemes banget sih ni anak satu, kalau saja Vernon belum tunangan sama Seungkwan bakal dia nikahin tuh anak dua. batin Seokjin. Ia lalu duduk di samping Minho.

" Hahh, sudah lama paman tidak menikmati pemandangan indah ini, paman masih ingat saat dulu, kalian sangat suka bermain di atas bukit seperti ini" desah Seokjin matanya menerawang ke depan. Minho meliriknya sekilas, lalu mengikuti arah pandang Seokjin.

" Sekarang pun kak Hannie masih suka kabur ke bukit, aku dan Dino sering kelabakan nyari nya" sahut Minho dengan suara lirih, " Tapi sekarang, kak Hannie tidak bisa melihat bukit" lanjutnya pelan, matanya mulai berkaca-kaca.

Seokjin mengusap rambut Minho lembut, " Lain kali ajak paman jika kalian ingin santai di atas bukit, paman akan membawa kalian terbang tinggi seperti tadi" ucapnya lembut, Minho sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya, tubuhnya mulai bergetar.

" Tapi...kak Hannie...!"

"Hannie akan baik baik saja, percaya sama paman, bukan kah sekarang mereka sedang mengeluarkan sisik pelindung nya, dan kakak mu akan segera sembuh" potong Seokjin masih dengan nada lembut, Minho menatap pria yang susah dia anggap sebagai ayahnya itu dengan linangan air mata.

" pa...paman...hiks, tidak sedih?" tanya nya tersendat.

Seokjin memicingkan matanya, " Kenapa harus sedih?".

Minho menundukkan kepalanya dengan masih terisak kecil.

" Kak Vernon, dia akan kehilangan sisik pelindung, itu artinya dia akan_akan...jadi_"

" Jadi naga yang cacat" sambung Seokjin karena ucapan Minho tak kunjung selesai, Minho semakin menunduk.

" Hiks, ma_maaf" cicitnya, isakan nya pun semakin keras terdengar. Seokjin memeluk Minho dengan penuh kasih sayang, tentu saja Dewa manis itu langsung menangis dengan keras di dekapan Seokjin, dekapan itu sangat hangat membuat Minho tidak sanggup lagi menahan sesak di dadanya. Dia sungguh egois, hanya demi menyembuhkan kakak nya dia harus mengorbankan seorang anak yang sangat di banggakan oleh ayahnya.

Rivendhell CaratlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang