Bagian 5: Aku? Masa Lalunya?

9 2 0
                                    

Diawal aku mengatakan kalau Putri adalah orang yang memorable buatku. Mengapa? Itu karena dia orang yang pertama kali menyadari dan memberiku pertolongan pertama sewaktu aku kecelakaan lalu tidak sadarkan diri beberapa pekan yang lalu. Kalau saja ibuku tidak cerita tentang kronologi kejadian yang menimpaku, mungkin sampai sekarang aku tidak akan pernah tahu.

Kembali ke waktu ketika aku masih di taman rumah sakit...

"Putri cerita, katanya saat itu sewaktu dia lagi lari sore, dari kejauhan dia ngeliat ada orang yang tabrakan. Orang yang dia maksud itu, kamu sama dua orang yang tidak dikenal itu," cerita ibuku.

"Karena panik sekaligus khawatir, temenmu langsung berteriak ke sekitar dengan harapan ada orang lain yang membantu kalian," sambung ibuku.

"Memang ada beberapa orang bapak-bapak yang menghampiri saat itu, secara inisiatif dia menghubungi ambulance, juga sengaja memeriksa dompetmu dengan harapan ada kontak pihak keluarga yang bisa dihubungi," sambungnya.

"Untung kamu denger saran dari Mama kalo kartu telepon rumah jangan lupa dibawa, karena bakal berguna pas kejadian kayak kemarin," pesan ibuku.

"Temenmu itu nelpon Mama dan bilang kalo kamu kecelakaan, orang tua mana yang gak panik coba ketika denger anak semata wayangnya kecelakaan. Kebetulan saat itu Papamu baru pulang kerja, Papamu juga panik ketika denger kamu kecelakaan. Ya... Mama sama Papa buruan ke TKP buat ngenjemputmu ke rumah sakit," terangnya.

"Bahkan temenmu Putri sampe ikut mengantarmu ke rumah sakit. Makanya waktu itu kamu bilang ketika baru siuman kamu ngelihat perempuan asing berada diruangan yang sama dengan Mama Papa, waktu itu sebenarnya kamu udah berada di rumah sakit selama dua hari," sambungnya.

"Dan selama kamu belum sadar, temenmu itulah yang setia jagain kamu dirumah sakit, bahkan tengah malem dia rela-relain dateng ke rumah sakit cuma buat ngenjagain kamu," sambungnya.

"Mama sama Papa pikir awalnya perempuan yang namanya Putri itu pacarmu, tapi dia malah bilang kalau rupamu mengingatkannya akan temen lamanya. Dia pikir awalnya kalian kembar, Mama juga gak tahu soal itu!" jelasnya.

Aku tidak bisa berkata-kata setelah mendengar ibuku bercerita mengenai dirinya. Aku tidak habis pikir, bisa-bisanya selama dua hari aku dirawat di rumah sakit belum sadarkan diri, dia turut menjagaku bersama ibuku. Padahal aku belum terlalu mengenalnya, mungkin juga sebaliknya.

Tapi untuk sekelas orang yang baru pertama kali dikenalnya, apakah tindakan yang dilakukannya itu terlalu berlebihan? Ini mungkin ada kaitannya dengan yang diceritakan ibu terakhir kali sebelum menutup pembicaraan, mengenai kesamaanku dengan teman lamanya. Apa mungkin anggapan soal manusia yang mempunyai tujuh kembaran didunia itu benar adanya? Kejanggalan-kejanggalan ini semakin menambah daftar pertanyaan di otakku, apa mungkin selama ini Putri menyimpan sebuah rahasia besar yang semua orang belum tahu?

Balik lagi ke kejadian di sekolah...

Putri berlari meninggalkan kelas entah menuju kemana, sementara aku berusaha mengejarnya dari belakang, sedikit menjaga jarak aman agar dia tidak mencurigai kalau ada orang yang membuntutinya. Bisa kudengar dengan jelas kalau dia berlari sambil menangis, namun mirisnya tidak ada seorangpun yang peduli akan hal itu, meskipun mereka menyadari dan melihatnya secara langsung. Sementara aku yang mengejarnya, malah hampir semua anak yang kulewati sadar dan memerhatikanku dengan tajam. Asli dah! Gak abis pikir gua!

Pelariannya bermuara disamping lapangan voli, yang kebetulan saat itu lapangannya masih kosong dan memang jarang dilewati sama anak-anak karena terletak dibelakang sekolah.

Setibanya disana, dia terduduk dan menangis sejadi-jadinya, sementara aku mengintip dari balik tembok bangunan yang letaknya tidak begitu jauh dari lapangan voli.

Janji Kita; Senyumlah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang