Chapter 09

1.9K 38 3
                                    

Brak!

“Akh!”

Yeonjun mengerang kesakitan setelah aksi heroiknya berusaha mendobrak pintu di depan pacar tercinta. Karina yang khawatir langsung memegangi pundaknya, sepertinya Yeonjun memang sakit betulan karena pintu itu masih kokoh di tempatnya.

“Yeonjun, kau gak apa-apa?”

Lelaki itu buru-buru mengubah raut wajahnya, kalau jujur jelas saja ia gengsi. “Gak apa-apa, Sayang. Aku kan laki-laki. Aku kuat. Hehehe...”

Taehyun memutar bola matanya malas. Bukan karena ia ngenes sendiri melihat orang pacaran, tapi karena aksi Yeonjun barusan itu memanglah konyol.

“Tae, ayolah bantu aku mendobrak ini! Diam mulu kayak sapi ompong! Kita harus keluar dari sini secepatnya!” amuk Yeonjun yang sudah mengambil ancang-ancang lagi.

“Saranku ya, sebelum berusaha caper itu cobalah segala sesuatunya dipikirkan dulu matang-matang.”

“Maksudmu?”

“Arah dobrakanmu itu ke luar, sementara engsel pintunya jelas-jelas ada di dalam. Pintu ini terbuka ke arah dalam. Heran, gitu aja gak paham.”

Yeonjun melongo sebentar, dan saat dilihat ternyata benar. Ia cengengesan malu kepada Karina yang hanya menatapnya datar. Sialan, gara-gara mulut blak-blakan Taehyun ia jadi kelihatan bodohnya di depan pacar.

“Kalau seperti ini berarti kenop pintunya yang harus dirusak.” Karina bangkit dan mengambil tongkat baseball yang dibawa Bahiyyih tadi. Ia bersyukur karena bocah itu sepertinya tak sadar dan malah meninggalkannya di sini.

Brak!

“Ck! Kalian berdua ayolah bantu aku! Bengong mulu kayak sapi ompong!”

Kedua lelaki itu terkesiap karena bentakan Karina barusan. Mereka langsung berusaha menghancurkan kenop tersebut meskipun hanya menggunakan kekuatan seadanya.

Namun orang bijak sering bilang bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil, dan semua itu terbukti. Pintu tersebut akhirnya terbuka, dan mereka langsung bergegas mencari yang lain.

Nama Soobin, Giselle, dan Ningning diteriakan mereka silih bergantian. Berharap mendapat sahutan.

Yeonjun mewanti-wanti jangan sampai mereka terpisah. Ia pun menggenggam tangan Karina dan meminta Taehyun agar tetap di dekatnya.

“NING, KAU DI MANAAA?” teriak Taehyun sambil menoleh ke segala arah yang semuanya remang-remang. “NING, KAU MENDENGARKUUU?”

“Taehyun... Kau kah itu?”

“Ningning?” matanya yang sudah belo itu kini membelalak. “NING? KAU MENYAHUTIKU? NING, KAU DI MANAAA?”

Yeonjun dan Karina mengernyit heran melihat perilaku Taehyun yang mendadak ribut. Saat ditanyakan ada apa, katanya dia mendengar suara Ningning. Padahal dari tadi juga hanya hening, mereka tidak mendengar suara apapun.

“Tae, dengarkan aku dulu! Dengarkan aku! Nggak ada suara apa-apa. Nggak ada yang menyahuti teriakan kita.”

“Nggak, Yeonjun! Aku berani sumpah, itu suara Ningning! Dia memanggil namaku, masa iya kalian berdua nggak dengar?!”

“Nggak, Taehyun! Suara itu hanya ada di dalam kepalamu!”

“Suaranya semakin mendekat! NING, AKU DI SINI, NING! AKU DI SINI!”

Karina mencengkram kuat lengan Yeonjun. Ia jadi merinding sendiri melihat Taehyun yang mulai jelalatan.

“Taehyun, sadar! Itu bukanlah— TAEHYUN! TAEHYUN, MAU KE MANA KAU?! TAEHYUN! AAARRRGGGHHH!”

Panti Asuhan || AESTXT [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang