Chapter 14

1.2K 32 0
                                    

Tep!

Tak ada angin dan tak ada pula yang meniupnya, mendadak lilin-lilin yang menjadi sumber penerangan di sana padam semua.

Ketiga pasangan itu sontak mengurai masing-masing pelukannya. Mereka yakin kalau ini adalah pertanda buruk.

“Kita harus keluar dari sini!” Giselle meraih karung serta liontin itu dan mengikatnya kembali seperti semula.

Di sinilah kengerian mulai terjadi. Sepasang tangan berkuku runcing tiba-tiba muncul dari belakang dan mencekiknya. Giselle terbatuk merasakan sesak. Untuk yang ketiga kalinya lagi-lagi dia yang menjadi korban.

“Uhuk! Uhuk! T-tolong...”

Soobin kalap bukan main. Dia dan Yeonjun langsung berusaha melepaskan cengkraman itu. Namun tiba-tiba hal ghaib lainnya terjadi pada Karina dan Ningning. Ada yang menarik kaki kedua wanita itu sehingga mereka terseret-seret di lantai.

“TOLOOOOOOOOOOONG...”

Jeritan keduanya menggema sampai akhirnya tubuh mereka terbentur pada dinding. Belum sampai di sana, makhluk-makhluk astral kini nampak merangkak keluar dari berbagai sudut mendekati mereka.

“KARINAAAAAAAAA...” Yeonjun sadar bahwa Giselle masih memerlukan bantuan, tapi gadisnya di sana tergeletak sendirian dan sekarang mau ditindih setan.

Maka dengan berat hati akhirnya dia lebih memilih untuk menyelamatkan Karina. Meninggalkan Soobin yang kini berjibaku sendirian karena Taehyun sudah sedari tadi berada di samping Ningning guna melindunginya.

“Mereka terlalu banyak! Kita berenam benar-benar ditumbalkan di ruangan ini!” kalap lelaki bermata belo itu setelah dengan brutal menginjak-injak tangan pucat yang mencengkram betisnya.

Yeonjun yang melihat aksi Taehyun kini ikut-ikutan. Ibarat tokoh kartun Tasmanian Devil, dia mengamuk di sekitar Karina dan menginjak tangan dari makhluk-makhluk itu tak kalah anarkisnya. Mulutnya juga meracau tak karuan lalu kakinya menendang ke kiri dan ke kanan.

“Yeonjun, kau hampir menendang wajahku!” protes Karina yang masih terduduk di lantai. Ketimbang melihat setan, dia jadi lebih takut melihat aksi lelakinya yang seperti orang kesurupan.

“Oh? Maaf, Sayang.”

“Kita kalah jumlah! Kalau kita gak keluar kita benar-benar akan habis di sini!” teriak Taehyun lagi yang mulai kewalahan.

Krak!

Soobin yang keluar semua tenaganya itu akhirnya bisa membebaskan Giselle. Tangan berkuku runcing yang tidak kelihatan siapa pemiliknya itu akhirnya terlepas, dengan beberapa jemarinya yang nampak patah karena dia menariknya secara paksa.

“Rina, tangkap!” meskipun masih merasa sesak, dengan cepat Giselle mengambil karung itu lalu melemparkannya kepada Karina yang memiliki jarak terdekat ke pintu keluar.

Karina menangkapnya dengan baik, dan alhasil kini setan-setan itu malah beralih kepadanya semua. Sepertinya makhluk-makhluk tersebut tidak ingin karung itu dibawa keluar.

“Ayo, Ning!” Taehyun membantu Ningning berdiri dengan setengah menyeretnya, karena di sebelah sana ada sosok seram yang hampir saja meraih kakinya.

Akhirnya dengan susah payah keenamnya berhasil juga menyelamatkan diri. Mereka kini berlari mengikuti Yeonjun yang beruntungnya masih hafal dengan rute yang tadi ia lalui bersama Karina untuk keluar dari area bawah tanah ini.

Bruk!

Setelah berada di lantai utama rumah megah itu, Giselle ambruk tak kuat lagi menopang tubuhnya sendiri. Bagaimana tidak? Telapak kakinya yang terluka karena pecahan beling dipaksa untuk berlari.

“Ya ampun, Gi? Gigi?!”

“Aku baik-baik aja, Bin. Sungguh...”

Kabar baiknya adalah makhluk-makhluk seram itu tidak menyusul mereka hingga ke sini. Keadaan sekarang juga nampak lebih normal. Soobin menggendong Giselle dan membawanya menuju sofa, yang lain pun mengikutinya.

Tidak ada yang memecah keheningan, mereka  masih syok karena kejadian mengerikan barusan. Ningning terisak kecil sedangkan Karina hanya memeluk karung usang itu dengan tatapan yang kosong.

Taehyun menarik taplak meja dan menyerahkannya kepada Soobin. “Ikat telapak kakinya Giselle. Seenggaknya ini akan menahan darahnya.”

Soobin mengangguk dan mulai melakukannya. Yeonjun melihat ke arah jam dinding besar yang dipasang di salah satu sudut. Matanya runcingnya memicing dan mendapati sekarang sudah hampir jam satu dini hari.

“Apa langkah kita selanjutnya? Terus apa yang harus kita lakukan dengan karung itu?” tunjuknya pada benda yang dipeluk kekasihnya.

“Aku rasa mereka ingin kita mengubur tulang belulang ini.” jawab Karina. “Yeonjun, coba ingat lagi kalimat random anak-anak itu saat mereka berusaha mengarahkan kita ke ruang bawah tanah.”

Yeonjun terdiam sejenak. Suara-suara para bocah itu kembali terngiang di kepalanya ibarat kaset rusak.

“Mereka meminta kita menguburkan tulang belulang itu, dan batas waktunya adalah sampai terbit fajar?” terkanya yang dibalas anggukan oleh Karina.

“Ya, sedangkan sekarang udah hampir jam satu. Kalau ini milik Haerin, lantas di manakah letak kelima karung lainnya?”



























.

.

.

TBC

Panti Asuhan || AESTXT [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang